Keluarga Korban Sesalkan Anak dan Kerabatnya Dipindah ke Sriwijaya Air yang Jatuh
Iwan menyebut, harusnya anak bungsunya, paman, bibi serta keponakan terbang menggunakan maskapai Nam Air. Tetapi dilakukan pemindahan ke Sriwijaya Air yang jatuh.
Suasana cemas dalam duka dirasakan keluarga penumpang Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di Kepulauan Seribu pada Sabtu (9/1) siang kemarin. Sampai saat ini mereka masih berharap ada keajaiban dan kabar baik dari kerabat dan keluarga yang ikut dalam penerbangan tersebut.
Namun demikian, seorang warga Pontianak menyampaikan penyesalannya atas kejadian nahas itu. Sebab, keluarganya harusnya terbang dengan pesawat Nam Air namun dialihkan ke Sriwijaya Air. Seperti diketahui Nam Air adalah salah satu maskapai yang juga miliki Sriwijaya Air.
-
Kenapa Hari Air Sedunia penting? Peringatan ini menyoroti tantangan-tantangan besar yang dihadapi dunia dalam hal krisis air, termasuk polusi air, perubahan iklim, dan ketidaksetaraan akses terhadap air bersih.
-
Siapa Aero Aswar? Aero Aswar bukanlah individu biasa; ia merupakan seorang atlet jet ski yang telah meraih banyak prestasi.
-
Kapan pesawat Thai Airways 311 jatuh? Pesawat ini melakukan penerbangan pertamanya pada 2 Oktober 1987. Awalnya beroperasi dalam maskapai Kanada Wardair dengan registrasi C-FGWD, Wardair lalu diakuisisi oleh Canadian Airlines International pada tahun 1989 dan operasi mereka terkonsolidasi dan terintegrasi di bawah panji Canadian Airlines.
-
Kapan AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 28 Desember 2014, pesawat AirAsia QZ8501 lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Singapura.
-
Kapan Hari Air Sedunia diperingati? Hari Air Sedunia adalah peringatan global yang diadakan setiap tahun pada tanggal 22 Maret untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya air bersih dan keberlanjutannya.
-
Kapan Air Terjun Nyarai terbentuk? Di sini, kamu bisa menikmati gemuruh air dan kolamnya yang terbentuk sejak ratusan tahun lalu.
"Harusnya keluarga dan anak saya menggunakan maskapai Nam Air pukul 07.00 WIB, tetapi dipindahkan pada pesawat Sriwijaya Air pukul 14.00 WIB yang mengalami musibah," kata Iwan di Sungai Raya, Kubu Raya, Kalimantan Barat. Demikian dikutip dari Antara, Minggu (10/1).
Iwan menyebut, harusnya anak bungsunya, paman, bibi serta keponakan terbang menggunakan maskapai Nam Air. Tetapi dilakukan pemindahan.
"Pihak maskapai Nam Air hingga kini belum memberikan alasan yang kuat terkait dilakukannya pemindahan jadwal dan beda maskapai tersebut," ungkapnya sedih.
Pihaknya akan mempertanyakan hal tersebut pada pihak Sriwijaya Air. Dia juga meminta pihak otoritas bandara lebih transparan menyampaikan perkembangan perkembangan proses evakuasi dan pencarian para korban untuk memudahkan pihak keluarga korban dalam mendapatkan informasi.
"Hingga saat ini kami pihak keluarga sudah diminta sampel DNA dalam memudahkan proses identifikasi nantinya," katanya.
Dalam kesempatan itu, Iwan juga meminta maskapai Sriwijaya Air untuk membuka informasi secara terbuka dalam memudahkan keluarga korban mendapatkan informasi.
Sementara itu, District Manager Sriwijaya Air Pontianak, Faisal Rahman, menyatakan siap memfasilitasi keluarga penumpang korban pesawat Sriwijaya rute Jakarta - Pontianak SJ 182 yang jatuh pada Sabtu (9/1) kemarin, untuk berangkat ke Jakarta.
Segala bentuk biaya transportasi dan akomodasi bagi keluarga korban akan ditanggung.
"Sementara bagi keluarga korban yang dari luar Kota Pontianak yang akan memantau perkembangan maka telah disiapkan hotel, dan telah dibuka grup whatsapp yang hingga kini sudah sebanyak 39 keluarga yang melaporkan dan tergabung dalam WA grup itu," ujarnya.
Baca juga:
Holding BUMN Asuransi Siap Beri Dukungan Terkait Jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182
Bupati Bogor Janji Fasilitasi Kebutuhan Keluarga Kapten Afwan Pilot Sriwijaya Air
TNI AL Serahkan Temuan Serpihan Sriwijaya Air SJ-182 ke Basarnas
Sriwijaya Air SJ-182 Jatuh, Warga Pantai Tanjung Kait Dengar Ledakan Besar saat Hujan
Sriwijaya Fasilitasi Keluarga Korban Pesawat SJ-182 yang Ingin Terbang ke Jakarta
Memantau Pencarian Serpihan Pesawat Sriwijaya Air dari Udara
Keluarga Korban Sriwijaya Air: Saya Berharap Keajaiban, Bertemu Anak dan Dua Cucu