Kapolri sebut penembak polisi di Bima teroris
Jenderal Sutarman mengklaim pelaku sedang diikuti anak buahnya.
Kapolri Jenderal Pol Sutarman memastikan penembakan tiga polisi di Bima dalam enam bulan terakhir, terkait dengan terorisme. Dia menambahkan, anak buahnya saat ini terus memburu pelaku.
"Iya itu terorisme. Pelaku-pelaku penembakan sudah kita ikuti. Saya memang tidak usah menyebut satu per-satu karena sedang dalam proses," ujar Sutarman kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (19/8).
Jenderal bintang empat mengklaim sebenarnya polisi sudah mengikuti pergerakan kelompok-kelompok yang diduga sebagai terorisme sebelum peristiwa penembakan ketiga pada 16 Agustus lalu terjadi.
"Orang-orangnya sebenarnya, di beberapa penembakan yang lalu sudah kita ikuti dan tim kita sudah mengikuti sebenarnya," ucapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kapolsek Ambalawi, Kota Bima, AKP Abdul Salam, tewas ditembak orang yang tak dikenal. Ia mengalami luka tembak di bagian kepala.
"Iya benar, Pak Abdul Salam meninggal ditembak. Di tembak di kepala," ujar seorang anggota Polres Bima yang enggan disebutkan namanya kepada merdeka.com, Sabtu (16/8).
Sebelum Abdul Salam, dua polisi di Bima juga menjadi korban penembakan. Pada 28 Maret, Kepala Urusan Satuan Narkoba Polres Bima, Ipda Hanafi ditembak orang tak dikenal. Selang tiga bulan kemudian tepatnya 2 Juni, Brigadir Kepala Muhamad Yamin, anggota Intelijen dan Keamanan (Intelkam), menjadi korban penembakan.