Jokowi: Satu Negara Maju di Eropa Anak Sekolah Sudah Tak Sarapan karena Kekurangan Pangan
Jokowi memaparkan, 77 juta ton stok gandum yang berhenti di Ukraina karena perang.
Jokowi bicara pentingnya kedaulatan pangan
Jokowi: Satu Negara Maju di Eropa Anak Sekolah Sudah Tak Sarapan karena Kekurangan Pangan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan, banyak negara-negara di dunia kesulitan mengimpor gandum imbas perang Ukraina-Rusia.
Akhirnya, banyak anak-anak sekolah di Eropa sudah tidak bisa sarapan pagi.
Mulanya, Jokowi memaparkan, 77 juta ton stok gandum yang berhenti di Ukraina karena perang. Sedangkan, di Rusia ada 130 juta ton gandum yang tak bisa diekspor karena keamanan laut.
- Jokowi Sebut Ada Ketimpangan Sarana Prasarana Sekolah Antara di Kota dan Daerah
- Ungkapan Kekecewaan 2 Sahabat Dekat Jokowi, Usai Gibran Jadi Cawapres Prabowo
- Jokowi Puji SMK Negeri Jateng untuk Siswa Tak Mampu di Semarang, Minta Nadiem Perluas ke Daerah Lain
- Momen Akrab Jokowi dan Anak-Anak Papua: Bikin Kuis Matematika dan Ditanya Soal Ibu Kota
Imbasnya negara lain tidak bisa impor gandum dari dua negara itu.
"Artinya total dari 2 negara itu yang tidak bisa keluar gandumnya 207 juta ton. Yang terjadi adalah di Afrika, di Asia maupun di Eropa sendiri kekurangan pangan itu betul-betul nyata dan terjadi, harga yang naik secara drastis," kata Jokowi di Rakernas PDIP, Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Jumat (29/9).
Jokowi lalu mengatakan bahwa banyak anak-anak sekolah di Eropa sudah tak bisa sarapan. Hal itu terjadi karena negaranya kekurangan bahan pangan.
"Bahkan kemarin saya membaca di sebuah berita di satu negara maju di eropa anak-anak sekolah banyak yang sudah tidak sarapan pagi,"
kata Jokowi.
merdeka.com
"Perang ukraina kelihatannya perang dan jauh dari kita, tapi ternyata gandum yang tadi disampaikan ibu Mega, gandum kita,
kita impor gandum itu 11 juta ton dan hampir 30 persen dari Ukraina dan Rusia krn disana memang produsen gandum terbesar dunia,"
kata Jokowi.
merdeka.com