Kader muda NU sayangkan Gus Mus mundur dari jabatan rois aam
Jabatan tertinggi di NU itu akhirnya diisi oleh Kiai Ma'ruf Amin, yang sebelumnya ditunjuk sebagai wakilnya Gus Mus.
Mustofa Bisri atau Gus Mus mengundurkan diri setelah ditetapkan sebagai rois aam syuriah Penurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Jabatan tertinggi di NU itu akhirnya diisi oleh Kiai Ma'ruf Amin, yang sebelumnya ditunjuk sebagai wakilnya Gus Mus.
Namun, di balik sikapnya itu menunjukkan bagaimana sikap Gus Mus yang tidak 'kemaruk' atau berambisi pada jabatan. "Kami sebagai kader muda NU tentu sangat menyayangkan dengan mundurnya Gus Mus dari jabatan rois aam. Beliau ini sosok ulama yang tidak ambisi terhadap jabatan," kata Ketua PC GP Ansor Jombang, Zukfikar Dhamam Ikhwanto, Kamis (6/8)
Menurut Zulfikar, anak muda NU berharap Gus Mus mengembalikan marwan NU di mata Dunia. Namun demikian, dia tidak menafikan rois aam yang baru terpilih menggantikan Gus Mus, yakni Kiai Ma'ruf Amin. Kiai Ma'ruf merupakan hasil pilihan Ahlul Halli wal Aqdi (Ahwa), tentunya tidak diragukan lagi dalam memegang kendali organisasi NU.
Dia juga tetap berprasangka baik terhadap sikap Gus Mus yang mundur dari jabatan rois Aam.
"Mungkin niatan Gus Mus untuk menjaga Marwah NU meskipun tidak duduk dalam struktur organisasi. Sikap Gus Mus ini menunjukkan bagaimana akhlakul karimah ulama NU. Tentunya, Gus Mus mengambil sikap ini dengan penuh pertimbangan meskipun berat," ujarnya.