Kabut Asap, Warga Pontianak Mulai Keluhkan Sesak Napas dan Sakit Kepala
Hal senada juga diakui oleh Bandi, salah seorang warga Pontianak. "Meskipun sudah menggunakan masker (penutup mulut dan hidung) udara terasa pengap sehingga susah untuk bernapas," ujarnya.
Sejumlah warga Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat mulai banyak yang mengeluhkan sesak napas dan sakit kepala akibat kabut asap yang semakin tebal dampak dari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
"Saya tadi pagi saat berangkat kerja dari Kecamatan Pontianak Utara menuju Kota Pontianak yang jaraknya sekitar 10 kilometer, sempat mengalami sesak napas dan kepala terasa pusing karena sepanjang perjalanan melalui kabut asap yang sangat tebal," kata Masdar salah seorang pegawai swasta di Pontianak, Jumat (20/9).
-
Kapan kebakaran hutan terjadi? Sebelumnya AR diburu polisi karena diduga membakar hutan milik Perhutani pada 21 Oktober lalu.
-
Di mana kebakaran hutan tersebut terjadi? Ia diduga membakar area hutan milik Perhutani seluas 5 hektare, setengah dari total luas hutan tersebut, yaitu 10 hektare.
-
Apa yang ditemukan di Kalimantan? Sisa-sisa kuno bagian bumi yang telah lama hilang ditemukan di Kalimantan. Penemuan lempeng Bumi yang diyakini berusia 120 juta tahun.
-
Bagaimana hutan awan terbentuk? Ketika udara tersebut naik dan mendingin, awan terbentuk saat bertemu dengan lereng gunung yang tinggi. Melalui fenomena ini, awan menyaring melalui tajuk pepohonan di mana uap air pada daun atau jarum pohon bergabung menjadi tetesan yang lebih besar.
-
Kapan Hutan Pinus Pengger buka? Hutan Pinus Pengger buka setiap hari mulai pukul 07.00 pagi hingga 17.00 sore.
-
Di mana letak Hutan Punti Kayu? Letaknya berada di tengah Kota Palembang tepatnya Jalan Kol. H. Burlian km 6,5.
Ia menjelaskan, udara dampak kabut asap yang sangat tebal terasa pengap dan panas, sehingga dirinya kesulitan untuk bernapas. "Saya termasuk perokok aktif, tetapi kalau udara sudah berkabut asap begini, saya juga mengalami sesak napas," ungkapnya.
Karena, menurut dia, asap rokok rasanya beda dengan asap dampak Karhutla yang terasa panas di tenggorokan dan hidung. "Apalagi kabut asap juga ada partikel-partikel sisa pembakaran lahan, sehingga udara yang dihirup terasa panas dan pahit," ungkapnya.
Hal senada juga diakui oleh Bandi, salah seorang warga Pontianak. "Meskipun sudah menggunakan masker (penutup mulut dan hidung) udara terasa pengap sehingga susah untuk bernapas," ujarnya.
Dia berharap, hujan segera turun, sehingga kabut asap yang melanda Kota Pontianak sejak dua minggu terakhir segera bisa berakhir, sehingga udara kembali normal dan masyarakat bisa melakukan aktivitas dengan normal.
Data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Supadio Pontianak, Jumat (20/9) menyatakan ISPU di Kota Pontianak dan sekitarnya sudah masuk kategori berbahaya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Syahdan menyatakan, pihak kembali meliburkan aktivitas belajar dan mengajak mulai tingkat PAUD hingga SMP di kota itu sampai dengan waktu yang akan ditentukan akibat semakin buruknya kualitas udara dampak kebakaran hutan dan lahan.
Ia meminta kepada para kepala sekolah dapat mengimbau kepada orangtua agar mengawasi aktivitas belajar anak-anak mereka di rumah, dan mengurangi aktivitas di luar, dan agar menggunakan masker ketika ke luar rumah.
"Untuk tenaga pendidik tetap masuk kerja sesuai peraturan yang berlaku, dan kepala sekolah agar melaporkan ke Diknasbud Kota Pontianak apabila ada PNS dan non PNS yang tidak masuk kerja tanpa keterangan yang jelas," ujarnya.
Baca juga:
Warga Kalteng Terdampak Asap Bisa Nikmati Udara Bersih di Mobil Oksigen
BMKG: Terpantau 1.431 Hotspot di Kalimantan Barat
Penampakan Asap Kebakaran Hutan Kalimantan dari Luar Angkasa
Polisi Segel Perusahaan Sawit di Kapuas Hulu yang Bakar Lahan
Kapolda Kalteng Sebut Pembakar Hutan dan Lahan Zalim ke Masyarakat Terdampak
Kasus Karhutla, Polda Kalbar Segel 5 Lahan Sawit Milik Perusahaan