Junjung kearifan lokal, Universitas Muria Kudus kurban kerbau
Pilihan tidak menyembelih sapi bagi masyarakat Kudus, merupakan salah satu manifestasi toleransi ajaran Sunan Kudus.
Pilihan tidak menyembelih sapi bagi masyarakat Kudus, merupakan salah satu manifestasi (wujud) toleransi yang diajarkan oleh Kanjeng Sunan Kudus pada masanya. Hal ini sebagai bentuk penghormatan kepada penganut non muslim yang menghormati sapi.
Hal itu masih dipegang oleh kebanyakan masyarakat Kudus hingga sekarang, tak terkecuali dalam perayaan Idul Adha atau Hari Raya Kurban. Pada Hari Raya Kurban, kambing dan kerbau pun menjadi hewan untuk kurban, sebagaimana yang dilakukan oleh Universitas Muria Kudus (UMK).
-
Kenapa sidang isbat Idul Adha penting? Dengan begitu, umat Muslim akan mengetahui kapan jatuhnya awal bulan Zulhijah dan Hari Raya Idul Adha.
-
Kenapa babat sering dicari saat Idul Adha? Tiap Hari Raya Idul Adha, olahan babat paling dicari.
-
Apa yang dilakukan saat Idul Adha? Idul Adha termasuk salah satu hari raya besar yang diperingati oleh masyarakat Muslim di seluruh dunia. Ini disebut juga dengan hari raya haji atau hari raya kurban. Sebab, Idul Adha bertepatan dengan momentum ibadah haji dan ritual penyembelihan kurban yang dilakukan umat Muslim.
-
Apa yang dimaksud dengan sidang isbat Idul Adha? Sidang isbat Idul Adha adalah proses menentukan atau menetapkan awal bulan Zulhijah dalam kalender Hijriyah.
-
Idul Adha itu apa? Idul Adha juga dikenal dengan sebutan Hari Raya Kurban, di mana umat muslim melaksanakan ibadah penyembelihan hewan di setiap perayaan ini.
-
Kapan sidang isbat Idul Adha dilaksanakan? Sidang isbat dilakukan dengan merujuk pada hasil rukyatul hilal, di mana pelaksanaannya berada pada titik di seluruh Indonesia.
Manajer Yayasan Pembina (YP) UMK, Zamhuri, mengatakan, pihaknya akan mencoba mentradisikan memilih kambing dan kerbau sebagai hewan kurban, untuk menjunjung kearifan lokal yang berlaku di Kota Kretek ini.
"Alhamdulillah, tahun ini UMK bisa berkurban tiga ekor kerbau dan dua ekor kambing," ujarnya di sela-sela prosesi penyembelihan hewan kurban di halaman belakang UMK, Senin pagi (12/9).
Rektor UMK, Dr Suparnyo, mengemukakan kerbau menjadi pilihan untuk berkurban, selain untuk menjunjung kearifan lokal (tradisional) Kota Kudus, karena ada pesan tersirat dari sana.
"Islam tidak mengharamkan menyembelih sapi, sehingga tidak mungkin Sunan Kudus melarang menyembelih sapi. Hanya saja, karena dulu banyak non muslim yang menganggap sapi itu suci, maka Sunan Kudus mengimbau masyarakat, khususnya yang sudah memeluk Islam, tidak menyembelihnya untuk menjaga perasaan masyarakat yang menganggap sapi sebagai hewan suci," ungkapnya.
Lebih lanjut Suparnyo menambahkan, dengan 'imbauan' tidak menyembelih sapi itu, Sunan Kudus pun secara tidak langsung telah meletakkan pondasi nilai-nilai toleransi dalam kehidupan masyarakat di Kabupaten Kudus. "Pesan toleransi ini sungguh luar biasa, maka sudah semestinya dilestarikan oleh masyarakat di masa-masa kemudian atau generasi penerus saat ini," katanya.