Jumlah jemaah haji embarkasi Solo yang meninggal naik 2 kali lipat
Jumlah jemaah haji embarkasi Solo yang meninggal naik 2 kali lipat. Jumlah keseluruhan jemaah haji embarkasi Solo yang meninggal dunia hingga pemulangan kloter 95 sebanyak 109 orang. Dari jumlah tersebut, 5 merupakan jemaah haji asal dari Daerah Istimewa Yoyakarta, sedangkan sisannya asal Jawa Tengah.
Jumlah keseluruhan jemaah haji embarkasi Solo yang meninggal dunia hingga pemulangan kloter 95 sebanyak 109 orang. Dari jumlah tersebut, 5 merupakan jemaah haji asal dari Daerah Istimewa Yogyakarta, sedangkan sisanya asal Jawa Tengah.
Tiga orang meninggal di pesawat, seorang jemaah meninggal di Solo sebelum berangkat dan sisanya meninggal di tanah suci. Kasubag Humas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Debarkasi Solo, Afief Mundzir mengatakan jumlah jemaah haji yang wafat tahun ini mengalami kenaikan tajam.
Jika tahun lalu hanya 46 jemaah, tahun ini melonjak menjadi 109 orang. Peningkatan tajam jumlah jemaah yang meninggal tersebut salah satunya disebabkan faktor usia. Tak sedikit jemaah haji yang masuk kategori risti (risiko tinggi) dan memasuki usia lanjut.
"Tahun kemarin hanya 46, sekarang 109, peningkatannya luar biasa drastis,dan itu menunjukkan harus ada kajian terkait dengan pemaknaan istitaah jemaah haji yang akan kita berangkatkan di tahun mendatang," ujar Afief, di Asrama Haji Donohudan, Jumat (6/10).
Sebagai evaluasi, Afief mengatakan, harus ada regulasi baru terkait dengan ketetapan tentang istitaah jemaah haji. Karena meningkatnya jumlah jemaah, lanjut dia, tentu berbanding lurus dengan data riil yang ada saat ini.
"Dimana jemaah haji yang kita berangkatkan, 73 persen dalam kondisi yang risti. Hal ini tentu menjadi dulangan masalah ketika jemaah haji yang meninggal meningkat," katanya.
Faktor lainnya yang menyebabkan banyaknya jemaah haji meninggal dunia, lanjut dia, adalah cuaca ekstrem di tanah suci. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan jemaah. Peningkatan cuaca yang terjadi saat musim haji tahun ini mencapai 60-70 persen. Waiting list yang panjang juga menyebabkan jemaah sudah memasuki usia lanjut saat keberangkatan.
"Waktu tunggu yang panjang sangat berdampak. Misalnya tahun 2011 mendaftar, usianya sudah 50 tahun misalnya, berarti ketika masa tunggu itu sekitar 23 tahun, saat berangkat nanti usianya sudah sangat tua. Kedepan jika pelayanan haji masih seperti ini, sangat memungkinkan jemaah risti kita makin meningkat, karena yang berangkat otomatis makin tua," jelasnya.
Sementara itu pada pemulangan terakhir jemaah haji embarkasi Solo, tak ada penyambutan dari petinggi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Baik Gubernur Ganjar Pranowo maupun Wakil Gubernur Heru Sudjatmoko tak nampak dalam acara tersebut. Afief mengemukakan, kedua pejabat tersebut berhalangan hadir karena kesibukan acara masing-masing yang tak bisa ditinggalkan.
"Pak Ganjar tidak bisa hadir, tapi sampai pagi tadi beliau masih memantau terus," ucap Afief.