Kabut Asap Pekat, Kualitas Udara di Palembang Masuk Kategori Tidak Sehat
Jarak pandang hari ini saja berada di bawah satu kilometer, tepatnya 300-500 meter.
Sejak beberapa hari terakhir, kabut asap di Palembang mulai pekat terutama di pagi hari. Jarak pandang hari ini saja berada di bawah satu kilometer, tepatnya 300-500 meter.
Kasi Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang Bambang Benny Setiaji menjelaskan, kabut asap tersebut berdampak pada kualitas udara di Palembang. Konsentrasi PM 10 yang tercatat di Stasiun Klimatologi Palembang 5 September 2019 pukul 00.00-08.00 WIB dalam kategori tidak sehat dengan nilai 105-196 µgram/m3 melewati Nilai Ambang Batas tidak sehat adalah pada 150 µgram/m3.
-
Kapan Pallu Butung sering diburu? Makanan tersebut banyak dicari ketika Bulan Ramadan karena cocok sebagai menu berbuka puasa.
-
Apa itu pindang tulang iga sapi khas Palembang? Pindang tulang iga sapi dapat menjadi menu alternatif dalam acara makan Anda bersama keluarga.
-
Apa pasal yang menjerat pelaku pembunuhan siswi di Palembang? Para pelaku terjerat pasal penganiayaan dan pencabulan anak yakni pasal 76 C dan Pasal 80 ayat 3 UU No. 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara dan denda Rp3 miliar.
-
Kapan Ragit Jalo diburu masyarakat Palembang? Biasanya, ragit jalo diburu oleh masyarakat Palembang ketika Ramadan.
-
Kenapa Lak masuk ke Palembang? Konon, Lak masuk ke Palembang diperkirakan pada zaman awal berdirinya Kerajaan Palembang sekitar abad 16.Saat itu, banyak dijumpai gaya arsitektur rumah Palembang yang dibangun dalam bentuk limas.
-
Apa yang dimaksud dengan Songket Palembang? Songket Palembang adalah kain tradisional dari Sumatra Selatan yang dikenal dengan tenunannya yang rumit dan motifnya yang indah. Kain ini merupakan warisan budaya takbenda yang telah ada sejak zaman Sriwijaya, dan telah menjadi simbol kebanggaan masyarakat Palembang.
"Dari pengamatan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU), kualitas udara di Palembang masuk dalam kategori tidak sehat," ungkap Bambang, Kamis (5/9).
Dijelaskannya, jarak pandang terendah pagi ini tercatat di Bandara SMB II Palembang 300 sampai 500 meter dengan kelembapan 96-98 persen. Asap pekat berdampak satu penerbangan mengalami penundaan.
Menurut dia, intensitas kabut asap (Campuran kabut dan asap) umumnya terjadi pada dini hari menjelang pagi hari (04.00-07.00 WIB). Hal ini dikarenakan labilitas udara yang stabil pada saat tersebut.
Fenomena ini diindikasikan dengan kelembapan yang tinggi dengan partikel-partikel basah di udara yang disebabkan kondisi langit pada malam hari tanpa awan mengakibatkan radiasi permukaan bumi lepas keluar atmosfer dan suhu di permukaan relatif dingin yakni 22-23 derajat celcius.
Setelah terbit matahari keadaan udara akan relatif labil sehingga partikel basah (kabut) maupun kering (asap) akan terangkat naik dan jarak pandang akan menjadi lebih baik. Tapi partikel kering (asap) yang pergerakannya karena angin horizontal akan tetap ada di permukaan dan akan mengganggu pernafasan.
Kondisi ini akan terus berpotensi berlangsung karena berdasarkan model prakiraan cuaca BMKG tidak ada potensi hujan hingga 11 September 2019 di wilayah Sumatera. Angin permukaan umumnya dari selatan-tenggara dengan kecepatan 5-10 Knot (9-19 Km/jam) mengakibatkan potensi masuknya asap dari karhutla ke wilayah Kota Palembang.
"Daerah yang berkontribusi asal ke Palembang dari Banyuasin, Pampangan, Tulung Selapan, Pedamaran dan Mesuji. Masyarakat harus jaga kesehatan, gunakan masker dan kurangi aktivitas di luar rumah," pungkasnya.
Baca juga:
Asap Kebakaran Hutan Selimuti Palembang, Jarak Pandang 1,2 KM
Kabut Asap Selimuti Pekanbaru, Jarak Pandang Cuma 1,5 Kilometer
Riau Diguyur Hujan Deras, Dumai dan Indragiri Hulu Masih Diselimuti Asap
Akibat Kabut Asap, Jam Belajar di Palangka Raya Berubah
Pemkot Pontianak Liburkan Sekolah Imbas Kabut Asap Makin Parah
Pagi Ini, Kabut Asap di Pontianak Semakin Parah