Kelakuan tak pantas penumpang pesawat bercanda bilang bawa bom
Niatan mereka hanya bercanda, tetapi sangat fatal dan tak pantas dilakukan.
Tingkah pria ini sama sekali tak pantas dilakukan di manapun. Penerbangan Maskapai Batik Air yang hendak terbang dari Bandara El Tari Kupang menuju Bandara Soekarno-Hatta Jakarta pada Sabtu (26/12) sempat tertunda karena ulahnya. Endang Hendri Susandi (28), yang merupakan penumpangnya mengatakan akan ada bom yang meledak di maskapai tersebut.
Namun setelah diselidiki, Maskapai itu dinyatakan aman dari ancaman bom. Sebab, benda yang disebut bom bukan lain hanyalah semprotan botol baygon.
Komandan Pangkalan Udara El Tari Kupang Kolonel Pnb Andi Wijaya mengatakan, setelah Endang mengaku membawa bom ke dalam pesawat, Satuan Gegana Brimob Polda NTT langsung meluncur ke Bandara El Tari Kupang untuk melakukan penyisiran ke seluruh badan pesawat.
"Tim Gegana tidak menemukan adanya bom di pesawat tersebut. Pria asal Sukabumi, Jawa Barat yang mengaku bekerja sebagai anak buah kapal (ABK) itu, sedang dalam proses interogasi oleh otoritas keamanan bandara," kata dia.
Andri memaparkan, pria yang mengaku membawa bom itu sudah ditahan oleh aparat keamanan bandara bersama dua orang rekannya yakni Febby Maulana Akbar, serta Heri Iskandar. Diketahui mereka hendak berlibur di kampung halamannya di Sukabumi, Jawa Barat.
"Dari hasil pemeriksaan sementara, Endang bersama dua orang rekannya hanya membawa baygon semprot. Karena diperiksa terus menerus oleh pihak keamanan bandara, salah seorang rekannya langsung menyebut bom," ujar dia seperti dilansir Antara.
Ketiganya pun langsung diturunkan dari pesawat oleh pihak keamanan bandara serta diamankan oleh pihak Polda NTT untuk diinterogasi lebih lanjut.
"Ketiga pria tersebut saat ini kami proses dan melakukan pemeriksaan lebih lanjut lagi terkait motif dari mengapa salah seorang temannya mengeluarkan bahasa bom, saat telah berada di atas pesawat," ujar Kapolda NTT Brigjen Endang Sunjaya, Sabtu (26/12).
"Dengan adanya penangkapan ini, harap bisa menjadi pembelajaran bahwa pengucapan kata 'Bom' di atas pesawat atau ditempat keramaian biar itu hanya guyonan saja akan dikenai hukuman, dan hal ini sudah diatur dalam undang-undang penerbangan," jelasnya.
Menurut informasi yang dihimpun, peristiwa berawal saat petugas bandara menahan sebuah koper berisi cairan pembasmi serangga (baygon) dan langsung menginformasikan kepada pihak Batik Air untuk memanggil penumpang guna melaksanakan pengecekan secara manual yang disaksikan pemiliknya, akan tetapi penumpang tersebut tidak datang sampai para penumpang melaksanakan "boarding" ke pesawat.
Lantaran panggilannya tidak direspon, kemudian pihak Batik Air akhirnya memeriksa seat 10 D milik dari Endang Hendi Susandi dikarenakan bagasi masih berada di X-Ray. Pihak Batik langsung memberitahukan kepada penumpang agar turun pesawat guna membuka bagasi koper berwarna coklat yang dimiliki. Pemeriksaan barang milik Endang disaksikan sendiri olehnya, dan setelah dikeluarkan cairan pembasmi serangga, petugas kembali mempersilakan koper dibawa ke ampatermen pesawat.
Tidak berselang lama, Endang Hendi Susandi melaksanakan boarding saat naik tangga pesawat, penumpang tersebut dirinya mengatakan ke pramugari "kalau saya bawa bom gak boleh ya". Mendengar hal tersebut, pramugari melaporkan ke kapten Pilot dan meneruskan ke AVSEC maupun Lanud El Tari, kemudian Endang dan kedua temannya diamankan oleh pihak keamanan bandara.
Sementara itu, General Manejer Bandara El Tari Kupang I Gusti Ketut Gede Arnawa mengatakan masalah isu bom dalam dunia penerbangan itu adalah masalah yang dianggap sangat serius. "Dalam UU no 1 tahun 2009 juga sudah dijelaskan soal larangan tersebut, sehingga hal ini berkaitan dengan hukum," tutupnya.
Selain itu, Seorang Plt di sebuah desa bercanda saat di dalam pesawat bahwa ada granat yang dia bawa. Akibatnya pesawat Lion Air bernomor penerbangan JT 728 yang akan membawanya dari Jakarta ke Kendari, Sulawesi Tenggara sempat ditunda terbang.
Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 14.35 WIB saat penumpang tengah menyimpan di dalam bagasi kabin.
"Saya bercanda, biar cepat masukin ke dalam kabin. Saya bilang kayak ada granat saja. Saya bercanda itu kepada dua orang teman saya," ujar Anwar saat diamankan di pos keamanan terminal 1B, Bandara Soekarno-Hatta.
Dirinya tak mengetahui kalau akibat dari perkataan yang dia anggap bercanda itu membuat seisi penumpang geger. Sehingga penerbangan ditunda dan membuat pesawat diperiksa ulang.
"Sungguh saya tak tahu kalau ada larangan bercanda seperti itu," ujar pria yang mengaku Plt Kepala Desa Lamoru, Kecamatan Matauso, Sulawesi Tenggara.
Pria kelahiran Mulaeno, 2 Juni 1979 yang tinggal di Tontonunu, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara itu yang kini berpangkat golongan tiga A itu kini baru mengerti jika candaannya membuat panik penumpang lain. "Benar saya tak membawa granat, silakan periksa tas saya," ujarnya seraya menambahkan bahwa dirinya ke Jakarta untuk ikut pelatihan kepala desa.
Sementara itu, Operation and Services Eksekutive Manager Andhika Nurjaman, Sabtu (26/12) mengatakan, pihaknya terpaksa mengamankan Anwar karena candannya yang sensitif bagi dunia penerbangan. "Benar kita amankan saudara Anwar untuk kita mintai keterangan lebih lanjut karena akibat candaannya yang sensitif sehingga mengkhawatirkan seluruh awak dan penumpang," katanya.