Kesaksian Warga Saat Helikopter Jatuh di Kuta Selatan Bali: Sempat Terbang Rendah Lalu Ada Suara Dentuman
Helikopter terjatuh di kawasan tebing di daerah Banjar Suluban, Desa Pecatu, Kuta Selatan, Jumat (19/7) sekitar pukul 14.45 WITA.
I Wayan Agus Sudiantara (30) adalah saksi mata yang melihat langsung detik-detik terjatuhnya helikopter yang membawa lima penumpang di kawasan Banjar Suluban, Desa Pecatu, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Provinsi Bali.
Tumpling, begitu sapaan akrab I Wayan Agus Sudiantara mengatakan, jarak lokasi jatuhnya helikopter itu dengan rumahnya sekitar 100 meter. Saat kejadian, dia sedang berbincang dengan kakaknya di rumah.
Sekitar 15 menit di depan rumah, dia melihat helikopter terbang dari arah timur dengan jarak terbang cukup rendah.
"Saya melihat helikopter terbang dari arah timur jarak terbang cukup pendek. Saya kaget, melihat heli akan mendarat di sebelah rumah karena di sana ada lahan kosong. Apakah heli ini mendarat dengan urgensi atau ada sesuatu yang kita tidak bisa lihat," kata dia, kepada para wartawan, Sabtu (20/7) dini hari.
"Kebetulan juga setelah heli mau mendarat, tiba-tiba dia putar balik ke arah kanan. Heli langsung mendarat dan kebentur dengan tebing. Paman saya bilang kok tiba-tiba ada heli yang mau mendarat di sini. Saya jawab enggak mungkin tapi terjadi itu dan menabrak tebing," imbuhnya.
Dia menyampaikan, awalnya helikopter tersebut terbang dalam kecepatan tinggi dan mulai menurun dengan kecepatan sedang. Setelah itu kecepatan terbang helikopter tersebut mulai tidak terkontrol, berputar, dan langsung jatuh.
"Kecepatan sedang. Awalnya lumayan tinggi, setelah itu mulai sedang (turun) terus memutar balik dan langsung jatuh," jelasnya.
Selain itu, saat helikopter jatuh terdengar suara yang sangat keras seperti dentuman tapi bukan suara ledakan.
"Suaranya keras sekali. Iya (kayak dentuman). Kalau suara ledakan nggak ada sih tapi agak keras. Sekitar 100 meter lokasi (jatuhnya) dekat sekali dengan rumah saya. Tiba-tiba kok heli (terbang) agak nikung. Masak mau mendarat di sini nggak ada tempatnya, mustahil," jelasnya.
Melihat kejadian tersebut, Tumpling pun kaget dan berteriak menyampaikan kepada warga lainnya ada helikopter jatuh. Dia bersama sekitar 10 warga kemudian mendatangi lokasi kejadian. Saat itu, terlihat ada lima orang korban di helikopter tersebut.
"Setelah itu, saya kaget saya langsung samperin ke lokasi setelah itu sama warga. Saya lihat heli uda dibawah ada sekitar lima orang, plus pilot, terus keadaan satu orang luka di bagian tangan kanan, satunya parah yang bule itu," ungkapnya.
Selanjutnya, saat di lokasi dia melihat seorang warga asing yang meminta tolong kepada warga agar menyelamatkan suaminya yang masih ada di dalam helikopter.
"Yang saya tahu istri bule sudah keluar teriak-teriak minta tolong, tolong suami saya. Kami pun membantu mereka untuk mengeluarkan mereka dari dalam kabin," ujarnya.
Dia juga menyatakan, dirinya dan sejumlah warga awalnya ketakutan untuk menolong para korban karena khawatir helikopter meledak. Sebab, helikopter sempat mengeluarkan asap dan bau bahan bakar.
"Terus terang saya sedikit takut kalau meledak. Ada bau (bahan bakar) terus keluar asap sedikit-sedikit. Mesinnya sudah mati, saya juga teriak matikan dulu mesinnya. Kita cari aman juga biar nggak terjadi yang lebih berat," ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, sebuah helikopter terjatuh di kawasan tebing di daerah Banjar Suluban, Desa Pecatu, Kuta Selatan, Jumat (19/7) sekitar pukul 14.45 WITA.
Kepala Dusun (Kasus) Banjar Suluban I Wayan Suartana mengatakan, bahwa helikopter tersebut membawa lima penumpang bersama kopilot-nya.
"Iya betul (helikopter jatuh). Korban helikopter ada lima penumpang bersama kopilot-nya kalau tidak salah, warga negara Indonesia dua orang sama kopilot-nya, orang Indonesia, dan tamu asing ada tiga orang," kata Suartana, saat dihubungi Jumat (19/7).
Sementara, korban yang mengalami luka parah ada dua orang dan sudah dilarikan ke rumah sakit.
“Yang luka parah tamu asing satu orang laki-laki, dan warga negara Indonesia satu orang," ujarnya.