Kasus Pertama di RI, Anak 11 Tahun Meninggal Komplikasi Covid-19 dan DBD
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yuri mengatakan, pasien positif corona berusia 11 tahun asal Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur meninggal dunia adalah kasus pertama usia muda di Indonesia. Dia menjelaskan, pasien tersebut meninggal disertai dengan penyakit demam berdarah dengue (DBD).
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yuri mengatakan, pasien positif corona berusia 11 tahun asal Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur meninggal dunia adalah kasus pertama usia muda di Indonesia. Dia menjelaskan, pasien tersebut meninggal disertai dengan penyakit demam berdarah dengue (DBD).
"Usia termuda (kejadian meninggal pertama kali akibat Covid-19). Kasus ini DBD dengan Covid. Meninggal karena syok DBD," kata Yuri saat dihubungi merdeka.com, Senin (6/4).
-
Mengapa DBD masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia? DBD disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, pada tahun 2022, terdapat 52.313 kasus DBD dengan 448 orang meninggal dunia.
-
Kapan gejala DBD muncul? Setelah terinfeksi, seseorang dapat mengalami gejala DBD dalam beberapa hari.
-
Di mana DBD menjadi masalah utama? Penyakit ini menjadi salah satu masalah kesehatan utama di berbagai negara tropis dan subtropis, terutama di Asia Tenggara, Amerika Selatan, dan Afrika.
-
Apa yang dimaksud dengan DBD? Demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi penyakit yang sering disalahpahami oleh masyarakat. Banyak yang beranggapan bahwa seseorang yang pernah terkena DBD tidak akan terinfeksi lagi karena sudah kebal terhadap virus dengue.
-
Kapan kasus DBD biasanya meningkat? Tren peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) selalu terjadi di musim hujan, dan penyakit ini masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat Indonesia.
-
Apa saja gejala DBD pada anak? Gejala penyakit DBD atau demam berdarah dengue pada anak antara lain adalah sebagai berikut: Demam tinggi. Anak akan mengalami demam tinggi hingga mencapai 40°C selama 2-7 hari. Demam ini bisa memiliki pola pelana kuda, yaitu demam naik turun dengan fase kritis di saat suhu menurun.
Sebelumnya diketahui, berdasarkan informasi yang dihimpun dari Antara, Bupati Pamekasan Baddrut Tamam membenarkan ada warganya yang positif terpapar virus corona sesuai hasil pemeriksaan laboratorium dari Balitbangkes Jakarta.
"Memang benar ada warga Pamekasan yang positif corona, sesuai hasil pemeriksaan dari Jakarta," katanya.
Bupati menjelaskan, warga Pamekasan yang positif corona ini setelah datang dari Malang. Dia datang dalam kondisi sakit, lalu dirujuk ke RSUD dr Slamet Martodirjo Pamekasan.
Menurut bupati, pasien itu datang dari Malang, Jawa Timur pada hari Selasa, 17 Maret 2020. Lalu, pada Kamis, 19 Maret 2020 sekitar 21.20 WIB dirujuk ke RSUD dr Slamet Martodirjo Pamekasan.
"Jumat, 20 Maret 2020 sekitar pukul 12.30 WIB pasien meninggal dunia," kata Bupati.
Pihak rumah sakit dan Dinas Kesehatan Pamekasan lalu mengirim spesimen pasien ke laboratorium BBTKLP2 (Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit) Surabaya.
"Beberapa hari kemudian, yakni pada 24 Maret 2020, hasilnya ke luar dan diketahui negatif," kata Bupati.
Namun meski hasilnya negatif, dokter dan perawat yang menangani pasien yang meninggal dunia tersebut dikarantina selama 14 hari dan tidak ada keluhan sampai hari ini.
"Orang tua si pasien juga melakukan isolasi mandiri selama 14 hari," ujar Bupati.
Lalu, pada Minggu, 29 Maret 2020 hasil laboratorium dari Balitbangkes Jakarta menyatakan positif. "Jadi, kronologisnya seperti ini," ujar Bupati, menjelaskan.
(mdk/rnd)