Kasus salah obat bius, Kemenkes sebut RS Siloam tak lalai
Kemenkes telah melakukan investigasi dan tidak menemukan adanya pelanggaran SOP.
Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan (BUK) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) turut melakukan investigasi atas kasus meninggalnya dua pasien Rumah Sakit (RS) Siloam Karawaci, Tangerang. Hasil pemeriksaan sementara, belum ditemukan kesalahan prosedur dari pihak RS Siloam maupun dokter yang menangani pasien.
"Sekarang ini, secara garis besar dari SOP (Standard Operating Procedure) yang ada, kita belum temukan kelalaian kepada kedua pasien," ujar Dirjen BUK Kemenkes Akmal Taher dalam siaran pers, Jumat (20/2).
Pengecekan dilakukan mulai dari izin rumah sakit, dokter spesialis anestesi, dokter spesialis obstetri dan ginekologi, serta dokter urologi. Menurut Akmal, RS Siloam memiliki SOP untuk menangani setiap pasien dan tidak ada yang dilanggar. Termasuk SOP terhadap penyimpanan obat di RS Siloam.
"Sampai saat ini kita belum menemukan pelanggaran SOP. Misalnya, untuk penyimpanan obat pada suhu tertentu kita sudah periksa ternyata betul. Pemberian dosis obat kepada pasien juga diketahui telah sesuai prosedur," katanya.
Hasil pemeriksaan sementara, Buvanest Spinal yang diberikan ternyata bukan berisi Bupivacaine yang merupakan obat bius, akan tetapi berisi asam traneksamat golongan antifibrinolitik yang bekerja mengurangi pendarahan. Pihak RS Siloam mengaku sudah melakukan tindakan operasi sesuai prosedur.
Sementara itu, Perusahaan farmasi Kalbe Farma memberikan penjelasan terkait penarikan produk obatnya terkait kasus meninggalnya 2 pasien Rs Siloam pekan lalu.
"Perseroan melakukan hal ini sebagai prosedur pengendalian mutu dan tanggung jawab preventif agar konsumen terlindungi secara maksimal," Ujar Vidjongtius, Corporate Secretary PT Kalbe Farma Tbk.
Dalam laporannya tersebut Kalbe menyebut 2 produk yang ditarik yakni seluruh batch Buvanest Spinal 0,5 persen Heavy 4 ml dan Asam Tranexamat Generik 500 mg/Amp 5 ml dengan nomor batch629668 dan 630025.
"Bukan hanya obat anestesi Buvanest Spinal yang ditarik, melainkan juga produk injeksi Asam Tranexamat Generik," terang Vidjongtius.
Kalbe juga menyampaikan, pihaknya telah memulai penelaahan lebih lanjut yang hingga kini masih berlangsung, berkoordinasi dengan instansi pemerintahan terkait. Langkah ini sebagai komitmen untuk bertanggung jawab atas segala produk dan layanannya.
Baca juga:
Datangi RS Siloam, anggota DPR Komisi IX sebut tak ada mal praktik
Kemenkes yakin kasus obat anestesi tertukar terjadi di tempat lain
Obat bius berisi pengental darah, produksi Buvanest Spinal disetop
Menteri Puan ingatkan Kalbe Farma jangan asal produksi obat
Anaknya ditanggung hingga S1, suami pasien RS Siloam ngaku ikhlas
Keluarga pasien korban RS Siloam bungkam ke media
-
Kenapa Syawalan Morodemak digelar? Dilansir dari Demakkab.go.id, tradisi itu digelar sebagai ungkapan rasa syukur terutama warga nelayan yang kesehariannya mencari nafkah di tengah laut.
-
Kapan Prasasti Rukam ditemukan? Prasasti berangka tahun 829 saka atau 907 Masehi ini ditemukan pada tahun 1975 di Desa Petarongan, Kecamatan Parakan, Temanggung.
-
Kapan Sholat Nisfu Syaban dilakukan? Adapun sholat sunnah Sya‘ban adalah malam kelima belas bulan Sya‘ban.
-
Kapan Syawalan Morodemak dilakukan? Pada hari ke-7 lebaran, mereka menggelar sebuah tradisi bernama “Syawalan Morodemak”.
-
Apa alasan Shalat Rawatib Muakkad sangat dianjurkan? Shalat rawatib muakkad sangat dianjurkan umat muslim.
-
Apa yang dimaksud dengan kata-kata diam dalam konteks ini? Kata-kata diam adalah salah satu cara yang efektif untuk menggambarkan bagaimana kita diam apa makna di balik diamnya kita.