Jokowi Minta Kapolri dan Panglima TNI Cegah Lonjakan Kasus Harian Covid-19
Jokowi langsung memerintahkan TNI dan Polri untuk menekan kasus Covid-19 karena melihat peningkatan kasus hingga mencapai 56.000 per hari.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelaskan virus Covid-19 tidak terlihat. Hal tersebut terlihat dari kasus seringkali melonjak dari hari ke hari di seluruh provinsi di Indonesia.
"Sampai di 18 Mei itu 3.500 per hari tetapi begitu muncul di Kudus, Bangkalan saat itu di luar deteksi kita, karena kita lihat itu di Jakarta, Indramayu dan di Medan, munculnya di tempat lain," ungkapnya saat memberikan arahan arahan kepada para Forkopimda seluruh Jawa Timur di Madiun, Jawa Timur dalam akun Youtube sekretariat presiden yang baru diunggah pada Jumat (20/8).
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Apa isi dari gugatan terhadap Presiden Jokowi? Gugatan itu terkait dengan tindakan administrasi pemerintah atau tindakan faktual.
-
Kapan Presiden Jokowi meresmikan Bandara Panua Pohuwato? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan Bandar Udara Panua Pohuwato di Provinsi Gorontalo.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Apa yang menjadi sorotan utama Presiden Jokowi tentang pangan di Indonesia? Sebelumnya, Presiden Jokowi pernah menyoroti permasalahan pangan di Indonesia, bahwa permintaan selalu meningkat karena populasi yang terus bertambah.
Jokowi langsung memerintahkan TNI dan Polri untuk menekan kasus Covid-19 karena melihat peningkatan kasus hingga mencapai 56.000 per hari. Dia tidak ingin lonjakan kasus seperti di India juga terjadi di Indonesia.
"Karena memang barang ini enggak kelihatan, langsung melompat ke 56.000. Dan bahkan tim yang ada di kanan kiri saya bilang, 'Pak kalau ini tidak bisa dihentikan pak, Agustus itu akan muncul 80.000, September itu 160.000 kalau tidak bisa dihentikan, bisa di atas India,'," ungkapnya.
"Hingga saat itu, saya sampaikan kepada Panglima TNI dan Kapolri tidak ada kerjaan lain, yang ada menghentikan ini jangan sampai melompat ke 80.000 melompat 160.000. Sekali lagi hati-hati mengenai ini," tambahnya.
Oleh sebab itu, dia berharap Forkopimda Jawa Timur berhati-hati menangani masalah pandemi sekarang. Para forkopimda diminta bertanggungjawab atas penanganan Covid-19 di wilayahnya masing-masing.
"Semua bertanggungjawab di wilayahnya masing-masing kemudian Pangdam, Kapolda. Saya minta gerakan Wadandim, agar menyelesaikan terutama yang berkaitan dengan isoter. Kurangi isoman, ditarik ke isolasi yang terpusat. Ini akan sangat mengurangi sekali laju penyebaran," ungkapnya.
Baca juga:
Alodokter Siap Dampingi Pasien COVID-19 Melalui Fitur Telekonsultasi Dokter Pribadi
Kemenkes: Total Varian Delta di Indonesia 894, Ini Jumlah Sebaran di 29 Provinsi
Klinik dan Laboratorium di Jatim Turunkan Tarif PCR, Warganet Curhat Masih Mahal
Update Pasien Covid-19 di RSD Wisma Atlet Kemayoran Jakarta
Covid-19 Diklaim Menurun, Bupati Bogor Sebut Daerahnya Layak PPKM Level 3