Kapolda Metro Sebut Nakes Bertugas Saat Penyekatan Mudik Sebagai Pahlawan Kemanusiaan
Fadil memahami menjalankan tugas sebagai tenaga kesehatan dalam operasi penyekatan mudik dan arus balik tidaklah mudah.
Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Fadil Imran menyebut tenaga kesehatan (nakes) yang bertugas dalam operasi penyekatan mudik dan arus balik Lebaran tahun ini sebagai pahlawan kemanusiaan. Seperti diketahui, pemerintah melarang aktivitas mudik Lebaran untuk mencegah penyebaran kasus Covid-19.
"Anda semua adalah pahlawan kemanusiaan, ucapan terima kasih dan apresiasi serta penghargaan yang setinggi-tingginya atas perjuangan kerja keras dan dedikasi yang telah saudara curahkan dengan penuh keikhlasan dalam Ops Ketupat Jaya 2021," ujar Fadil di Polda Metro Jaya, Jakarta. Demikian dikutip dari Antara, Kamis (3/6).
-
Kapan puncak arus mudik diperkirakan terjadi? "Kemudian dari data yang kami dapatkan sampai sejauh ini puncak arus mudik diperkirakan akan terjadi pada H-4 Lebaran, ada sekitar 125 ribu penumpang kereta api saat ini yang sudah membeli di H-4 tersebut," katanya seperti dilansir dari Antara.
-
Mengapa arus mudik di Pelabuhan Merak mengalami peningkatan? Lisye menyebut pemudik yang meninggalkan Jabodetabek mengarah ke Merak telah mengalami peningkatan sebesar 2,35% dari lalin normal.
-
Kapan Gunawan tertinggal rombongan mudik? Di tengah perjalanan, Senin (8/4) sekira pukul 02.00 WIB saat sopir istirahat, ia pergi ke toilet. Namun saat kembali, mobil yang ditumpanginya sudah pergi.
-
Kapan biasanya orang-orang mudik? Mudik merupakan tradisi pulang kampung yang biasa dilakukan masyarakat Indonesia menjelang Hari Lebaran.
-
Kenapa orang Indonesia melakukan mudik? Momentum Lebaran dipandang baik untuk merajut silaturrahim dengan sanak saudara membuat tradisi mudik awet hingga kini.
Dalam kesempatan yang sama, Fadil juga memberikan penghargaan kepada 149 tenaga kesehatan yang terdiri dari 88 personel Polda Metro Jaya, 50 personel TNI, dan 11 mitra kesehatan.
Fadil memahami menjalankan tugas sebagai tenaga kesehatan dalam operasi penyekatan mudik dan arus balik tidaklah mudah.
Meski pemerintah telah mengeluarkan larangan mudik dalam rangka menekan angka penyebaran COVID-19, pada kenyataannya, masih banyak yang tidak mengindahkan larangan mudik dan tetap memaksakan diri untuk pulang ke kampung halaman.
"Saya bisa merasakan kondisi fisik dan kesabaran rekan-rekan nakes dengan menghadapi saudara kita yang mudik dengan berbagai perilaku dan tindakan," ujarnya.
Polda Metro Jaya mencatat sekitar 1,5 juta warga DKI dan sekitarnya yang nekat mudik sehingga berpotensi menimbulkan lonjakan angka COVID-19 pasca Idul Fitri, namun hal itu bisa dicegah berkat berbagai langkah antisipasi dari pihak kepolisian bersama TNI dan pemerintah daerah.
"Namun langkah-langkah yang kita laksanakan tersebut, Alhamdulillah hingga saat ini angka penambahan kasus positif covid-19 di DKI Jakarta dan sekitarnya relatif dapat dikendalikan meski sempat naik namun saat ini sudah menunjukkan adanya perbaikan," kata Fadil.
Secara keseluruhan, Polda Metro Jaya bersama Kodam Jaya dan Pemerintah Daerah berhasil menjaring 933 pemudik yang terindikasi positif Covid-19 berdasarkan hasil tes usap antigen selama arus balik dari titik penyekatan maupun di basis komunitas.
"TNI dan polri merupakan garda terdepan dalam penanganan pandemi Covid-19, dengan sinergitas yang dibangun kita berharap ke depan pandemi bisa berakhir dan perekonomian nasional menjadi pulih kembali hingga stabilitas keamanan dapat terus berjalan," pungkasnya.
Baca juga:
Kapolda Metro Jaya Beri Penghargaan ke Polisi Bertugas di Pos Penyekatan Mudik
Kemenhub Sebut Ada 1,2 Juta Kendaraan Belum Kembali ke Jabodetabek Usai Mudik Lebaran
Langgar Larangan Mudik, 484 Pegawai Non-ASN di Pemkot Semarang Dipecat
Imbauan Pakar saat Terlanjur Mudik dan Berkerumun usai Libur Lebaran
Imbas Larangan Mudik, Penumpang KRL Yogyakarta-Solo Menurun