Jubir Kemenag Tegaskan Yaqut Tak Mangkir Panggilan Pansus Haji: Menag Sedang Jalankan Tugas Negara
Dia menegaskan, Yaqut kini tengah bertugas di luar negeri.
Juru Bicara Kementerian Agama (Kemenag) RI Sunanto membantah tuduhan bahwa Menteri Agama (Menag) RI Yaqut Cholil Qoumas mangkir dari panggilan Panitia Khusus (Pansus) Angket Haji yang dibentuk oleh DPR. Dia menegaskan, Yaqut kini tengah bertugas di luar negeri.
"Menag tidak mangkir dari undangan Pansus Angket Haji. Menag saat menerima undangan sedang berada di luar negeri untuk menjalankan tugas negara. Hal ini juga sudah dijelaskan Menag secara tertulis kepada Pansus Angket Haji DPR," kata Sunanto, Senin (23/9).
- Menag Yaqut Bantah Permainkan Kuota Haji 2024, Siap Ditindak Jika Terbukti Terlibat
- Menag Yaqut Klaim Tak Terima Panggilan dari Pansus Haji: Apakah Suratnya Salah Alamat
- Menag Yaqut Minta Maaf saat Sambut Kedatangan Jemaah Haji: Jika Ada Kekurangan, Kami Mohon Dimaafkan
- Menag Yaqut Akui Ada Kekurangan Pelaksanaan Haji 2024: Kita Ini Manusia
Cak Nanto, sapaan akrabnya menjelaskan, Yaqut tengah melakukan serangkaian kunjungan kerja ke sejumlah negara. Diawali dengan kunjungan persiapan ibadah haji 2025 di Arab Saudi, serta kunjungan kerja sama jaminan produk halal sekaligus melakukan pertemuan dengan sejumlah tokoh untuk membahas akselerasi program sertifikasi halal di Italia.
Kini, sambungnya, Yaqut atau yang akrab disapa Gus Men tengah melaksanakan amanat Presiden Joko Widodo untuk menghadiri Pertemuan Internasional untuk Perdamaian ke-38 di Prancis.
"Gus Men saat ini tengah Pertemuan Internasional untuk Perdamaian di Paris, Prancis," ujarnya, dikutip dari Antara.
Pertemuan tersebut berlangsung pada 22-24 September 2024, di mana Indonesia diundang langsung oleh Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Dalam pertemuan ini, Yaqut menyampaikan salam dari Presiden RI Joko Widodo dan Presiden Indonesia terpilih Prabowo Subianto untuk Presiden Prancis Emmanuel Macron.
"Presiden Macron menyambut salam dari Presiden Jokowi dengan gembira. Dia mengatakan bahwa dirinya dengan Presiden Jokowi bersahabat baik. Presiden Macron juga menyampaikan optimismenya bahwa Indonesia dan Prancis bisa saling menggali persamaan untuk berkontribusi pada perdamaian dunia," kata Yaqut.
Dalam kesempatan tersebut, Yaqut mengutip sejumlah pernyataan Presiden Macron, di mana agama memainkan peran penting dalam usaha rehumanisasi di tengah gejala dehumanisasi, khususnya melihat apa yang terjadi di Jalur Gaza.
"Membayangkan artinya menciptakan hal baru berdasarkan realita yang ada," kata Yaqut, mengutip pernyataan Presiden Macron.
Presiden Prancis, lanjut Yaqut, mengingatkan semua pihak harus menyadari kenyataan bahwa dunia menjadi tempat hidup bersama.
"Kita harus saling mengakui keberadaan sesama manusia serta menihilkan permusuhan," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, terdapat pula delapan panelis yang terdiri atas perwakilan umat di antaranya Islam, Yahudi, Katolik, Anglikan, serta pemerintah yang berbicara pada sesi pembuka menyampaikan pentingnya agama dalam mewujudkan perdamaian. Mereka juga sepakat bahwa agama dapat membangun jembatan dialog untuk saling mendengar dan memahami.
Sebagai informasi, pertemuan internasional bertajuk Imagine Peace itu dihadiri oleh ribuan peserta dari seluruh dunia. Mereka adalah wakil-wakil pemerintahan dan para pegiat perdamaian dari organisasi masyarakat. Selain Menteri Agama, dari Indonesia hadir juga Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Abdul Mu'ti dan Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Marsudi Syuhud.