Keluarga ingin kepastian pembebasan ABK TB Charles dari Abu Sayyaf
Proses pembebasan awak TB Charles hingga kini masih suram.
Kerabat tujuh ABK Kapal Tunda (tug boat) Charles hanya bisa menanti pembebasan dan kepulangan suami serta keluarga mereka, dari cengkeraman klan Al Habsy Misaya, salah satu faksi di kelompok Abu Sayyaf. Mereka hanya ingin masalah itu cepat selesai.
Anggota DPRD Kalimantan Timur, Siti Qomariah, Selasa (9/8) menyempatkan diri menghadiri doa bersama keluarga korban sandera ABK Charles. Sebelum pulang, Qomariah juga menyempatkan diri mendatangi posko korban sandera ABK, sekaligus mes karyawan ABK PT Rusianto Bersaudara, di Sungai Lais.
"Harapan kami Bu, semua bisa cepat selesai. Suami kami, keluarga kami, bisa pulang dengan selamat," kata istri ABK Robin Piter, Elona Rahmadani, saat menjawab pertanyaan Qomariah yang menemuinya bersama istri dan keluarga ABK lainnya.
Demikian pula disampaikan istri Ismail, Dian Megawati Ahmad. "Tidak ada memikirkan hal lainnya. Cuma itu saja (suami dan keluarga ABK Charles segera bebas)," ujar Mega, menambahkan.
Sebelum meninggalkan mes karyawan, Qomariah sempat menjawab pertanyaan wartawan. Dia memang ingin tahu lebih dekat, tentang keberadaan keluarga korban sandera. Menurut dia, pemerintah dan perusahaan berkomitmen membebaskan sandera.
Qomariah menyatakan, hasil pertemuannya bersama manajemen PT Rusianto Bersaudara dan keluarga korban ABK Charles, akan dibawa ke rapat komisi I DPRD Kalimantan Timur.
"Tentu, saya bawa ke rapat komisi I yang membidanginya, untuk menentukan sebuah sikap. Intinya bahwa selain keluarga korban, DPRD Kalimantan Timur terus memantau perkembangan terkini dari masalah ini," ungkap Qomariah.
Selama menghadiri doa bersama keluarga ABK Charles dan berbincang bersama manajemen PT Rusianto Bersaudara, menurut Qomariah tidak menyinggung perihal perkembangan terkini upaya pembebasan sandera.
"Soal uang tebusan, itu bukan ranah saya, melainkan pemerintah pusat. Ranah saya untuk menenangkan keluarga ABK. Perusahaan terus berupaya dan menjadi wewenang pemerintah pusat," sebut Qomariah.
"Harapan kuat mereka memang suami dan keluarga mereka selamat. Saya coba menyelami, bagaimana ketidakhadiran kepala rumah tangga di tengah-tengah mereka," pungkasnya.