Kapal Pengangkut BBM Pertamina Bocor di Laut Aceh, Keselamatan Ekosistem Terancam
Peristiwa tumpahnya BBM tersebut baru diketahui warga sekitar pukul 11.00 WIB, Minggu (24/4). Dari arah laut, menyebar bau minyak menyengat dan permukaan air laut pun berubah warna jadi kuning kecoklatan.
Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis bio solar tumpah ke laut di kawasan pesisir pantai Desa Hagu Teungoh, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe. Minyak itu tumpah dari kapal pengangkut BBM Pertamina.
Kepala Depot Pertamina Lhokseumawe Feri Safarudin, mengatakan BBM itu tumpah saat pembongkaran dari kapal. Katup pipa kapal bocor, lalu mengakibatkan minyak tumpah ke laut.
-
Mengapa Pertamina mengkaji peningkatan kadar oktan BBM Subsidi? “Kalau misalnya dengan harga yang sama, tapi masyarakat mendapatkan yang lebih baik, dengan octan number lebih baik." Nicke menegaskan, Program Langit Biru Tahap 2 ini merupakan kajian internal di Pertamina dan untuk implementasinya nantinya akan diusulkan kepada pemerintah, dan nantinya akan jadi kewenangan pemerintah untuk memutuskan.
-
Apa yang sedang dilakukan Pertamina untuk menghemat anggaran di BBM dan LPG Subsidi? Bekerjasama dengan lintas instansi, upaya tersebut berhasil membantu Pertamina dapat melakukan penghematan sebesar 1,3 Juta kilo liter (KL) untuk Solar Subsidi dan 1,7 Juta KL untuk Pertalite.
-
Mengapa Pertamina ingin meningkatkan kualitas BBM Subsidi? Pertamina pernah menjalankan Program Langit Biru dengan menaikkan (kadar oktan) BBM Subsidi dari RON 88 ke RON 90.
-
Mengapa Pertamina terus berupaya untuk memastikan BBM bersubsidi tepat sasaran? Pertamina, lanjut Nicke, akan terus berupaya untuk agar BBM bersubsidi secara optimal dikonsumsi oleh yang berhak. Upaya-upaya tersebut antara lain penggunaan teknologi informasi untuk memantau pembelian BBM Bersubsidi di SPBU-SPBU secara real time untuk memastikan konsumen yang membeli adalah masyarakat yang berhak.
-
Mengapa Pertamina Patra Niaga melakukan inovasi dalam penyaluran BBM dan LPG bersubsidi? “Pertamina secara berkelanjutan akan memonitor dan mengevaluasi proses distribusi subsidi energi. Inovasi akan terus dilakukan. Semua ini tujuannya agar subsidi energi tepat sasaran yang kemudian dapat membantu daya beli masyarakat dan produktivitas pelaku usaha kecil,“ jelas Fadjar.
-
Kapan Pertamina berhasil mengurangi penyalahgunaan BBM bersubsidi? Sejak implementasi exception signal ini pada tanggal 1 Agustus 2022 hingga 31 Desember 2023, Pertamina telah berhasil mengurangi risiko penyalahgunaan BBM bersubsidi senilai US$ 200 juta atau sekitar Rp 3,04 trilliun.
Peristiwa tumpahnya BBM tersebut baru diketahui warga sekitar pukul 11.00 WIB, Minggu (24/4). Dari arah laut, menyebar bau minyak menyengat dan permukaan air laut pun berubah warna jadi kuning kecoklatan.
"Dugaan kebocoran akibat katup yang mengalirkan minyak tidak bekerja secara optimal, sehingga mengakibatkan sebagian kargo kapal lepas ke laut," katanya.
Feri mengatakan pihaknya telah melokalisir area laut yang tercemar tumpahan BBM solar yang diangkut kapal MT Aerosea Catalina tersebut. Minyak yang tumpah itu diblokade pakai oil boom agar tak menyebar.
Hingga Minggu malam, proses pembersihan masih dilakukan. Garis polisi dipasang di lokasi guna menghindari agar warga tak masuk sembarangan karena area berbahaya.
Feri mengakui, selain berbahaya bagi manusia, tumpahan minyak tersebut juga mengancam keselamatan ekosistem laut.
Sementara itu, Unit Manager Communication, Relations & CSR PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) I Sumbagut, Taufikurachman, memastikan pihaknya akan terus berupaya membersihkan laut yang tercemar minyak tersebut.
Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, tuturnya, telah menetralisir rembesan minyak dengan Oil Spill Dispersant (OSD), dan menggunakan sorbent pad. Kondisi minyak tumpah di laut sudah semakin sedikit, oil boom sudah dipersempit.
"Kami akan terus melakukan penanganan hingga kondisi seperti sedia kala," ujarnya.
(mdk/eko)