Kasus Meikarta, Bupati Bekasi Nonaktif dan Kolega Didakwa Terima Suap Puluhan Miliar
Kuasa hukum Neneng Hasanah Yasin meminta majelis hakim mempertimbangkan kondisi kesehatan kliennya. Terlebih, Neneng yang sedang mengandung dijadwalkan melahirkan pada bulan April mendatang.
Bupati Bekasi Nonaktif, Neneng Hasanah Yasin, pertama kalinya menjalani sidang terkait kasus suap perizinan proyek Meikarta. Selain Neneng, empat pejabat Pemkab Bekasi juga duduk di kursi pesakitan hari ini.
Keempat lainnya yakni Kepala Dinas PUPR Pemkab Bekasi, Jamaludin; Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP) Pemkab Bekasi, Dewi Tisnawati, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Pemkab Bekasi, Sahat Maju Banjarnahor; Kepala Bidang Penataan Ruang Dinas PUPR Pemkab Bekasi, Neneng Rahmi Nurlaili.
-
Apa yang ditemukan di Bekasi? Warga Bekasi digegerkan temuan kerangka manusia di sebuah lahan kosong. Polisi pun melakukan penyelidikan.
-
Di mana kejadian Bupati Bengkulu Utara ditarik terjadi? Dalam tayangan yang beredar, Mian tampak berada dekat dengan orang nomor satu di Indonesia saat mengunjungi Pasar Purwodadi, Kabupaten Bengkulu Utara.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Apa yang terjadi pada Bupati Bengkulu Utara saat kunjungan Presiden Jokowi? Viral di media sosial sosok Bupati Bengkulu Utara, Ir Mian yang ditarik secara tiba-tiba oleh seseorang di tengah rombongan kunjungan kerja Presiden Joko Widodo, Jumat (21/7).
-
Apa yang dilakukan Mies van Bekkum di Jakarta? Pada zaman dahulu, Mies van Bekkum datang ke tempat itu untuk menyatukan kembali keluarga Belanda yang terpisah akibat ditawan Jepang.
-
Kapan kerangka manusia ditemukan di Bekasi? Dia menjelaskan, kerangka manusia ditemukan di lahan Kosong Grand Wisata, Kampung Bulak Jambu, Tambun Selatan Kabupaten Bekasi pada pukul 17:00 WIB pada Rabu, 4 September 2024.
Kelimanya didakwa mendapatkan uang dengan nominal berbeda dari para pengembang. Tujuan pemberian uang itu untuk memudahkan perizinan proyek Meikarta.
Neneng Hasanah Yasin disebut jaksa menerima uang paling besar. Totalnya Rp 10.830.000.000 dan SGD 90 ribu; Jamaludin didakwa menerima Rp 1,2 miliar; sementara Dewi Tisnawati menerima Rp 1 miliar dan SGD 90 ribu.
Yang lainnya, Sahat Maju Banjarnahor menerima Rp 952.020.000 dan Neneng Rahmi Nurlaili menerima Rp 700 juta. Pemberian uang itu dilakukan secara bertahap dimulai pada bulan Juni 2017 oleh terdakwa dari pihak pengembang yaitu Billy Sindoro, Taryudi, Fitradjaja Purnama, dan Henry Jasmen P Sitohang
"Terdakwa Neneng Hasanah Yasin (menerima suap) agar menandatangani IPPT (Izin Peruntukan Penggunaan Tanah pembangunan) Meikarta sebagai salah satu syarat untuk penerbitan IMB tanpa melalui prosedur yang berlaku," ujar jaksa.
Dalam sidang tersebut, kelima terdakwa memutuskan untuk tidak mengajukan eksepsi. Dengan demikian, hakim menyatakan persidangan dilanjutkan dengan pemeriksaan saksi pada pekan depan.
"Karena terdakwa tidak mengajukan eksepsi maka langsung pemeriksaan saksi minggu depan ya," kata hakim.
Atas perbuatannya itu, sang Bupati dan pejabat Pemkab Bekasi didakwa melanggar Pasal 12 huruf a dan/atau Pasal 12 huruf b dan/atau Pasal 11 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHPidana.
Bupati Neneng Melahirkan Bulan April
Kuasa hukum Neneng Hasanah Yasin meminta majelis hakim mempertimbangkan kondisi kesehatan kliennya. Terlebih, Neneng yang sedang mengandung dijadwalkan melahirkan pada bulan April mendatang.
"Kami perlu mengajukan permohonan berobat. Mengingat bulan April dijadwalkan melahirkan. Mohon dipertimbangkan," ujar salah satu kuasa hukum.
Hakim mempersilakan proses berobat dan pemeriksaan. Namun, Hakim memberi catatan agar pengajuan ijin berobat dilalui dengan prosedur yang sesuai aturan dan tidak dilakukan ketika persidangan.
"Kalau memang sakit kita izinkan, tapi nanti dilampirkan juga surat dari LP (Lapas)," kata hakim.
Jaksa KPK pun menegaskan semua peoses kelahiran Neneng akan dibantu oleh tim dokter dari KPK termasuk dalam hal tes kesehatannya.
Nama James Riady Disebut di Sidang
Dalam sidang dakwaan untuk Neneng Hasanah Yasin, jaksa KPK menyebut nama James Riady dalam kasus dugaan suap Meikarta. Neneng dan James pernah bertemu membahas permohonan izin mendirikan bangunan (IMB) terkait proyek Meikarta.
Pertemuan itu terjadi pada Januari 2018. Setelah itu, pada Mei 2018, penfemvang Meikarta mengajukan permohonan IMB untuk 53 apartemen dan 13 basement.
James Riady pun pernah menjadi saksi untuk terdakwa Billy Sindoro, Taryudi, Fitradjaja Purnama, dan Henry Jasmen P Sitohang. Dalam keterangannya, ia mengakui pernah bertemu dengan Neneng karena diajak bersilaturahim.
Baca juga:
KPK Analisis Dugaan Keterlibatan Korporasi Dalam Kasus Suap Meikarta
Kuasa Hukum Billy Sindoro Bersikukuh Kliennya Tidak Terlibat Dalam Suap
Billy Sindoro Dituntut 5 Tahun Penjara, Rekan-rekannya Lebih Ringan
Meski Hamil, Bupati Non Aktif Bekasi Neneng Hasanah Tak Diistimewakan di Sukamiskin
Neneng Hassanah Mengundurkan Diri dari Bupati Bekasi Nonaktif
Konsultan Proyek Meikarta Ngaku Digaji SGD 1.000 per hari
Rekan di Gereja Akui Billy Sindoro Pernah Terlibat Kasus Suap