Jokowi Minta Pengusaha Tambang Peduli Lingkungan
Jokowi menegaskan, tanah bekas tambang juga harus segera direklamasi.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) buka suara mengenai maraknya tambang batu bara di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Jokowi mengingatkan pentingnya kepedulian lingkungan bagi para pengusaha batu bara.
"Yang paling penting perusahaan pertambangan itu harus peduli pada lingkungan," kata Jokowi di Pasar Sanggam Adji Dilayas, Kabupaten Berau, Kamis (26/9).
- Jokowi Bakal Beri Penghargaan Tujuh Satker Polri Tanda Kehormatan Nugraha Sakanti
- Jokowi Setujui Pembentukan KEK Setangga Kalsel, Luasnya 668,3 Hektare
- Jokowi Ingatkan Kepala Daerah soal 'Neraka' Iklim: Suhu akan Capai Rekor Tertinggi 5 Tahun ke Depan
- Jokowi Peringatkan KPU: Keteledoran Berbahaya, Berdampak Besar pada Politik!
Kepala Negara lalu menegaskan, tanah bekas tambang juga harus segera direklamasi. Menurutnya, hal ini adalah kewajiban.
"Kemudian reklamasi kalau sudah ditambang itu harus, itu kewajiban, nggak boleh ditawar-tawar urusan reklamasi," ucap Jokowi.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia menegaskan, akan menindak tegas tambang-tambang yang tidak mematuhi kaidah pertambangan sesuai ketentuan pemerintah.
"Saya minta tolong lingkungan dijaga. Kalau sampai tidak menaati lingkungan yang baik, saya lagi menyusun dengan Pak Dirjen (Minerba) untuk bagaimana caranya agar teman-teman bisa tertib," kata Bahlil, Rabu (25/9) malam.
Dia menegaskan pentingnya menjaga lingkungan sebagai bagian dari kepatuhan terhadap kaidah teknik pertambangan yang baik. Bahlil menyebutkan bahwa dia tengah menyusun aturan bersama dengan Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian ESDM.
Aturan tersebut ditujukan untuk menertibkan pelaku usaha pertambangan yang belum sepenuhnya mematuhi ketentuan yang berlaku. Bahlil juga menggarisbawahi pentingnya disiplin dari pihak pengusaha pertambangan dalam menerapkan kaidah yang telah ditetapkan.
Dia juga meminta agar perusahaan-perusahaan tambang, baik yang bergerak di sektor nikel, batu bara, maupun mineral lainnya, lebih memperhatikan kaidah-kaidah yang telah ditetapkan pemerintah.Menurut dia, penerapan kaidah yang baik tidak hanya bertujuan menjaga lingkungan, tetapi juga menjamin keberlangsungan usaha pertambangan itu sendiri.
Dia juga menyatakan tidak berniat bersikap keras terhadap pengusaha pertambangan selama mereka mematuhi aturan. Namun, jika masih ada yang melanggar, Bahlil menegaskan dirinya siap untuk mengambil tindakan tegas demi menjaga keberlanjutan sektor tambang dan lingkungan.
"Saya tidak ingin zalim sama teman-teman pengusaha. Tapi juga teman-teman pengusaha tolong ikuti aturan lingkungan yang baik supaya ada keberlangsungan," ucapnya.
Bahlil juga mengajak seluruh pelaku usaha pertambangan untuk melakukan introspeksi dan memperbaiki cara kerja mereka, terutama dalam hal kepatuhan terhadap aturan lingkungan. Menurut dia, meskipun tidak semua pelanggaran dapat dihentikan secara instan, langkah-langkah perbaikan bertahap tetap harus dilakukan.Sebagai mantan pengusaha,
Bahlil menekankan bahwa dirinya memahami tantangan yang dihadapi dunia usaha. Namun, dia menegaskan bahwa pemerintah tidak akan mentolerir pelanggaran yang merusak lingkungan dan tidak sesuai dengan aturan yang berlaku.
Dirinya siap mengambil tindakan tegas jika masih ada perusahaan yang tidak patuh. Dalam menjalankan tugasnya, Bahlil menyampaikan bahwa dia mendapat arahan langsung dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden terpilih Prabowo Subianto untuk menertibkan perusahaan tambang yang tidak taat aturan.
Penegakan aturan ini, menurut dia, bukan hanya sekadar tugas, tetapi juga sebagai upaya menciptakan industri pertambangan yang lebih berkelanjutan.
"Karena saya diperintah oleh Bapak Presiden Jokowi maupun Presiden (terpilih) Prabowo untuk menertibkan yang tidak tertib. Yang sudah setengah tertib kita naikkan skala prioritasnya untuk tertib. Tapi kalau semua rusak sama sekali. Ya terpaksa saya eksekusi dengan cara-cara lama," kata Bahlil.