Jokowi: Jangan sampai Indonesia maju teknologi, mundur dari peradaban
Pria kelahiran Solo, Jawa Tengah ini menekankan, seluruh rakyat Indonesia jangan mudah terjebak pada ujaran kebencian, fitnah, dan hoaks. Menurutnya, perilaku fitnah dan saling membenci bukan ajaran nenek moyang dan para pendiri bangsa.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka Festival Keraton dan Masyarakat Adat Asean (FKMA) Asean. Acara digelar di Keraton Sumenep, Madura, Jawa Timur.
Jokowi tiba pukul 15.50. Dia didampingi Ibu Negara Iriana. Keduanya menggunakan baju adat Jawa Tengah. Hadir juga Menteri Pariwisata Arief Yahya.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Siapa yang mengunjungi Presiden Jokowi di Indonesia? Presiden Jokowi menerima kunjungan kenegaraan dari pemimpin Gereja Katolik sekaligus Kepala Negara Vatikan, Paus Fransiskus, di Istana Merdeka, Jakarta, pada Rabu, 4 September 2024.
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Kapan Pasar Jongke diresmikan oleh Presiden Jokowi? Pada Sabtu (27/7), Presiden Jokowi meresmikan Pasar Jongke yang berada di Laweyan, Kota Surakarta.
"Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, saya buka Festival Keraton dan Masyarakat Adat Asean ke V," kata Jokowi di Keraton Sumenep, Jawa Timur, Minggu (28/10).
Jokowi berpesan, seluruh hadirin FKMA harus menjaga persatuan, persaudaraan dan kerukunan. Jokowi menyebut, tiga hal itu merupakan aset terbesar bangsa Indonesia.
Jokowi juga mengingatkan, meski berbeda agama, suku, adat, dan tradisi, seluruh rakyat Indonesia harus saling menghargai.
"Betapa kita bisa melihat sekarang ini perbedaan kita. Beda agama, adat, tradisi, suku. Inilah anugerah yang diberikan Allah kepada kita bangsa Indonesia. Berbeda suku, agama, adat, tradisi tapi ini akan jadi potensi dan kekuatan apabila kita bersatu, rukun," jelas dia.
Pria kelahiran Solo, Jawa Tengah ini menekankan, seluruh rakyat Indonesia jangan mudah terjebak pada ujaran kebencian, fitnah, dan hoaks. Menurutnya, perilaku fitnah dan saling membenci bukan ajaran nenek moyang dan para pendiri bangsa.
"Itu tidak diajakan nenek moyang, leluhur, para sultan dan kerajaan kita yang lalu. Mari majukan peradaban yang terhormat dan beradab," kata dia.
Jokowi menegaskan, kemajuan bangsa di bidang teknologi harus disertai dengan kearifan lokal. Jangan sampai kearifan lokal perlahan-lahan punah digilas zaman.
"Jangan sampai Indonesia maju dalam teknologi tapi mundur dalam kebudayaan, peradaban. Jangan sampai terjadi. Kemajuan harus terus berakar pada kearifan lokal," pesannya.
FKMA yang diikuti 300 raja dan sultan dari seluruh Nusantara ini bertujuan menjaga tali silaturahmi antarkeraton, serta meningkatkan peran sebagai warisan budaya bangsa. Perhelatan FKMA didahului dengan kegiatan road show di lima Keraton, yakni Solo, Medan, Mempawah, Ternate, dan Denpasar.
FKMA ini merupakan kali kelima setelah digelar di Bandung, Jawa Barat pada tahun lalu. Berbeda dengan sebelumnya, FKMA ini tidak hanya menampilkan budaya keraton dari berbagai daerah, tapi juga budaya luar negeri.
Baca juga:
Jelang laga lawan Jepang, Presiden Jokowi minta timnas U-19 beri yang terbaik
Presiden Jokowi kecam serangan Israel yang rusak RS Indonesia di Gaza
Presiden Jokowi soal peringatan Sumpah Pemuda: Di tangan pemuda, Indonesia maju
Demokrat: Jokowi merasa sudah di atas angin, tidak perlu pencitraan lagi
Didampingi Ma'ruf Amin, Jokowi lepas kirab santri di Alun-alun Sidoarjo
Dampingi Jokowi di Tol Suramadu, ulama Madura teriak 'hidup nomor 1'