Jumlah Korban Bertambah, Kasus Keracunan di Sukabumi Jadi KLB
Kasus keracunan massal di Kecamatan Sagaranten, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB), karena jumlah korban yang banyak atau lebih dari tiga orang dan kemungkinan besar masih bisa bertambah.
Kasus keracunan massal di Kecamatan Sagaranten, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB), karena jumlah korban yang banyak atau lebih dari tiga orang dan kemungkinan besar masih bisa bertambah.
"Penetapan KLB ini berdasarkan jumlah korban yang banyak, terus bertambah dan membutuhkan penanganan cepat. Meskipun belum diketahui penyebab utamanya, tetapi kasus dugaan keracunan ini sudah masuk dalam kriteria KLB," kata Kepala Puskemas Sagaranten Sudarna di Sukabumi, Senin (25/10). Dikutip dari Antara.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Di mana kemacetan parah di Jakarta sering terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Apa yang menjadi salah satu solusi untuk kemacetan di Jakarta? Wacana Pembagian Jam Kerja Salah satu ide yang diusulkan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono adalah pembagian jam masuk kerja para pekerja di Jakarta. Menurutnya, cara itu bisa mengurangi kemacetan hingga 30 persen.
-
Kapan terjadi kemacetan yang paling parah di Jakarta? Kondisi kemacetan lalu lintas kendaraan pada jam pulang kerja di Jalan Gatot Subroto, Jakarta
-
Kenapa Jakarta semakin macet? Kemacetan di Jakarta dari waktu ke waktu semakin parah. Hingga kini, macet menjadi salah satu pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh pemerintah provinsi DKI.
-
Mengapa kemacetan di Jakarta meningkat? Syafrin juga menuturkan peringkat kemacetan DKI Jakarta mengalami kenaikan. Sebelumnya peringkat 46, kini menjadi peringkat 29.
Menurut Sudarna, dugaan awal keracunan massal warga Kampung Babakansirna, Desa Cibaregbeg, disebabkan oleh makanan berupa paket nasi kotak berisi nasi, olahan daging dan mi telor yang dikonsumsi mereka saat acara keagamaan pada Minggu, (24/10).
Usai menyantap hidangan yang diberikan panitia acara, awalnya kondisi kesehatan warga tidak mengalami gangguan, namun setelah beberapa jam kemudian warga yang mengkonsumsi hidangan itu mulai menunjukkan gejala keracunan, seperti pusing, mual, lemas, muntah-muntah hingga sering buang air besar (BAB).
Jumlah korbannya pun terus bertambah dan berlipat ganda dalam waktu singkat dan seluruhnya menunjukan gejala yang sama. Selain itu, pengakuan dari para korban yang dievakuasi ke Puskesmas Sagaranten juga sama yakni mengalami gejala keracunan usai menyantap nasi kotak.
Walaupun hasil uji laboratorium terhadap sampel makanan yang dikirim pihaknya ke Labkesda Kabupaten Sukabumi belum diketahui, tapi kuat dugaan mereka keracunan akibat mengkonsumsi makanan yang sama.
"Sampai Senin malam jumlah warga yang mengalami gejala keracunan mencapai 42 jiwa, 28 orang sudah pulang karena hanya mengalami gejala ringan dan 14 lainnya masih menjalani perawatan di Puskesmas Sagaranten dan kondisi kesehatannya semakin membaik," tambahnya.
Sudarna mengatakan pihaknya sudah menyiagakan tenaga kesehatan di puskesmas untuk membantu para korban maupun warga yang tiba-tiba merasakan gejala keracunan agar bisa segera ditangani.
Baca juga:
Nasi Kotak Pemberian PSI Bikin Warga Koja Keracunan, Ketua DPW DKI Minta Maaf
Puluhan Siswa dan Guru SMK di Tulungagung Keracunan Nasi Kotak, Ini Fakta Terbarunya
CEK FAKTA: Makan Kepiting, Minum Susu dan Pisang Bersamaan Tak Menyebabkan Keracunan
Diduga Konsumsi Makanan Basi, 44 Santri di Takalar Dilarikan ke Puskesmas
71 Pelajar Peserta Ujian di Timor Tengah Selatan Keracunan Makanan
Puluhan Warga di Galesong Utara Takalar Keracunan, Satu Orang Meninggal