Kasus Juliari Batubara, Vendor Klaim Isi Paket Sembako Bansos Covid Berkualitas
Menurut Chandra, dirinya menjaga nama baik Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam pengadaan bansos sehingga menyediakan paket sembako berkualitas. Terlebih, paket sembako yang diberikan tentunya akan berpengaruh terhadap nama baik perusahaannya.
Vendor pengadaan bantuan sosial (bansos) mengklaim bahwa paket sembako yang diberikan kepada para keluarga penerima manfaat (KPM) terdampak pandemi Covid-19 merupakan barang yang berkualitas. Hal ini disampaikan Chandra Andirati yang merupakan pihak swasta atau vendor pengadaan bansos di Pengadilan Negeri Tipikor.
"Saya ambil barang kelas satu, ini kan bantuan presiden," tutur Chandra saat bersaksi untuk terdakwa mantan Menteri Sosial (Mensos) Juliari Peter Batubara di Pengadilan Negeri Tipikor, Jakarta Pusat, Senin (21/6/2021).
-
Siapa yang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus korupsi Bansos Presiden Jokowi? Pada kasus ini, satu orang telah ditetapkan menjadi tersangka yakni Direktur Utama Mitra Energi Persada sekaligus Tim Penasihat PT Primalayan Teknologi Persada tahun 2020, Ivo Wongkaren, alias IW.
-
Apa modus yang digunakan dalam korupsi Bansos Presiden Jokowi? Modusnya sama sebenernya dengan OTT (Juliari Batubara) itu. (Dikurangi) kualitasnya," ucap Tessa.
-
Apa isi pemberitaan yang menyebutkan Prabowo Subianto terlibat dugaan korupsi? Prabowo terlibat dugaan korupsi dan penyuapan senilai USD 55,4 juta menurut isi pemberitaan tersebut dalam pembelian pesawat jet tempur Mirage bekas dengan pemerintah Qatar. Uang ini disebut yang dijadikan modal Prabowo dalam melenggang ke pilpres 2014.
-
Bagaimana cara membedakan Bansos milik Jokowi dengan Bansos Kemensos? Cara paling mudah mengetahui perbedaannya, Bansos milik Jokowi yakni pada tas kantong merah putih itu ada logo Istana Presiden RI. Sementara di versi Bansos Kemensos tertulis 'Bantuan Presiden Republik Indonesia Melalui Kementerian Sosial' namun tidak ada logo Istananya.
-
Kapan Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
-
Kasus korupsi apa saja yang menjerat Menteri Jokowi? Mantan Menpora Imam Nahrawi Terbukti menerima suap penyaluran pembiayaan dengan skema bantuan pemerintah melalui Kemenpora pada KONI Tahun Anggaran (TA) 2018 Mantan Menteri Sosial (Mensos) Idrus Marham terjerat kasus suap terkait proyek PLTU Riau-1. Ia pun divonis 3 tahun penjara oleh majelis hakim Tipikor Jakarta. Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo Edhy terjerat kasus korupsi ekspor benih lobster atau benur Mahkamah Agung (MA) menyunat vonis mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo Mantan Menteri Sosial Juliari Batubara. KPK menetapkan Juliari P Batubara sebagai tersangka kasus dugaan korupsi bansos Covid-19. Divonis penjara 12 tahun dan denda Rp 500 juta Terbaru ada Johnny G Plate ditetapkan tersangka dugaan korupsi pengadaan BTS 4G dan infrastruktur pendukung paket 1, 2, 3, 4, dan 5 BAKTI Kemenkominfo Tahun 2020-2022.
Menurut Chandra, dirinya menjaga nama baik Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam pengadaan bansos sehingga menyediakan paket sembako berkualitas. Terlebih, paket sembako yang diberikan tentunya akan berpengaruh terhadap nama baik perusahaannya.
"Saya jaga nama baik Presiden, saya jaga nama baik Pak Menteri, saya jaga nama baik perusahaan kami juga. Jadi enggak mau kasih barang jelek, semuanya branded semua," jelas dia.
Meski begitu, Chandra mengaku memberikan uang senilai Rp30 juta kepada mantan pejabat Kementerian Sosial (Kemensos) Matheus Joko Santoso (MJS). Uang tersebut merupakan ucapan terima kasih kepada MJS dan stafnya yang sudah bekerja lembur.
"Saya cuma kasih sebagai terima kasih saya kepada Pak Joko dan stafnya Pak Joko karena mereka sudah kerja lembur, untuk uang lembur mereka," kata Chandra.
Menurutnya, uang itu diambil dari keuntungan pengadaan paket sembako bansos. Bahkan dia mengaku tidak pernah mendengar adanya permintaan untuk melakukan potongan Rp10 ribu per paker sembako, termasuk soal uang Rp30 juta akan diserahkan kepada Juliari atau pihak lainnya.
"Enggak ada pembicaraan seperti itu (uang) diberikan kepada seseorang atau digunakan untuk mendapatkan paket bansos selanjutnya," ujar Chandra.
Sementara itu, Merry Hartini yang juga pihak swasta pengadaan bansos turut menyatakan memberikan sembako kualitas baik. Meski mendapat untung kecil, kualitas paket sembako tetap dipastikan terjaga.
"Sebetulnya kalau dihitung-hitung untungnya tipis banget, tapi karena Covid itu, nggak ada pekerjaan kami punya man power itu sekitar 150-200 orang, itu gajinya Rp 150.000 per hari, makan mereka beli sendiri, ada banyak biaya operasional lain seperti Security dan lain-lain," terang Merry.
"Memang sebetulnya untungnya tipis, tapi kalau tidak ada kerjaan kami kan mikirin man power ini, kadang kerja sampai 24 jam. Makanya bisa selesai tiga hari. Tetapi karena kami langsung beli di pabrik, maka bisa ditekan (biayanya)," sambungnya.
Merry mengatakan, Kemensos juga membuka hotline pengaduan publik sehingga ketika ada keluhan dan temuan terkait paket sembako jelek, maka akan segera diminta mengganti dengan barang yang berkualitas.
"Ada (mekanisme pengaduan), kalau di pengaduan Kemensos itu ada ruang pengaduan publik untuk terkait bansos itu barang jelek, tidak sesuai spek, itu bisa langsung disampaikan ke Kemensos untuk ditarik, dikembalikan, dan langsung diganti yang baru. Kalau di kami, tidak pernah terjadi," ungkap Merry.
Lebih lanjut, Merry mengaku memberikan uang senilai Rp 1 miliar kepada mantan PPK Kemensos Matheus Joko Santoso. Dia menganggap uang tersebut merupakan bagian dari modal.
"Kami anggap saja itu biaya modal," Merry menandaskan.
Reporter: Nanda Perdana Putra
Sumber: Liputan6.com