Kapuspen Jelaskan Vaksin Nusantara Bukan Program TNI
Tenaga Ahli Menteri Kesehatan, Andani Eka Putra, mengakui Vaksin Nusantara sudah digagas Terawan Agus Putranto saat masih menjabat Menteri Kesehatan. Pemerintah pun disebut mengetahui gagasan itu.
TNI angkat bicara terkait polemik Vaksin Nusantara digagas mantan Menkes Terawan Agus Putranto. TNI menyatakan vaksin Nusantara bukanlah program TNI.
"Pada kesempatan ini dengan berbagai hal yang didiskusikan, dibicarakan di berbagai media, terkait vaksin Nusantara, perlu saya sampaikan sebagai berikut, bahwa program vaksin Nusantara bukanlah program dari TNI," kata Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen Ahmad Riad saat konferensi pers di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (19/4).
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Siapa yang kagum dengan kekuatan TNI? Gamal Abdul Nasser Adalah Sahabat Dekat Presiden Sukarno Keduanya menjadi pelopor gerakan Non Blok. Karena dekat, Nasser bicara terus terang pada Presiden Sukarno.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Kapan TNI dibentuk secara resmi? Sehingga pada tanggal 3 Juni 1947 Presiden Soekarno mengesahkan secara resmi berdirinya Tentara Nasional Indonesia (TNI).
-
Siapa menantu Panglima TNI? Kini Jadi Menantu Panglima TNI, Intip Deretan Potret Cantik Natasya Regina Ini potret cantik Natasya Regina, menantu panglima TNI.
-
Kapan Panglima TNI menerima penghargaan? Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto dianugerahi penghargaan Meritorious Service Medal dari Pemerintah Singapura.
Meski demikian, Riad memastikan TNI akan berkomitmen mendukung pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19. Menurut Riad, terkait dengan adanya inovasi obat-obatan penanganan Covid-19 termasuk vaksin, TNI menyatakan akan terus mendukungnya.
"Dengan catatan telah memenuhi kriteria dan persyaratan yang telah ditetapkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), sehingga harus ada tiga kriteria penting yang harus dipenuhi. Yaitu Keamanan, efikasi, dan kelayakannya," kata dia.
Sebelumnya mantan Menkes Terawan Agus Putranto memprakarsai vaksin Nusantara. Vaksin ini dikembangkan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. Kariadi, Semarang.
Terawan mengklaim vaksin yang disebut AV-Covid-19 ini merupakan solusi bagi para pengidap komorbid berat serta orang yang memiliki autoimun karena sel dendritik bersifat personalized atau menyesuaikan kondisi setiap pasien. Dia juga mengklaim vaksin Nusantara sangat aman karena sifatnya individual.
Eks Kepala Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto ini mengungkapkan bahwa sebenarnya dia sudah mengembangkan sel dendritik sejak tahun 2015 di Cell Center RS Karjadi, Semarang. Hasil penelitiannya juga sudah diunggah ke Jurnal Internasional, namun pada saat itu dikembangkan dan diteliti untuk penyakit kanker.
"Ini terus berkembang, lalu ketika ada ide dendritik vaksin untuk Covid-19, kami lakukan uji binatangnya melalui pihak ketiga di Amerika sehingga ini bisa berjalan baik dan membuat kami mantap (untuk kembangkan)," kata Terawan beberapa waktu lalu.
Terawan mengatakan vaksin yang merupakan hasil kerja sama Aivita Biomedical dari Amerika Serikat, Universitas Diponegoro dan RSUP dr Kariadi Semarang ini sudah melewati uji klinis tahap pertama.
Sementara itu, Tenaga Ahli Menteri Kesehatan, Andani Eka Putra, mengakui Vaksin Nusantara sudah digagas Terawan Agus Putranto saat masih menjabat Menteri Kesehatan. Pemerintah pun disebut mengetahui gagasan itu.
"Iya setahu saya sudah menjabat sudah menjalani," kata Andani dalam diskusi virtual, Sabtu (17/4).
Menurut dia, pemerintah sudah mengetahui adanya gagasan vaksin yang digagas Terawan. Vaksin itu semula ditujukan untuk vaksin nasional seperti Vaksin Merah Putih.
"Sudah ada prosesnya tapi saya enggak tahu persis, vaksinnya seperti sama Merah Putih, dengan tujuan vaksin nasional, tujuannya seperti itu," bebernya.
Reporter: Fachrur Rozie
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Utang Nyawa kepada Dokter Terawan, Aburizal Bakrie Pilih Disuntik Vaksin Nusantara
Menkes Budi soal Kontroversi Vaksin Nusantara: Berdebat Lewat Jurnal Ilmiah Saja
Menkes Diminta Fasilitasi Mediasi Peneliti Vaksin Nusantara dengan BPOM
Bukan Pemilu, PAN Minta Hentikan Aksi Dukung Mendukung Vaksin Nusantara
Presiden Jokowi Diminta Tengahi Kisruh Vaksin Nusantara Vs BPOM