Kalau terus ngeyel, polisi bakal tertibkan paksa penghuni Dolly
"Apabila imbauan tersebut tidak diindahkan, saya akan mengeluarkan maklumat Kapolda," kata Unggun.
Meski upaya penolakan penutupan Gang Dolly dan Jarak di Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Surabaya, Jawa Timur, terus digulirkan para penghuninya, pihak Polda Jawa Timur tetap menegaskan mendukung penuh upaya penutupan yang dilakukan Pemkot Surabaya.
"Kita akan memback-up penuh kebijakan wali kota Surabaya. Namun, kita ingin jangan sampai ada kekerasan dalam pengamanan pasca-penutupan," kata Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Unggung Cahyono, Jumat (27/6).
Untuk meminimalisir bentrokan warga dengan aparat keamanan, jendral bintang dua itu memiliki strategi khusus. "Ada beberapa tahapan yang harus dilalui untuk menghindari itu. Tahapannya harus jelas, yaitu dengan imbauan bersifat preventif. Kalau masih tidak mau tutup kita melakukan upaya-upaya hukum," ujarnya.
Unggung juga mengatakan polisi telah menyebarkan selebaran imbauan Kamtibmas dalam rangka penutupan Dolly dan Jarak dengan menggunakan helikopter.
"Apabila imbauan tersebut tidak diindahkan, saya akan mengeluarkan maklumat Kapolda. Kalau tetap tidak diikuti maka akan dilakukan penertiban paksa. Tentunya yang terdepan Satpol PP di backup Polrestabes Surabaya. Begitu juga Polda Jatim, akan memback-up Polrestabes Surabaya," terang Unggun.
Dalam penertiban nanti, Polda Jawa Timur juga akan mengedepankan pendekatan persuasif simpatik yang diatur dalam Peraturan Kapolri Nomor 1 Tahun 2009, tentang Penggunaan Kekuatan dalam Tindakan Kepolisian.
"Dalam penanganan unjuk rasa misalnya, ada lima fase harus dilalui. Pertama peringatan, kemudian penggunaan tameng dan tongkat, penggunaan gas air mata dan water cannon. Dalam pengamanan unjuk rasa tidak ada penggunaan senjata tajam, hanya boleh menggunakan gas air mata," tandas Unggung.
Sebelumnya, deklarasi penutupan Dolly dan Jarak sudah dilakukan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini pada 18 Juni lalu di Islamic Center, Jalan Dukuh Kupang. Namun, berbagai upaya penolakan terus dilakukan oleh sebagian PSK, mucikari dan beberapa warga setempat.
Bahkan, di antara mereka ada pula yang mengembalikan uang kompensasi yang disalurkan Pemkot Surabaya melalui Koramil Sawahan. Sementara masih ribuan orang enggan mengambil uang kompensasi sebesar Rp 5.050.000 untuk PSK-nya dan Rp 5 juta bagi mucikari.
Pengambilan uang kompensasi itu sudah ditutup pada Kamis (26/6) sore kemarin. Oleh sebab itu, terkait ngototnya sebagian penghuni Dolly dan Jarak yang menolak penutupan, Unggung menegaskan siap menindak tegas siapa-pun yang menentang kebijakan Pemkot Surabaya menutup lokalisasi itu.
Baca juga:
Soekarwo: Penutupan Dolly harus dilakukan permanen
4 Aksi nyeleneh PSK Dolly tolak penutupan
Hingga akhir, hanya 395 dari 1.449 PSK Dolly ambil kompensasi
Jelang Ramadan, warga Dolly buat tumbal seekor kerbau
Eva Sundari: PDIP serahkan penutupan Gang Dolly pada Risma
-
Kenapa Dolly membantu Sherin? “Makanya saya ke mana-mana banting tulang kerja tuh inget almarhum dulu waktu hidup baik banget sama keluarga kita, sama saya baik, kalau saya butuh dibantu dan sekarang gantian gimana saya bisa bantu (keluarga) almarhum,” ungkapnya.
-
Kenapa Tari Beruji Doll diiringi Gendang Doll? Perbedaan ini bukan hanya dari segi fisik saja, namun kualitas suara yang dihasilkan dari setiap pukulan ini jauh berbeda antara Doll dengan alat musik pukul lainnya.
-
Kenapa Yel Yel Kelompok Lucu penting? Tahukah kalian, yel yel kelompok lucu ini sebenarnya dibuat untuk mendukung dan menciptakan kekompakan tim. Bukan hanya itu saja, yel yel kelompok lucu juga dibuat agar suasana bisa semakin meriah dan menarik.
-
Apa itu Dodol Susu Boyolali? Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah, memiliki kuliner khas tradisional bernama dodol susu.
-
Apa itu Es Dolay? Es Dolay jadi menu takjil legendaris khas Purwakarta yang namanya terinspirasi dari penyiar radio.
-
Apa itu Tari Beruji Doll? Tari Beruji Doll ini bukan sekadar menari dengan gerakan-gerakan tari biasanya, melainkan para pemainnya juga harus memainkan Gendang Doll tersebut. Mereka dituntut untuk bisa memadukan irama gerakan tubuh dengan ketukan Gendang Dollnya.