Kapolda DIY: Ada sekolah disusupi kelompok radikal, 30 siswa dibaiat
Kapolda DIY: Ada sekolah disusupi kelompok radikal, 30 siswa dibaiat. Sekolah yang diindikasi telah disusupi gerakan radikalisme ini sudah dalam penanganan Polda DIY. Polda DIY sudah bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) DIY dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) DIY.
Kapolda Daerah Istimewa Yogyakarta, Brigjen Pol Ahmas Dofiri mengingatkan bahaya radikalisme di kalangan pelajar. Siswa di Yogyakarta tak cuma harus menolak berbagai tindak kekerasan tapi juga melawan segala bentuk radikalisme.
Pesan ini disampaikan Kapolda mengingat ada satu sekolah yang diduga sudah disusupi kelompok radikal. "Ada satu sekolah di Yogyakarta yang terindikasi telah dimasuki gerakan radikalisme. Bahkan sudah ada 30 orang siswanya yang dibaiat," ungkap Dofiri saat acara ikrar pelajar Yogya menolak radikalisme, kemarin.
-
Apa yang terjadi pada remaja tersebut? Seorang remaja asal California menjadi fokus penelitian medis terbaru setelah koin logam terjebak secara tegak di antara pita suaranya seperti yang terjadi pada mesin slot.
-
Apa yang dilakukan dosen muda ini di kelas? Sebelum masuk ke kelas, dosen muda bernama Akbar ini memang sudah berkenalan dengan mahasiswanya yang masih baru. Saat masuk ke kelas, mahasiswanya pun bertanya apakah ia kakak tingkat.
-
Bagaimana sekolah tersebut mendukung bakat anak-anak? Hilman mengatakan jika semua anak yang sekolah di sana selalu mendapatkan support untuk mengembangkan bakatnya. “Kan nggak dibatasi ya? Punya bakat apa itu bakal disupport ya?” tanya Hilman. “Iya,” jawab Boy.
-
Kenapa kekerasan anak di satuan pendidikan meningkat? Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebutkan maraknya kekerasan terhadap anak di lingkungan satuan pendidikan karena lemahnya deteksi dini terhadap tumbuhnya kelompok pertemanan yang berpengaruh negatif.
-
Apa yang dilarang oleh Ganjar Pranowo di sekolah? Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tegaskan "Iya tinggal beberapa, yang biasanya punya problem (menahan ijazah), suruh kirim ke kami, dan nanti kalau ada kami urus. Apakah itu negeri atau swasta," tegas Ganjar Pranowo saat menghadiri Pekan Olahraga dan Seni (Porseni) Ikatan Penyuluh Keluarga Berencana (IPeKB) Jateng di GOR Tri Sanja, Slawi, Kabupaten Tegal, Rabu (26/7/2023).
-
Kapan kaki seribu sering terlambat sekolah? Soalnya kakinya banyak, jadinya kalau pakai sepatu kelamaan.
Dofiri menguraikan, sekolah yang diindikasi telah disusupi gerakan radikalisme ini sudah dalam penanganan Polda DIY. Polda DIY sudah bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) DIY dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) DIY.
"Tugas pelajar adalah menimba ilmu dan menjalin hubungan baik dengan sesama. Jangan ada kekerasan ataupun tawuran," pesan Dofiri di depan ribuan pelajar.
Maraknya kasus kekerasan, klitih dan tawuran pelajar di DIY akhir-akhir ini menimbulkan keprihatinan dari berbagai pihak. Keprihatinan juga muncul dari para pelajar. Untuk menolak berbagai macam tindak kekerasan, tawuran dan klitih, ribuan pelajar dari berbagai sekolah di DIY mengucapkan ikrar bersama. Dalam ikrar itu, ribuan pelajar ini menyatakan sanggup menaati aturan agar bisa tertib dan mengutamakan keselamatan bersama.
"Juga senantiasa menjunjung tinggi Pancasila, UUD 1945, cinta tanah air, dan senantiasa menjunjung tinggi persatuan, kesatuan, dan berbudi pekerti luhur," kata para pelajar saat mengucapkan ikrar di GOR Amongrogo Yogyakarta, Kamis (18/5).
Sebelum dibacakan ikrar itu, Polda Yogyakarta menggelar pertemuan dengan ratusan kepala sekolah di DIY, perwakilan walimurid, bersama sejumlah akademisi, di salah satu gedung pertemuan di Jalan Magelang Sleman, Yogyakarta. Pertemuan tersebut membahas berbagai macam hal, termasuk penanggulangan kenakalan di kalangan pelajar.
Baca juga:
'Usir upaya intoleransi dan radikalisme di Indonesia'
Masyarakat pecinta NKRI dukung Polri berantas radikalisme
Kongres PMII akan perkuat Pancasila dan cegah radikalisme
Ansyaad Mbai: Elite politik tunggangi kelompok radikal demi suara
Kepala BNPT: Penyebaran paham radikal di kampus sudah gawat sekali
Pemahaman Pancasila jadi benteng mahasiswa tangkal radikalisme