Kasus Gatot untuk ungkap peredaran senjata ilegal di Indonesia
Kasus Gatot untuk ungkap peredaran senjata ilegal di Indonesia. Selain memeriksa sejumlah saksi, kata Budi, pihaknya tengah menunggu bantuan dari PT Pindad dan Biro ATF (Alcohol, tobacco, firearms & explosive) Amerika Serikat untuk menganalisa asal usul senjata tersebut, serta pabrik pembuat senjata milik Gatot.
Kasubdit Resmob Polda Metro Jaya AKBP Budi Hermanto mengatakan, sebanyak 21 pertanyaan dilontarkan kepada artis Nadine Chandrawinata. Dalam pemeriksaan, Nadine tidak mengetahui soal senjata tersebut.
Meskipun Nadine tidak mengetahui soal tersebut, Budi menegaskan, pihaknya bukan hanya fokus dalam kepemilikan senjata Gatot Brajamusti. Namun soal peredaran senjata ilegal di Indonesia.
"Soalnya bukan semata-mata untuk kasus Gatot ini saja, tapi juga untuk memberantas peredaran senjata api ilegal di Indonesia," ujarnya di Polda Metro Jaya, Senin (19/9).
"Kita memeriksa bukan nggak ada hasil, itu gunanya kita memeriksa beberapa saksi agar bisa menemukan titik terang," sambungnya.
Selain memeriksa sejumlah saksi, kata Budi, pihaknya tengah menunggu bantuan dari PT Pindad dan Biro ATF (Alcohol, tobacco, firearms & explosive) Amerika Serikat untuk menganalisa asal usul senjata tersebut, serta pabrik pembuat senjata yang dimiliki Gatot.
"Glock (jenis senjata Gatot) itu kan dari Austria, Wolter PPK dari Amerika. Kami harus berkoordinasi dengan dua negara pembuat itu untuk cari silsilahnya," kata Budi.
Lanjut Budi, penemuan kasus Gatot ini bisa dijadikan sumber untuk mengungkap peredaran senjata api ilegal di Indonesia, dan dapat ditelusuri bagaimana cara mendapatkannya.
"Pabrik yang mengeluarkan pasti ada nomor registernya, data yang beli siapa, didistribusikan kemana? Pasti ada, karena disenjata itukan ada nomor serinya," pungkasnya.