Jual Surat Rapid Tes Antigen Palsu, Mahasiswa di Jember Diringkus Polisi
"Tersangka sudah melakukan perbuatan pidananya sejak 25 Desember 2020 lalu. Yang bersangkutan juga berstatus mahasiswa,"
Imam Baihaki (24), seorang mahasiswa di Jember diringkus Tim Cyber Ditreskrimsus Polda Jatim. Dia diduga terlibat jual surat hasil rapid tes antigen palsu. Dalam kurun tak sampai sebulan, tersangka berhasil menjual surat rapid palsu pada 44 orang.
Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Gatot Repli Handoko mengatakan, tersangka warga Dusun Krajan III, Kelurahan Jombang, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jember ini diketahui masih berstatus mahasiswa.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
-
Siapa yang dinyatakan positif Covid-19 pertama di Indonesia? Menurut pengumuman resmi dari Presiden Joko Widodo, kasus Covid-19 pertama di Indonesia terjadi pada dua warga Depok, Jawa Barat, yang merupakan seorang ibu berusia 64 tahun dan putrinya berusia 31 tahun.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Ia melakukan proses jual beli surat rapid tes antigen palsu sejak 25 Desember 2020 lalu, hingga akhirnya ditangkap polisi.
"Tersangka sudah melakukan perbuatan pidananya sejak 25 Desember 2020 lalu. Yang bersangkutan juga berstatus mahasiswa," kata Gatot, Senin (11/1).
Sementara itu, Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Jatim Kombes Pol Farman mengatakan, modus operandi yang dilakukan tersangka adalah, pada Desember 2020, tersangka memposting di media sosial (Facebook) soal jasa pembuatan hasil rapid tes antigen dan antibody palsu.
Dari hasil postingan itu ada sekitar 20 orang yang memesan surat yang dibuat tersangka. Dari pemesanan itu, tersangka mendapatkan keuntungan sekitar Rp1,5 juta.
Bahkan, momentum pilkada serentak yang berlangsung pada desember lalu juga turut dimanfaatkan tersangka. Tersangka yang menjadi panitia pengawas kecamatan (Panwascam), melayani pembuatan hasil rapid tes palsu pada 24 orang. Padahal, 24 orang itu diketahui reaktif dari hasil rapid tes asli.
"Tersangka lantas membuatkan hasil rapid tes yang diatas namakan Klinik Nurus Syifa, dengan harga per lembar Rp400 ribu," tegasnya.
Ia menambahkan, jika dihitung dari 25 Desember 2020 sampai pada akhirnya ditangkap, tersangka sudah mengeluarkan hasil rapid tes sebanyak 44 lembar. Dari tangan tersangka polisi berhasil mengamankan barang bukti satu unit laptop dan hanphone.
"Tersangka dijerat dengan pasal 51 Jo pasal 35 UU ITE dengan ancaman hukuman 12 tahun penjara, dengan denda 12 miliar, Jo pasal 263 KUHP dengan ancaman hukuman 6 tahun penjara," tambahnya.
Baca juga:
50 Penumpang Garuda Indonesia Terbang dari Makassar Gratis Rapid Antigen
Tak Wajibkan Rapid Test, Tiket Bus Trayek Ini Ludes Diborong Pemudik
Tak Wajib Rapid Test, Pemudik di Gunungkidul Pilih Balik ke DKI Naik Bus AKAP
Polda Yogyakarta Mulai Gunakan GeNose untuk Deteksi Covid-19
Tes Antigen Bagi Pendatang di Terminal Kampung Rambutan