Kapolda Sulteng baru: Saya akan pimpin langsung penangkapan Santoso!
Salah satu alasan Badrodin memilih Rudy karena bekas Densus.
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti resmi melantik Brigjen Rudy Sufahriadi sebagai Kapolda Sulawesi Tengah (Sulteng) menggantikan Brigjen Idham Azis. Rudy dianggap lebih mampu menangani persoalan di Sulteng, salah satunya menangkap pimpinan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT), Santoso.
"Diperlukan orang yang mampu mengendalikan dan beradaptasi dengan mereka. Maka pertimbangan itu jatuh ke Brigjen Rudy. Karena dia pernah di Densus, pernah di Poso, pengalaman dia cukup baik mengendalikan organisasi yang dilakukan," kata Badrodin di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (10/3).
Selain itu, menurut Badrodin, untuk menangkap gembong teroris yang terkenal cukup licin itu perlu penyegaran di internal Polda Sulteng. Apa lagi, sampai sejauh ini Santoso cs belum berhasil diringkus.
"Perlu ada penyegaran pejabat tertentu. Ada perlu dinamika, penyegaran sehingga perlu dilakukan pergantian. Penanganan selama ini cukup, cuma kan santoso ini belum," terang dia.
Sementara itu, Rudy yang baru menjabat sebagai Kapolda berjanji bakal memimpin langsung penangkapan Santoso cs. Ditegaskan Rudi, untuk strategi penangkapan, dia beserta jajarannya tidak akan mengubah strategi sebelumnya.
"Saya belum akan mengubah strategi yang sekarang, yang pasti saya akan memimpin langsung penangkapan santoso di Poso," ujar Rudy.
"Saya tidak akan ada di Palu, yang pasti saya akan turun langsung mengejar santoso di mana pun dia berada. Sampai sekarang personel sudah cukup kita hanya perlu persiapkan diri lebih baik," tambah dia.
Mantan Direktur Pembinaan Kemampuan Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) ini menyatakan akan mengerahkan seluruh tenaga, termasuk mencari segala cara agar Santoso bisa ditangkap.
"Ini kan hutan belantara dan cukup luas jadi kalau dibilang terdesak kita enggak bisa bicara, nanti kita akan atur strategi bagaimana caranya santoso bisa kita tangkap, di hutan seperti itu karena kita operasi gabungan sudah dibantu oleh TNI yang terbaik dan polri yang terbaik," ujar Rudy.
Baca juga:
Polisi gerebek Santoso cs, 1 tewas, ditemukan 15 bom lontong
Cerita anggota Brimob hidup mati buru Santoso di Poso
Cerita Brimob buru Santoso, bawa tas berat & biskuit buat stok makan
Polisi gerebek teroris jaringan Santoso di Bima, 1 tewas ditembak
Anggota teroris Santoso ditangkap saat menumpang truk
Polisi sempat baku tembak dengan pelaku terduga teroris di Bima
Asam lambung kumat, polisi meninggal saat buru teroris Santoso
-
Sejak kapan Soto Podjok Kediri eksis? Terdapat tempat nyoto legendaris di Kota Kediri, Jawa Timur. Kabarnya, warung ini sudah eksis sejak 1926 silam.
-
Kapan Kota Tua Jakarta didirikan? Sejarah Kota Tua Jakarta berawal pada 1526, ketika Fatahillah, seorang komandan dari Kesultanan Demak, menyerang Pelabuhan Sunda Kelapa yang merupakan milik dari Kerajaan Pajajaran.
-
Apa yang ditampilkan oleh Tari Landok Sampot? Sesuai dengan namanya "Landok Sampot" tarian ini menampilkan gerakan perkelahian antar 2 pemuda dengan senjata berupa sebilah bambu. "Landok" yang berarti Tari, sedang "Sampot" berarti libas atau pecut.
-
Bagaimana Raden Ario Soerjo meninggal? Lalu mereka disuruh turun kemudian dibawa ke hutan dan dihabisi nyawanya oleh PKI.
-
Di mana Tari Landok Sampot berasal? Salah satu kesenian tradisional yang lahir dari kebiasaan masyarakat di masa lampau yaitu Tari Landok Sampot dari daerah Kluet, Kabupaten Aceh Selatan.
-
Siapa yang menulis kesan terhadap Tirto Adhi Soerjo dalam artikel "Mangkat"? Seorang anak didik Tirto Adhi Soerjo lainnya, Mas Marco Kartodikromo, menulis kesan terhadap gurunya itu melalui artikel bertajuk "Mangkat" yang dimuat di surat kabar Djawi Hisworo edisi 13 Desember 1918.