Kekurangan APD, Rumah Sakit Akademik UGM Produksi Mandiri
"Dalam sehari dapat diproduksi hingga 80 face shield," papar Siswanto.
Kesulitan alat perlindungan diri (APD) bagi tim medis masih dialami beberapa rumah sakit. Salah satunya adalah Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada (RSA UGM).
Untuk mengatasi kekurangan ini, RSA UGM pun mencoba memproduksi sendiri APD yang digunakan bagi tenaga medis yang menangani pasien virus Corona. Salah satu APD yang diproduksi RSA UGM adalah pelindung wajah atau face shield.
-
Kapan UGM diresmikan? Universitas Gadjah Mada (UGM) didirikan pada 19 Desember 1949 di Yogyakarta, Indonesia.
-
Di mana UMKM di Bontang terdampak oleh pandemi Covid-19? Wabah Covid-19 pada awal tahun 2020 memberikan dampak besar terhadap sektor perkonomian Indonesia, termasuk pada UMKM Kota Bontang.
-
Apa yang dimaksud dengan UMKM? Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor penting yang turut mendukung perekonomian suatu negara.
-
Siapa dosen UGM yang ahli di bidang kecerdasan buatan? Sementara itu Ganjar Alfian lebih banyak melakukan publikasi terkait penerapan kecerdasan buatan artifisial dan Internet of Things (IoT) untuk bidang manufaktur, kesehatan, rantai pasok, dan transportasi.
-
Di mana UMR berlaku? Kita ketahui bahwa upah minimum tidak berlaku secara tunggal untuk seluruh wilayah di Indonesia. Artinya, masing-masing daerah memiliki standar upah minimum yang berbeda-beda.
-
Apa kepanjangan dari UMR? Kepanjangan UMR adalah Upah Minimum Regional. Sederhananya, UMR adalah tetapan besaran upah minimum bagi pekerja atau buruh di taraf regional.
Penanggungjawab Layanan COVID-19 RSA UGM, Siswanto, menjelaskan APD yang digunakan tenaga medis mengacu pada standar WHO. Untuk itu, RSA UGM melalui Unit Ortotik Prostetik Instalasi Rehabilitasi Medis memproduksi sendiri pelindung wajah bagi tenaga medis.
"Face Shield digunakan untuk mencegah percikan dahak, bersin, yang dapat mengenai tenaga kesehatan saat memberikan pelayanan pasien. Sehingga tenaga kesehatan akan lebih terlindung," ujar Siswanto dalam keterangan tertulisnya, Rabu (15/4).
Siswanto menerangkan biaya produksi pelindung wajah bagi tim medis ini sekitar Rp 30 ribu hingga 50 ribu per buah. Siswanto mengungkapkan alat pelindung wajah ini memakai material mika dengan ketebalan 0,5 mm. Tujuannya agar lebih tahan terhadap percikan dan plastik polypropylene tebal 2 mm untuk pondasinya.
"Sehingga lebih stabil, kuat dan mudah dibersihkan atau disterilkan. Dalam sehari dapat diproduksi hingga 80 face shield," papar Siswanto.
Baca juga:
Pemerintah Siap Produksi 16.000 APD Berstandar WHO per Hari
Presiden Jokowi Minta UMKM Pembuat Masker dan APD Diberikan Insentif Fiskal
Jokowi: Jangan Sampai Semua APD-Masker Diekspor, Kita Malah Tidak Dapat
Jokowi Ingatkan Perizinan Industri Alkes untuk Produksi APD Tidak Dipersulit
Satgas Lawan Covid-19 Pasok Ribuan APD ke RSD Wisma Atlet Kemayoran
Pemerintah Klaim Distribusikan Ribuan Rapid Tes dan APD Atasi Virus Corona