Kapolri Tegaskan Perusuh Demo Bukan Mahasiswa, Pola Persis Kerusuhan 23 Mei
Terkait demonstrasi yang dilakukan pelajar. Kapolri mengatakan jika massa sudah dibayar.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengatakan perusuh yang terjadi di sekitar Gedung DPR, Palmerah, Slipi dan sekitarnya bukan massa pendemo mahasiswa maupun pelajar. Mereka adalah perusuh yang memang sudah disiapkan untuk menunggangi demo damai mahasiswa.
"Semalam dilakukan aksi perusakan. Saya kira masyarakat Jakarta tahu bagaimana jalan tol di dalam kota terhenti karena perusuh ini yang menduduki. Mereka bukan pelajar bukan mahasiswa," kata Kapolri saat jumpa pers di Kantor Kemenkopolhukam, Kamis (26/9).
-
Apa yang menjadi tuntutan utama mahasiswa saat melakukan demonstrasi di Trisakti? Mereka menuntut segera dilakukannya reformasi.
-
Apa yang menjadi tuntutan utama mahasiswa dalam demonstrasi tersebut? Lahirlah apa yang dinamakan TRITURA. Tritura atau Tri Tuntutan Rakyat 1. Bubarkan PKI dan ormas-ormasnya2. Rombak Kabinet Dwikora3. Turunkan Harga-Harga
-
Siapa yang terlibat dalam demo tersebut? Sejumlah kepala desa yang tergabung dalam Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) berunjuk rasa di depan Gedung DPR, Jakarta, Kamis (23/7/2023). Rencananya, akan ada ribuan massa aksi yang ikut serta dalam demo tersebut.
-
Kapan aksi demo terjadi? Aksi demo kali ini sangat besar, melibatkan tidak hanya mahasiswa tetapi juga para komika seperti Arie Kriting dan Mamat Alkatiri yang ikut turun berdemo.
-
Bagaimana cara militer melindungi mahasiswa dalam demonstrasi tersebut? Karena itu mahasiswa bergerak, TNI AD melindungi mereka di belakang.
-
Apa tujuan utama para kepala desa dalam melakukan demo? Dalam aksinya, mereka mendesak DPR dan pemerintah untuk segera mengesahkan Revisi UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa. Mereka memandang revisi UU Desa dibutuhkan untuk memberikan kepastian hukum terkait masa jabatan kepala desa dari 6 tahun menjadi 8 tahun atau 9 tahun.
"Melempar petugas dengan batu, persis seperti yang dulu kerusuhan bulan 23 Mei di Slipi. Ini mirip dengan pola terjadinya kerusuhan 21-23 Mei lalu. Dimulainya sore hari berlangsung hingga malam hari," ucap Kapolri.
Dia menuturkan, gerakan ini sistematis. Sehingga, pasti ada pihak-pihak yang mengatur.
"Ini terlihat cukup sistematis. Artinya ada pihak-pihak yang mengatur itu," ungkapnya.
Dia juga menjelaskan, pihak-pihak yang ditangkap di Polda Metro Jaya, sekitar 200 orang, sebagian bukan mahasiswa ataupun pelajar. Mereka merupakan masyarakat umum.
"Ketika ditanya juga dalam rangka untuk apa aksi itu, tidak ngerti, tidak paham tentang RUU. Ada enggak ngerti, bahkan diantaranya ada yang mereka mendapatkan bayaran," katanya.
Reporter: Putu Merta
Baca juga:
Wiranto soal Demo Rusuh: Tujuan Akhirnya Gagalkan Pelantikan Presiden Terpilih
Kapolri: Tidak Ada Pendemo Meninggal Karena Luka Tembak
40 Pengunjuk Rasa di Medan Jadi Tersangka Kerusuhan, 15 Lainnya Dilepas
Sisa Gas Air Mata Pascabentrok Massa dan Aparat Ganggu Aktivitas Warga
Pelajar SMP dan SMK Ikutan Aksi Demonstrasi Mahasiswa di Surabaya
Janji Kadiv Propam Polri ke Anggota DPR Tak Akan Intimidasi Wartawan yang Bertugas