Kasus Rabies di Bali Tertinggi Tapi Belum Tetapkan KLB, Ini Penjelasan Dinkes
Pada tahun 2022, kasus kematian akibat gigitan hewan rabies di Bali sebanyak 22 orang. Sementara di sepanjang tahun 2023 ini, baru ada tiga kasus yakni dua orang di Kabupaten Jembrana, Bali, dan satu orang di Kabupaten Buleleng, Bali.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bali, belum bisa menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) rabies di Bali. Meskipun, Bali menjadi salah satu daerah dengan kasus rabies tertinggi di Indonesia.
Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi Bali, I Wayan Widya beralasan penetapan status KLB belum bisa dilakukan karena dari angka kematian rabies 2023, Bali bukan yang paling tinggi.
-
Apa gejala rabies pada kucing? Lebih lanjut, Hemowo menjelaskan beberapa gejala rabies di antaranya hewan jadi takut cahaya maupun air, cenderung agresif, dan hipersalivasi, yaitu keluar air liur yang berlebihan dari mulut hewan tersebut.
-
Apa saja ciri-ciri kucing yang terinfeksi rabies? Kucing yang terinfeksi rabies dapat menunjukkan berbagai tanda. Ciri-Ciri kucing rabies penting diketahui oleh semua orang. Kucing yang terinfeksi rabies dapat menunjukkan berbagai tanda.
-
Apa saja tanda-tanda hewan yang terjangkit rabies? Berikut gejala yang muncul apabila hewan terserang rabies: 1. Mudah menyerang orang (agresif) 2. Mulut berbusa 3. Air liur berlebih 4. Bereaksi berlebihan terhadap cahaya dan suara 5. Suka menyendiri dalam ruangan gelap 6. Demam 7. Tidak nafsu makan 8. Lemah 9. Kejang 10. Lumpuh.
-
Kapan gejala rabies muncul pada kucing? Tanda-tanda ini sebenarnya sulit dipastikan karena rabies memiliki masa inkubasi yang lama dan gejalanya muncul dalam beberapa fase, yang membuat diagnosisnya menjadi sulit.
-
Hewan apa saja yang gigitannya berpotensi membawa penyakit rabies? Sumber penularan dari penyakit rabies adalah anjing sebagai sumber penular utama, disamping itu dapat juga ditularkan oleh kucing dan kera.
-
Kapan kucing yang terinfeksi rabies bisa menunjukkan gejala kelumpuhan? Kucing yang terinfeksi rabies dapat mengalami kelumpuhan pada anggota tubuh tertentu atau kesulitan berjalan.
"Kalau disebutkan KLB, apabila sebelumnya tidak ada (kasus rabies) lalu terjadi peningkatan dua kali lipat dari tahun sebelumnya atau bulan sebelumnya baru KLB, itu kriteria KLB," kata Widya, saat dihubungi Selasa (20/6) sore.
Pada tahun 2022, kasus kematian akibat gigitan hewan rabies di Bali sebanyak 22 orang. Sementara di sepanjang tahun 2023 ini, baru ada tiga kasus yakni dua orang di Kabupaten Jembrana, Bali, dan satu orang di Kabupaten Buleleng, Bali.
"Ada tiga, di Jembrana dua orang kalau tidak salah itu di bulan Februari 2023 lalu dan satu orang yang lagi viral di Buleleng itu meninggal dunia. Tahun lalu (2022) ada 22 kematian tapi itu setahun. Sebenarnya, dari segi angka kematian dibandingkan tahun lalu (2021) sudah bisa kita tekan sebenarnya," imbuhnya.
Menurutnya, kasus rabies di Bali termasuk tinggi karena populasi anjing di Pulau Dewata itu termasuk yang terbesar di Tanah Air.
Kemudian yang kedua saat Pandemi Covid-19 kasus gigitan anjing itu rendah karena banyak orang yang tidak keluar rumah dan juga gencar melakukan vaksinasi kepada anjing. Lalu, di tahun 2022 kasus gigitan anjing tinggi karena sudah mulai adanya aktivitas masyarakat.
"Selama Covid-19 kemarin kita sudah melakukan vaksin terhadap anjing dan dulu waktu zaman Covid-19 tidak ada yang keluar dan berada di rumah, sekarang kan aktivitas sudah normal kembali. Sehingga gigitannya tinggi," ungkapnya.
Tetapi, dia belum bisa mengungkap berapa banyak juga warga digigit anjing rabies dan yang sudah tervaksinasi. Dia berdalih, Dinkes Bali sebenarnya hanya hilir dan hulunya ada di masyarakat dan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bali.
"Kita kan di hilir dan di hulunya ada di masyarakat ada. Kalau di masyarakat bagaimana sebaiknya memelihara anjing yang benar. Dan apabila masyarakat ada yang tergigit agar mencuci dengan air mengalir dengan sabun selama 15 menit, dan di bawah ke faskes dan anjing-anjing liar ini bagaimana upayanya (Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bali)," ujarnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bali, I Nyoman Gede Anom dan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Provinsi Bali, I Wayan Sunada belum bisa merespon soal kasus rabies tersebut.
Seperti diketahui, baru-baru ini viral kasus seorang balita di Buleleng meninggal dunia setelah terkena gigitan dari anjing peliharaannya yang terinfeksi rabies. Kasus tersebut menjadi pengingat kembali bahayanya penyakit menular dari hewan kepada manusia.
Berdasarkan data yang dirilis Kementerian Kesehatan, penyakit rabies pada hewan memang menjadi tantangan besar di Indonesia. Dari 38 provinsi di Indonesia, hanya 8 provinsi yang bebas dari penyakit rabies. Mereka adalah Kepulauan Riau, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, Papua Barat dan Papua.
Sementara itu, dari 17 ribu lebih kepulauan di Indonesia, hanya ada 8 pulau yang juga bebas dari penyakit ini. Antara lain, Pulau Tabuan dan Pulau Pisang di Lampung, Pulau Meranti di Riau, Kepulauan Mentawai di Sumatera Barat, Kepulauan Sintaro di Sulawesi Selatan , Pulau Nunukan, Pulau Batik dan Pulau Tarakan di Kalimantan Utara.
Masih dari sumber yang sama, tercatat ada 31.113 kasus gigitan hewan kepada manusia yang berpotensi menularkan virus rabies terutama dari gigitan anjing, kucing, dan monyet. Sedangkan pemberian vaksin rabies kepada hewan sebanyak 23.211. Kemudian tercatat ada 11 kasus kematian yang disebabkan rabies.
Berikut ini 10 provinsi dengan kasus rabies tertinggi di Indonesia per April 2023:
- Bali: 14.827 kasus rabies
- Nusa Tenggara Timur : 3.437 kasus rabies
- Sulawesi Selatan : 2.338 kasus rabies
- Kalimantan Barat : 1.188 kasus rabies
- Sumatera Barat : 1.1171 kasus rabies
- Sulawesi Utara : 1.104 kasus rabies
- Riau : 1.109 kasus rabies
- Nusa Tenggara Barat : 739 kasus rabies
- Sulawesi Tengah : 588 kasus rabies
- Kalimantan Timur : 562 kasus rabies.