'Kalau vaksinasi MR gagal, Indonesia siap-siap KLB campak lagi'
Tahap kedua melibatkan 35 juta anak di luar pulau Jawa. Pada tahap kedua ini, masih ada 32 juta anak yang belum mengikuti vaksin MR.
Deputi II Kepala Staf Kepresidenan Yanuar Nugroho mengatakan, sebanyak 32 juta anak Indonesia belum mengikuti program vaksin MR (Measless Rubella). Akibatnya, anak Indonesia terancam terpapar campak dan masalah kesehatan lainnya.
"Kemenkes tadi membuat statement yang mengejutkan, ‘Pak kalau yang fase kedua ini gagal, kita siap-siap loh pak kena KLB. KLB campak bisa terjadi lagi’," jelas Yanuar usai melakukan pertemuan dengan perwakilan Kemenkes, Kemendagri dan sejumlah perwakilan lembaga di Gedung Bina Graha, Jakarta, Rabu (12/9).
-
Siapa yang mengatakan bahwa imunisasi penting untuk anak dengan PJB? Ahli kardiologi anak dari Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (FKUI RSCM), dr. Sarah Rafika Nursyirwan, Sp.A(K), menegaskan bahwa imunisasi pada anak-anak dengan PJB sangatlah penting.
-
Mengapa penting untuk memberikan imunisasi kepada anak? Imunisasi merupakan salah satu langkah penting dalam mencegah kehilangan pendengaran pada anak. Penyakit infeksi seperti campak, gondongan, dan rubella dapat menyebabkan gangguan pendengaran. Oleh karena itu, vaksinasi MMR (Measles, Mumps, Rubella), serta vaksin meningitis dan influenza, sangat disarankan untuk melindungi anak dari infeksi yang dapat mempengaruhi pendengaran mereka.
-
Bagaimana cara mencegah ISPA pada anak dengan imunisasi? Imunisasi adalah suntikan yang membuat tubuh anak menjadi lebih kuat melawan berbagai macam penyakit.Anak yang belum diimunisasi campak lebih berisiko menderita ISPA yang bisa berkembang menjadi penyakit paru-paru serius seperti pneumonia. Imunisasi DPT pun termasuk yang dapat melindungi anak dan balita dari penyakit difteri dan pertusis yang termasuk dalam ISPA.
-
Kenapa bayi mudah terkena infeksi? Pada dasarnya bayi rentan terhadap infeksi disebabkan karena sistem kekebalan tubuh yang belum sepenuhnya berkembang.
-
Apa saja gejala Echovirus 11 pada bayi? Saat bayi baru lahir terpapar echovirus 11, hal itu dapat menyebabkan berbagai penyakit yang dapat mengancam jiwa, termasuk: • Sepsis – respons infeksi di seluruh tubuh yang bisa berakibat fatal jika tidak diobati • Meningoencephalitis - pembengkakan selaput di sekitar otak dan sumsum tulang belakang • Myocarditis - radang otot pada jantung • Hepatitis - radang hati • Ensefalitis - pembengkakan otak
-
Mengapa rotavirus berbahaya bagi bayi dan anak? Kondisi ini sangat berbahaya bagi bayi dan anak kecil, terutama karena dapat menyebabkan dehidrasi yang serius jika tidak segera ditangani.
Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Vensya Sitohang menuturkan program vaksin MR terbagi dalam dua tahap. Tahap pertama menyasar 35 juta anak di pulau Jawa pada tahun lalu. Vaksin MR tahap pertama berjalan lancar.
Tahap kedua melibatkan 35 juta anak di luar pulau Jawa. Pada tahap kedua ini, masih ada 32 juta anak yang belum mengikuti vaksin MR.
"Ya kalau anak-anak tidak divaksin semua maka bisa mengakibatkan campak. Campak itu dapat menyebabkan komplikasi yang serius, misalnya diare, radang paru, gizi buruk, radang otak, kebutaan, bahkan kematian," ujar dia.
Program pemberian vaksin MR kepada anak Indonesia terancam gagal. Ini lantaran masih banyak orang tua yang menolak jika anaknya diberikan vaksin MR.
"Potensi untuk gagal ini besar kalau kita tidak bisa mencapai target. Targetnya 95 persen akhir September, di luar Jawa. Sekarang ini situasi per 10 September, kita baru 43 persen, tepatnya 42,98 persen," kata Yanuar.
"Tentu bikin deg-degan ini," sambungnya.
Yanuar menyebut, dari data yang dikantonginya ada delapan daerah dengan tingkat penggunaan vaksin MR terendah di Tanah Air. Yakni Aceh, Riau, Sumatera Barat, Nusa Tenggara Barat, Bangka Belitung, Kalimantan Selatan, Sumatera Utara, dan Kepulauan Riau.
"Yang paling rendah Aceh, itu 5 persen saja belum tembus. Ini bahaya," tutur dia.
Rendahnya kesadaran orang tua untuk memberikan vaksin MR kepada adanya tidak lepas dari fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI). Sebelumnya, MUI menyatakan vaksin MR yang diproduksi oleh Serum Institute of India (SII) haram karena dalam proses produksinya menggunakan bahan yang berasal dari babi.
Meskipun pada 21 Agustus lalu, MUI mengeluarkan fatwa terbaru bahwa vaksin MR boleh dilanjutkan penggunaannya atau bersifat ‘mubah’.
"Pada bulan Agustus kemarin, tanggal 21 dinyatakan mubah, tapi tidak bisa ngangkat. Karena fatwa mubah ini tidak bisa tersosialisasi dengan gencar dibanding pada waktu haram. Ini masalah menurut kami," tuturnya.
Baca juga:
Istana sebut program vaksin MR terancam gagal
Pemerintah sebut fatwa mubah vaksin MR belum tersosialisasikan
Puluhan santri di Kalsel diduga kena campak-rubella, Dinkes ambil sampel darah
Perjuangan Husna mencari kesembuhan bagi putrinya yang terinfeksi Rubella
4 Vaksin pernah jadi kontroversi di Indonesia gara-gara isu miring