Kadinkes Aceh Barat: Mahasiswi Lumpuh Setelah Divaksinasi Diduga Akibat Psikosomatis
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat Syarifah Junaidah menyebut, kejadian seorang mahasiswi yang lumpuh setelah disuntik vaksin Sinovac diduga karena mengalami psikosomatis.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Barat Syarifah Junaidah menyebut, kejadian seorang mahasiswi yang lumpuh setelah disuntik vaksin Sinovac diduga karena mengalami psikosomatis.
"Jadi, dugaan sementara pasien mengalami psikosomatis, artinya banyak cemas atau pikiran yang berlebihan setelah mendapatkan vaksinasi," kata Syarifah Junaidah di Meulaboh, Selasa (3/8) seperti dikutip dari Antara.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Bagaimana cara penyebaran virus campak? Campak disebabkan oleh virus paramyxovirus, yang menyebar melalui tetesan pernapasan dan sangat menular.
-
Kenapa bentuk kapsid virus berbeda-beda? Bentuk kapsid sangat bergantung pada jenis virusnya. Kapsid virus bisa berbentuk bulat, polihedral, heliks, atau bentuk lain yang lebih kompleks. Kapsid tersusun atas banyak kapsomer atau sub-unit protein.
Sebelumnya, Amelia Wulandari, seorang mahasiswi akhir Fakultas Hukum Universitas Syiah (USK) Kuala Banda Aceh sejak Minggu (1/8) 2021 harus dirawat di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh karena lumpuh setelah mendapatkan vaksinasi Covid-19 oleh tenaga kesehatan.
Semula Amelia dirawat di Rumah Sakit Swasta Montella Meulaboh, namun karena kondisinya memburuk kemudian dirujuk ke RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh.
Meski saat ini korban mengaku lumpuh setelah mendapatkan penyuntikan, namun, menurut Kadinkes, hal tersebut belum bisa dipastikan secara medis.
Menurut dia untuk bisa memastikan seseorang lumpuh tersebut harus adanya uji laboratorium dan pemeriksaan lebih lanjut guna memastikan penyebab pastinya.
"Jadi, kami belum bisa pastikan apakah lumpuh ini karena vaksin atau faktor lain, masih perlu pendalaman lebih lanjut secara medis," katanya menegaskan.
Dinkes bersama dokter di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh masih terus melakukan pemantauan dan pemberian obat-obatan kepada pasien, sehingga diharapkan kondisi pasien Amelia Wulandari semakin membaik.
Kronologi Versi Keluarga
Sebelumnya, keluarga Amelia, Allymuddin (36) mengatakan usai divaksin pada Selasa (27/7) lalu, Amelia mengalami muntah-muntah, malam harinya mulai kejang-kejang serta kaki dan tangannya tak bisa digerakkan.
"Dia (AW) divaksinasi untuk keperluan administrasi di kampus. Kepada pihak akademik sudah dia sampaikan bahwa dia tak bisa divaksinasi karena mengalami sakit lambung akut, sinusitis, tipes dan juga sesekali sesak. Pihak akedemik memahaminya, namun meminta surat keterangan tidak bisa vaksin dari dokter spesialis," kata Allymuddin dikonfirmasi Merdeka.com, Senin (2/8).
Dia menjelaskan, AW mendatangi Puskesmas di lokasi tempat tinggalnya di Suak Ribee, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat untuk meminta surat keterangan tidak bisa divaksin. Namun, dokter umum di Puskesmas tersebut memintanya untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis di rumah sakit lain. Pihak Pukesmas mengeluarkan surat rujukan.
Berbekal surat itu, AW mulanya mendatangi rumah sakit Dankesyah (rumah sakit militer kodam Iskandar Muda), namun di sana dokter spesialis sedang tidak ada. Dia lalu mendatangi rumah sakit swasta Montella. Di sana, dia berkonsultasi dengan dokter spesialis.
Allymuddin menyebut, dokter di rumah sakit swasta Montella itu bersikukuh AW harus tetap divaksin, meskipun dia telah menjelaskan bahwa memiliki riwayat penyakit yang diderita. Dokter tetap tidak mau mengeluarkan surat keterangan tidak bisa divaksin.
"Karena kepepet dengan deadline administrasi kampus yang mengharuskan upload surat vaksin tanggal 28 untuk keperluan wisuda di Universitas Syiah Kuala, mau tidak mau tanggal 27 dia akhirnya divaksin. Selepas itu baru gejala yang saya sebut tadi muncul di tubuh adik saya," beber Allymuddin.
Pihak keluarga sempat menghubungi nomor telepon yang tertera di surat keterangan vaksin pertama itu, yang menyebut apabila mengalami gejala kesehatan usai disuntik divaksin bisa melaporkannya. Namun kata Allymuddin, nomor tersebut tak mengangkat telpon ketika dihubungi.
"Dari malam pertama sampai sekarang kita hubungi nomor itu tidak mengangkat telponnya. Ini kan seperti lepas tangan," ungkapnya.
Kondisi Amelia kini mulai membaik, tangan dan kakinya sudah bisa digerakkan kembali.
Baca juga:
Seorang Mahasiswi di Aceh Mual dan Muntah-Muntah Usai Disuntik Vaksin Covid-19
Vaksinasi Covid-19 yang Digelar NasDem Melampaui Target
Pertanyakan Proses Input Data, Ganjar Pastikan Stok Vaksin di Semarang Masih Banyak
Target 70 Juta Vaksinasi, Pemerintah Incar Perekonomian Bisa Kembali Dibuka September
Mulai Besok, Stasiun Yogyakarta dan Solo Balapan Hanya Melayani Vaksinasi Dosis Kedua
Pemerintah Percepat Vaksinasi di Daerah Alami Kasus & Kematian Covid-19 Paling Tinggi
Pemerintah Target 70 Juta Rakyat Indonesia Divaksinasi Bulan ini