Kejagung dukung KPK tuntaskan kasus OTT Kajari Pamekasan
Rum mengaku belum menerima atau mendapatkan laporan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait OTT yang menimpa Rudi.
Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung, Mohammad Rum angkat bicara terkait Operasi Tangkap Tangan (OTT) Kepala Kejaksaan Negeri Pamekasan, Jawa Timur, Rudi Indra Prasetya. Dirinya menyebut bahwa itu adalah perbuatan oknum.
"Yang harus diingat bahwa itu oknum. Kita sudah mengingatkan ini tidak ada kaitan dengan sistem. Ini oknum," kata M Rum saat dikonfirmasi, Rabu (2/8).
Lebih lanjut, Rum menjelaskan bahwa selama ini pihaknya telah melakukan pengawasan. Karena kejaksaan sendiri telah memiliki SOP yang mengatur cara kerja jaksa. Dia juga membantah bahwa terdapat kelemahan pada sistem pengawasan di Kejaksaan.
"Pengawasannya kan ada SOP ini kan oknum, kita tidak bisa nyalain sistem. Sop periksa, SOP perkara bagaimana seharusnya etika jaksa tapi karena ini oknum kita tidak bisa bicara sistem dong," jelasnya.
Sampai saat ini, Rum mengaku belum menerima atau mendapatkan laporan dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait OTT yang menimpa Rudi. Dan jika memang terbukti bersalah, Rum mempersilakan KPK untuk menindaklanjuti.
"Kalau alat buktinya cukup silakan ditindaklanjuti sampai tuntas," tandasnya.
Diketahui, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali melakukan operasi tangkap tangan (OTT). Informasi dihimpun merdeka.com, KPK menangkap enam orang diduga terlibat kasus penggelapan penggunaan dana APBD Kabupaten Pamekasan tahun anggaran 2015-2016.
Enam orang yang ditangkap disebut-sebut Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Pamekasan, Kepala Inspektorat Pamekasan dan dua stafnya, kepala desa Dasok Kecamatan Pademawu Pamekasan bernama Agus, serta kepala Desa Mapper Tlanakan.
Keenam orang itu masih diperiksa Penyidik KPK di Mapolres Pamekasan. "Ya, benar ada kegiatan OTT tim di daerah Jawa Timur. Terkait dengan perkara hukum," ujar Juru Bicara KPK Febri Diansyah, Rabu (2/8).
Dia menuturkan, penyidik KPK mengamankan sejumlah orang dan sebagian masih dalam proses pemeriksaan. "Kami belum bisa sampaikan informasi rinci karena tim masih di lapangan," singkatnya.