Jokowi: Perguruan Tinggi Perlu Relaksasi Kurikulum Jadi Fleksibel
Dia meminta perguruan tinggi mengubah orientasi menyelesaikan masalah atau problem solving dan memiliki kemampuan memberi dampak ke masyarakat (impact making). Para dosen diharapkan tidak hanya memberi pelajaran melalui teks saja, namun juga memfasilitasi mahasiswa turun ke lapangan.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi menekankan pentingnya perguruan tinggi merelaksasi kurikulum agar menjadi lebih fleksibel. Menurutnya, pandemi Covid-19 adalah momentum tepat untuk memperbaiki ekosistem pendidikan nasional.
"Perguruan tinggi perlu merelaksasi kurikulum dari yang kaku menjadi fleksibel, membuka diri terhadap paradigma-paradigma baru, terhadap cara-cara yang lebih responsif dari mono menjadi multi, dari mono menjadi inter, bahkan transdisipliner," kata Jokowi saat peluncuran Kebijakan Merdeka Belajar, Selasa (3/11).
-
Apa yang dilakukan Jokowi saat kuliah? Semasa kuliah, Jokowi juga aktif tergabung dengan UKM pencinta alam.
-
Kapan Presiden Joko Widodo menyelesaikan pendidikannya di Universitas Gadjah Mada? Masuk kuliah pada 1980, ia berhasil menyelesaikan pendidikannya 5 tahun berselang.
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Kapan Presiden Jokowi meresmikan Bandara Panua Pohuwato? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan Bandar Udara Panua Pohuwato di Provinsi Gorontalo.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
Dia meminta perguruan tinggi mengubah orientasi menyelesaikan masalah atau problem solving dan memiliki kemampuan memberi dampak ke masyarakat (impact making). Para dosen diharapkan tidak hanya memberi pelajaran melalui teks saja, namun juga memfasilitasi mahasiswa turun ke lapangan.
"Perguruan tinggi yang baik adalah perguruan tinggi yang membangun ekosistem merdeka belajar dan materi dan media belajar yang terbuka luas," ujarnya.
Jokowi mengatakan standar normalitas baru tersebut harus dirumuskan dalam berbagai kebijakan. Misalnya, kebijakan mengenai Key Performance Indicators (KPI) dosen, kebijakan program prioritas perguruan tinggi, alokasi anggaran, hingga kebijakan infrastrukturnya.
"Termasuk berbagai SOP baru yang harus dirumuskan," ucapnya.
Di awal abad digital ini, kata Jokowi, berbagai riset dan pengembangan teknologi di bidang digital seharusnya mendapat prioritas. Beragam teknologi digital, big data analytic, dan artificial intelligence dapat dimanfaatkan di berbagai aspek kehidupan.
"Perguruan tinggi harus berlomba-lomba agar inovasi digital bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat dan kemajuan bangsa," jelasnya.
"Misal dimanfaatkan untuk pengembangan kemandirian pangan, kemandirian energi, dan pengembangan kewirausahaan UMKM di berbagai sektor," sambung Jokowi.
Selain itu, dia meminta agar perguruan tinggi menciptakan terobosan baru dan membangun iklim kompetitif untuk meningkatkan daya saing. Jokowi mendorong perguruan tinggi berani melakukan perubahan dan tak terjebak pada rutinitas.
"Perguruan tinggi harus punya waktu, harus punya energi, harus punya keberanian untuk melakukan perubahan, harus terus menerus mengembangkan inovasi dengan memanfaatkan IPTEK, menciptakan generasi unggul untuk menciptakan Indonesia maju," tutur Jokowi.
Reporter: Lisza Egeham
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Mendikbud Nadiem: Kita Harus Ubah Cara Belajar Demi Masa Depan
Ratusan Siswa dan Guru SMP di Solo Lakukan Rapid Test Sebelum KBM Tatap Muka
Antisipasi Penularan Covid-19, Siswa SMA di Solo Simulasi KBM Tatap Muka
Jogo Siswa, Kisah Solidaritas Sosial di Lereng Gunung Slamet
PDIP DPRD DKI Desak Guru Intoleran di SMAN 58 Dihukum Sesuai UU ASN
Perbedaan Data Primer dan Sekunder dalam Penelitian, Ketahui Karakteristiknya