Cerita Seorang Kiai Menghina Gus Dur Berjam-jam, Usai Balik Dikritik Tiba-Tiba Menangis
Dalam cerita tersebut, guru Gus Baha menghadapi seorang kiai yang mengkritik Gus Dur.
KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau biasa dipanggil Gus Baha menceritakan tentang reaksi tegas gurunya ketika berhadapan dengan ulama yang merendahkan KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
Dia mengungkap sosok gurunya merupakan kiai dari Rembang yang akan selalu diingatnya. Selain itu, dia juga mengungkapkan bahwa gurunya dikenal sebagai pribadi yang pendiam.
Dalam cerita tersebut, guru Gus Baha menghadapi seorang kiai yang mengkritik Gus Dur, yang memang dikenal sebagai sosok yang kontroversial.
"Saya memiliki kiai di Sarang yang selalu saya ingat. Beliau adalah sosok yang pendiam," kata Gus Baha dalam tayangan YouTube Short @NgajiHidup123, Selasa (3/9).
"Saat Gus Dur menjadi sorotan publik, ada seorang kiai yang menentangnya," tambahnya.
Respon Tegas Guru Gus Baha Ketika Seorang Kiai Hina Gus Dur
Gus Baha menceritakan tentang seorang kiai yang sangat kritis terhadap Gus Dur. Kiai itu menghabiskan waktu berjam-jam untuk menghina Gus Dur.
Sementara itu, guru Gus Baha hanya terdiam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.
"Dia terus menghina Gus Dur selama berjam-jam, sementara Kiai saya hanya mendengarkan," ungkap Gus Baha menambahkan cerita.
"Setelah itu, banyak yang mengira Kiai saya akan setuju dengan pendapatnya," lanjutnya.
Namun, ketika kiai yang menghina Gus Dur itu merasa puas dengan ceritanya, kiai Gus Baha memberikan tanggapan yang sangat tajam.
"Cukup, sekarang giliran Anda," ucap kiai Gus Baha sebagaimana diceritakan oleh Gus Baha.
"Tadi Anda telah menghina Kiai Abdurrahman Wahid," lanjutnya.
"Sekarang, saya ingin Anda menghina seorang pendeta selama satu jam," tambahnya.
"Kalau itu tidak bisa, itu bukan urusan saya," jawab kiai yang mengkritik Gus Dur, seperti yang diceritakan oleh Gus Baha.
Akhirnya Terisak
Setelah mendengar jawaban tersebut, Kiai Gus Baha memberikan tanggapan yang sangat tajam, yang membuat kiai yang sebelumnya menghina menjadi tersadar dan meneteskan air mata.
"Jadi, Anda lebih antusias dalam menghina umat Islam dibandingkan dengan orang kafir," ungkap Kiai Gus Baha.
"Kiai yang pernah menghina Gus Dur juga akhirnya meneteskan air mata," lanjutnya.
"Air mata itu bukan karena pertobatan, melainkan karena menyadari bahwa argumen yang diajukan itu keliru," tambahnya.
Tontonlah Video yang Dipilih Ini:
Berikut adalah versi yang berbeda namun tetap mempertahankan konteks yang sama:
Silakan saksikan kolaborasi menarik antara STMIK Komputama dan desa-desa di Cilacap melalui video ini.