Kader PKB babak belur dikeroyok anggota DPRD yang juga satu partai
Kader PKB babak belur dikeroyok anggota DPRD yang juga satu partai. Zul menceritakan, awal kejadian itu ketika kliennya mendatangi Yusuf di tempatnya berkumpul bersama temannya di Kota Pekanbaru. Korban menagih janji Yusuf yang pernah diumbarnya sebelum menjadi anggota DPRD Riau.
Seorang kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Gafar melaporkan anggota DPRD Riau Yusuf Sikumbang ke Polda Riau. Sebab, sesama politisi partai berlambang Kabah itu terlibat pertengkaran. Hingga akhirnya, Gafar mengaku dikeroyok Yusuf dan teman-temannya hingga babak belur.
"Kita sudah membuat laporan ke SPKT Polda Riau 3 hari lalu, kita minta polisi bersikap profesional karena yang kita laporkan adalah anggota dewan," ujar Zulkifli, pengacara Abdul Gafar kepada merdeka.com, Minggu (9/4).
Zul menceritakan, awal kejadian itu ketika kliennya mendatangi Yusuf di tempatnya berkumpul bersama temannya di Kota Pekanbaru. Korban menagih janji Yusuf yang pernah diumbarnya sebelum menjadi anggota DPRD Riau. Saat itu korban datang bersama temannya, Rico Alviano yang juga dianiaya.
"Setelah tiba, terlapor (Yusuf) langsung memukul klien saya dan Rico. Bahkan, temannya Yusuf ikut-ikutan menganiaya klien saya," ucap Zulkifli.
Menurut Zul, apa yang dialami kliennya itu merupakan penganiayaan berat. Dia meminta polisi segera menetapkan Yusuf sebagai tersangka dan melakukan penahanan.
"Karena ini merupakan kasus penganiayaan berat, ancaman hukumanya di atas 5 tahun. Pelakunya harus segera diproses dan ditahan," kata Zul.
Dijelaskan Zul, kliennya akan dimintai keterangan oleh penyidik (di-BAP) Polda Riau yang dijadwalkan Senin (10/4). Zul meminta agar polisi bersikap independen dan tidak mencapuradukkan antara penegakkan hukum dengan politik.
Sementara itu, Abdul Gafar memastikan tidak akan berdamai dengan pelaku. Karena perbuatan pelaku nyaris membuat mata kirinya buta dan nyawanya melayang dan terjadi pada Rabu (6/4). Kemudian Gafar melaporkan Yusuf ke Polda Riau pada Kamis (7/4) lalu.
"Saya tidak akan mau berdamai. Ini masalah nyawa dan harga diri. Mata saya dipukuli, badan dan anggota tubuh saya lainnya juga sakit-sakit karena dikeroyok mereka," keluh Gafar.
Gafar mengatakan, peristiwa pengeroyokan yang dialami bersama rekannya, Rico Alviano benar-benar tidak bisa dimaafkan. Mereka berdua dikeroyok oleh sekitar 50 orang yang diduga dikomandoi terlapor Yusuf Sikumbang.
Abdul Gafar lalu menceritakan, ketika itu dia dan teman-teman lain diundang terlapor Yusuf Sikumbang untuk datang ke sebuah rumah di Gang Sadar, Kelurahan Tuah Karya Kecamatan Tampan.
"Dia mengajak saya ketemu, katanya ada persoalan internal yang harus dibahas. Setelah sampai, Yusuf Sikumbang langsung mengomel. Lalu dia memukul saya diikuti anggota yang lain. Bahkan ada yang menyerang saya dan Rico menggunakan kayu balok dan batu secara bertubi-tubi," ucap Yusuf.
Menurut Gafar, jika Yusuf tidak mengaku memukulinya hingga babak belur, dia akan menunjukkan rekaman video amatir yang diambil oleh warga sekitar. Bahkan rekaman tersebut juga sudah diberikan oleh pihaknya sebagai barang bukti kepada polisi.
"Jika dia tidak mengakuinya, silakan saja. Tapi kita nanti ada pembuktian," pungkas Gafar.