Kejagung Jelaskan Pengusutan Dugaan TPPU Johannes Rettob Terkait Pengadaan Pesawat dan Helikopter di Pemkab Mimika
Mahkamah Agung (MA) sebelumnya lewat putusan kasasi telah mengetuk vonis bebas untuk dua terdakwa yakni Johannes Rettob dan Silvy Herawati.
Jaksa Fungsional Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung (Puspenkum Kejagung), Ulie Sondang mengulas bahwa dugaan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) di kasus pengadaan pesawat dan helikopter milik Pemkab Mimika tidak bisa ditindaklanjuti secara hukum. Alasannya, Mahkamah Agung (MA) lewat putusan kasasi telah mengetuk vonis bebas untuk dua terdakwa yakni Johannes Rettob dan Silvy Herawati.
"Perkara ini dibebaskan oleh Mahkamah Agung. Karena perkara ini bebas, sesuai UU Nomor 20 kalau ada TPPU itu harus ada tindak pidana asal, namun perkara ini sudah dibebaskan berarti beliau tidak terbukti korupsi. Kalau kita tindak lanjuti itu percuma, karena tidak ada bukti." tutur Ulie kepada wartawan, Jumat (16/8).
- Ini Penyebab Helikopter Jatuh di Bali, Begini Kondisi Penumpang
- Diserang KKB Dekat Kantor Bupati Intan Jaya, Satu Prajurit TNI dan Warga Sipil Tertembak
- Kisah Letkol Atang Sendjaja, Prajurit Kebanggan Jawa Barat yang Namanya Dijadikan Lapangan Terbang di Bogor
- Penjelasan Bawaslu Kabar Helikopter Anies Dilarang Mendarat di Tuban: Tak Ada Laporan akan Landing
Hal itu sempat disampaikannya saat menerima Albert Pabika, perwakilan pengunjuk rasa dan beberapa rekannya saat menggelar aksi demonstrasi di Kejagung, Jakarta Selatan, pada Selasa, 13 Agustus 2024.
Ulie menyatakan, sesuai undang-undang Nomor 20 bahwa TPPU baru bisa kembali ditindaklanjuti jika pidana asalnya telah terbukti secara hukum.
Senada dengan itu, Guru Besar Ilmu Hukum Program Pascasarjana UKI, Mompang Lycurgus Panggabean menegaskan, indikasi TPPU baru dapat diusut jika tindak pidana asalnya terbukti secara hukum.
âKalau tindak pidana asal (dugaan korupsi pengadaan pesawat dan helikopter) tidak terbukti, bagaimana bisa dikatakan ada TPPU,â kata Mompang.
Praktisi Hukum Abubakar Refra menambahkan, tindakan massa yang melakukan demonstrasi di Kejagung dinilanya menjadi salah satu dinamika politik mendekati kontestasi Pilkada 2024.
âBiarkan saja itu dinamika di tengah masyarakat. Kalau demo seperti itu nanti bisa juga diajukan sebagai fitnah, kalau dianggap itu melakukan fitnah kepada Pak Rettob bisa laporkan kembali,â ujar Mompang.
Sebelumnya, Mahkamah Agung (MA) RI memutus perkara kasasi dugaan korupsi pengadaan pesawat Cessna Grand Caravan C 208 B EX dan Helikopter Airbus H 125 milik Pemkab Mimika. Adapun dua terdakwa dalam kasus tersebut adalah Johannes Rettob dan Silvi Herawaty.
Berdasarkan laman resmi MA, tertera majelis hakim menolak kasasi yang diajukan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Negeri Mimika.
âAmar putusan: Tolak Kasasi Penuntut Umum,â bunyi informasi perkara dalam laman website MA.
Adapun putusan tersebut telah dibacakan pada 20 Mei 2024 dengan majelis hakim yang memutus perkara diketuai Desnayeti dengan anggota Agustinus Purnomo Hadi dan Yohanes Priyana, serta Panitera Pengganti Edward Agus.
- Respons Santai Pramono Anung Tanggapi Elektabilitasnya Masih di Bawah RIDO
- Begini Sikap Kadin Daerah saat Muncul Dualisme Kepengurusan di Pusat
- Bertemu Jokowi di Istana, Presiden KSPSI Andi Gani Yakin Tak Ada Keppres Penggantian Ketum Kadin
- FOTO: Pameran Sayuran Raksasa di Rusia, Labu Parang Seberat 817 Kg Ini Cetak Rekor
- Bukan KASN, Laporan Pelanggaran ASN Selama Pilkada 2024 Ditangani BKN
Berita Terpopuler
-
PP Muhammadiyah Temui Jokowi, Sampaikan Terima Kasih dan Penghargaan
merdeka.com 17 Sep 2024 -
VIDEO: Kata-Kata Spontan Prabowo Terkejut Ibu Iriana Nimbrung Ikut Foto Bareng di IKN
merdeka.com 17 Sep 2024 -
Resmikan Kantor FIBA di Indonesia, Jokowi Harap Lahirkan Banyak Atlet Berprestasi
merdeka.com 17 Sep 2024 -
Jokowi Tegaskan Bukan Ekspor Pasir Laut yang Dibuka, Tapi Sedimen
merdeka.com 17 Sep 2024 -
Jokowi Minta Masalah Kadin Diselesaikan di Internal: Jangan Bola Panasnya Disorong ke Saya
merdeka.com 17 Sep 2024