Niat Shalat Rawatib Muakkad dan Tata Caranya, Ketahui Keutamaannya
Shalat rawatib muakkad adalah shalat sunnah yang sangat dianjurkan bagi umat muslim, sebab selalu dikerjakan oleh Rasulullah SAW.
Selalu dikerjakan Rasulullah SAW, shalat rawatib muakkad sangat dianjurkan umat muslim.
Niat Shalat Rawatib Muakkad dan Tata Caranya, Ketahui Keutamaannya
Shalat sunnah rawatib adalah shalat yang mengiringi shalat fardhu lima waktu. Shalat rawatib sendiri tidak dianjurkan untuk dilaksanakan secara berjamaah. Jadi, Anda bisa menunaikannya masing-masing sebelum atau sesudah shalat fardhu.
Adapun shalat rawatib dalam sehari berjumlah 20 rakaat sebagaimana disebutkan oleh Syekh Zainuddin Al-Malibary (987 H) dalam kitab Fathul Muin, mengutip NU Online:
يسن للأخبار الصحيحة الثابتة في السنن أربع ركعات قبل عصر وأربع قبل ظهر وأربع بعده وركعتان بعد مغرب وندب وصلهما بالفرض ولا يفوت فضيلة الوصل بإتيانه قبلهما الذكر المأثور بعد المكتوبة وبعد عشاء ركعتان خفيفتان وقبلهما إن لم يشتغل بهما عن إجابة المؤذن فإن كان بين الأذان والإقامة ما يسعهما فعلهما وإلا أخرهما وركعتان قبل صبح
-
Apa itu sholat sunnah rawatib? Sholat sunnah rawatib adalah sholat sunnah yang dikerjakan sebelum dan sesudah sholat fardhu atau wajib.
-
Bagaimana cara sholat sunnah rawatib? Secara umum, cara melakukan sholat sunnah rawatib sama seperti sholat pada umumnya, dimulai dari takbiratul ihram, membaca surat, rukuk, itidal, sujud, duduk di antara dua sujud, hingga salam.
-
Kenapa sholat sunnah rawatib sangat dianjurkan? Sholat sunnah rawatib termasuk dalam kategori sholat sunnah yang hukumnya muakkad, artinya sangat dianjurkan untuk dilaksanakan.
-
Gimana cara mengerjakan sholat sunnah? Tata cara sholat sunnah adalah sebagai berikut: Membaca niat, Takbiratul ihram, Membaca doa iftitah, Membaca surah Al-Fatihah, Membaca surat pendek (dianjurkan surah Al-Kaafirun dan Al-Ikhlas), Ruku dengan tumakninah, Itidal dengan tumakninah, Sujud dengan tumakninah, Duduk di antara dua sujud dengan tumakninah, Sujud kedua dengan tumakninah, Berdiri lagi untuk menunaikan rakaat kedua, Membaca surah Al-Fatihah, Membaca surat pendek yang dihapal, Ruku dengan tumakninah, Itidal, Sujud pertama (rakaat kedua), Duduk di antara dua sujud, Sujud kedua (rakaat kedua), Duduk tasyahud akhir, Membaca tasyahud akhir, Salam.
-
Apa itu Sholat Sunnah? Sholat sunnah adalah sholat-sholat yang tidak diwajibkan namun dianjurkan sekali untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Hukum Shalat Rawatib
Ditinjau dari sisi hukumnya, shalat rawatib adalah shalat sunnah yang terbagi menjadi:
1. Shalat Rawatib Muakkad Yaitu shalat sunnah yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan, karena selalu dikerjakan oleh Rasulullah SAW. 2. Shalat Rawatib Ghoiru Muakkad Yaitu shalat sunnah yang kurang dianjurkan untuk dilaksanakan, karena Rasulullah SAW tidak selalu melaksanakannya.
Niat Shalat Rawatib Muakkad, Rakaat dan Waktunya
Waktu dan Jumlah Rakaat Shalat Rawatib Muakkad
Jika dihitung secara keseluruhan, pembagian sholat sunah rawatib bisa mencapai 20 rakaat. Namun, jumlah yang paling dianjurkan untuk dikerjakan adalah 12 rakaat. Terdiri dari 2 rakaat sebelum subuh, 4 rakaat sebelum zuhur, 2 sesudah zuhur, 2 rakaat sesudah maghrib, dan 2 rakaat sesudah isya. Jumlah rakaat sunah rawatib muakkad ini sebagaimana disebutkan dalam hadist riwayat At-Tarmidzi dan An-Nasa’i:
Dari Aisyah radiyallahu‘anha, ia berkata: Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang tidak meninggalkan dua belas (12) rakaat pada salat sunah rawatib, maka Allah akan bangunkan baginya rumah di surga, (yaitu): empat rakaat sebelum zuhur, dan dua rakaat sesudahnya, dan dua rakaat sesudah maghrib, dan dua rakaat sesudah isya, dan dua rakaat sebelum subuh.” (HR. At-Tarmidzi no. 414, An-Nasa’i no. 1794).Niat Shalat Rawatib Muakkad
Niat shalat sunah rawatib tak jauh berbeda dari niat shalat fardhu. Anda tinggal menambahkan Qobliyatan Lillahi Ta’ala (jika dikerjakan sebelum shalat fardhu) di akhir niat atau Ba’diyatan Lillahi Ta’ala (jika dikerjakan sesudah shalat fardhu). Jika mengerjakan shalat sunnah rawatib sebelum shalat subuh, maka bacaannya menjadi: اُصَلِّى سُنَّةَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى Ushallii sunnatash shubhi rak’ataini qabliy-yatan lillaahi ta’aalaa. Artinya: “Aku (niat) shalat sunnah qabliyyah subuh 2 rakaat, karena Allah Ta’ala.”
Kemudian, jika mengerjakan shalat sunnah rawatib setelah saolat isya, maka bacaan niatnya menjadi: اُصَلِّى سُنَّةً الْعِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى Ushallii sunnatal ‘isyaa’i rak’ataini ba’diy-yatan lillaahi ta’aalaa. Artinya: “Aku (niat) shalat sunnah ba’diyyah isya 2 rakaat, karena Allah Ta’ala.”Tata Cara Shalat Rawatib Muakkad
1. Membaca niat 2. Takbiratul ihram 3. Membaca doa iftitah 4. Membaca surat Al-Fatihah 5. Membaca surat pendek (Dianjurkan surah Al-Kaafirun dan Al-Ikhlas) 6. Ruku dengan tumaninah (Allahu akbar) 7. Itidal dengan tumaninah, 8. Sujud dengan tumaninah 9. Duduk di antara dua sujud, dengan tumaninah 10. Sujud kedua dengan tumaninah (Allahu akbar) 11. Berdiri lagi untuk menunaikan rakaat kedua 12. Membaca surat Al-Fatihah 13. Membaca surat pendek yang dihapal 14. Ruku dengan tumaninah (Allahu akbar) 15. Itidal 16. Sujud pertama (rakaat kedua) 17. Duduk di antara dua sujud 18. Sujud kedua (rakaat kedua) 19. Tasyahud Akhir 20. SalamKeutamaan Shalat Rawatib Muakkad
Berikut beberapa keutamaan shalat sunnah rawatib menurut hadist:
1. Dibangunkan Rumah di Surga At-Tarmidzi dan An-Nasa’i meriwayatkan dalam sebuah hadist bahwa, dari ‘Aisyah radiyallahu ‘anha, ia berkata: Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa tidak meninggalkan dua belas (12) rakaat pada salat sunah rawatib, maka Allah akan bangunkan baginya rumah di surga..." (HR. At-Tarmidzi no. 414, An-Nasa’i no. 1794).
2. Lebih Baik dari Dunia dan Seisinya Aisyah radhiyallahu ‘anha meriwayatkan sebuah hadis tentang shalat rawatib sebelum (qobliyah) subuh, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda, “Dua rakaat sebelum subuh lebih baik dari dunia dan seisinya.” Dalam riwayat yang lain, “Dua raka’at sebelum shubuh lebih aku cintai daripada dunia seisinya.” (HR. Muslim no. 725). 3. Diharamkan dari Api Neraka Ummu Habibah radhiyallahu ‘anha meriwayatkan keutamaan rawatib dzuhur. Dia berkata, saya mendengar Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang menjaga (salat) empat rakaat sebelum zuhur dan empat rakaat sesudahnya, Allah haramkan baginya api neraka." (HR. Ahmad 6/325, Abu Dawud no. 1269, At-Tarmidzi no. 428, An-Nasa’i no. 1814, Ibnu Majah no. 1160).