Keluarga tak yakin Murti korban kapal tenggelam di Malaysia
Keluarga tersebut membenarkan bahwa Murti tengah berada di Malaysia.
Seorang warga asal Kabupaten Malang, Jawa Timur, dikabarkan menjadi korban dalam insiden kapal tenggelam di Johor Baru, Malaysia, menewaskan 18 warga negara Indonesia (WNI). Korban diketahui bernama Murti.
Identitas Murti terungkap lewat Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang ditemukan di tubuh korban. KTP Murti tercatat bernomor 3507295104590001 dengan alamat Dusun Sumberjabon, RT 030/RW 007, Desa Segaran, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang. Diketahui juga, korban Murti tercatat kelahiran Malang, 11 April 1959. Para korban sekarang ini berada di Rumah Sakit Sultan Ismail, Johor Bahru, Malaysia.
Salah satu keluarga di Kabupaten Malang, mengaku belum mendengar insiden kapal tenggelam tewaskan belasan WNI. Yanto (37), perwakilan keluarga itu, menuturkan bahwa nama korban itu bukan orangtuanya. Sebab, ibunya bernama Murtini bukan Murti.
"Kami masih belum mendengar masalah itu, baru dari Anda (wartawan)," kata Yanto (37) di rumahnya, Rabu (27/1).
Mendapat kabar itu, Yanto langsung menghubungi rekan ibunya di Malaysia. Dia menghubungi seseorang bernama Lina. Namun yang bersangkutan juga tidak bisa memberi kepastian. Lina hanya menjelaskan kalau memang ada peristiwa kapal tenggelam.
"Soal kapal tenggelam memang ada, tetapi kapal itu hendak pulang dari Johor menuju Batam," kata Yanto menirukan Lina.
Yanto sempat mendesak Lina untuk mendapatkan kepastian. Jika memang ibunya menjadi salah satu korban, keluarganya ikhlas atas kejadia itu.
"Jangan ditutup-tutupi Mbak (Lina), kalau ibu saya harus meninggal, saya pasrah. Omongno ae sing sakbenere (Sampaikan saja apa yang sebenarnya) Mbak?" ujar Yanto menirukan lagi.
Tetapi Lina, katanya, tetap menjelaskan kalau berita itu tidak benar. Justru Lina mengatakan kalau Murtini tengah mendapatkan masalah dengan imigrasi terkait paspornya.
"Katanya selama tiga minggu ini, ibu saya ditahan imigrasi karena masalah itu," ungkap Yanto. Meski begitu, bungsu dua bersaudara ini masih belum percaya dengan penjelasan Lina, sepanjang belum bisa berbicara langsung dengan ibunya.
Murtini terakhir pulang September 2015, karena putranya meninggal dunia. Selama sekitar 2 bulan berkumpul keluarga, sebelum kemudian berangkat kembali ke Malaysia. Murtini diperkirakan baru bertolak ke Malaysia sepekan lalu. Yanto menambahkan, Murtini merantau ke Malaysia sejak 20 tahun terakhir sebagai pengusaha katering.
Kepala Dusun Sumberjabon, Abdurrahman, mengharapkan adanya penjelasan resmi mengenai data korban. Kabar yang diperoleh hingga sekarang ini masih sumir, belum 100 persen bisa diyakini kebenarannya.
"Kemungkinan bisa saja kesalahan data. Karena nama Murti sesuai data (yang beredar) berjenis kelamin laki-laki," kata Abdurrahman.