Kemarahan Menteri Yohana dan janji bakal kawal kasus Yuyun
"Kalau terbukti ada pembiaran sehingga anak-anak melakukan kejahatan berat maka orangtua pelaku bisa dituntut," ujarnya
Kasus pemerkosaan sekaligus pembunuhan terhadap YY, gadis berusia 14 tahun di Bengkulu menyulut amarah publik. Tak terkecuali amarah Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Yohana Susana Yembise.
Menteri Yohana geram dan mengutuk perbuatan keji keempat belas pria tak bermoral tersebut. Mendengar adanya kasus tragis tersebut menteri asal tanah Papua bergegas terbang ke Bengkulu menemui keluarga korban dan berjanji terus mengawal proses hukum bagi para tersangka.
Dengan tegas, Yohana juga minta para legislasi yang berkewenangan melakukan revisi undang-undang kekerasan terhadap anak agar bisa memperberat hukuman. Sejauh ini, hukuman yang diberikan terhadap pelaku dianggap terlalu ringan dan dikhawatirkan tidak akan menimbulkan efek jera.
"UU PPA dan kekerasan seksual itu perlu direvisi kembali. Karena banyak kasus yang seperti ini tetapi hukumannya maksimal 10 tahun penjara," kata Menteri Yohana di kantor Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak di Jakarta Pusat, Rabu, (4/5).
Saking geramnya Yohana, dalam kasus YY, sudah seharusnya para pelaku dijatuhi hukuman mati. Sebab nyawa seseorang yang mati sama berharganya dengan orang yang masih hidup.
"Nah ini sangat memprihatinkan. Apa bedanya dengan nyawa yang masih hidup dengan yang sudah mati? Padahal sama berharganya," ucap Yohana.
Yohanna tidak hanya geram terhadap pelaku yang kebanyakan masih dibawah umur. Dia juga menyoroti dan mempertanyakan tanggung jawab orang tua pelaku.
Dia menilai dalam kasus ini orang tua para pelaku dinilai lalai sehingga melakukan perbuatan jahat bahkan menghilangkan nyawa seseorang.
"Kalau terbukti ada pembiaran sehingga anak-anak mereka melakukan kejahatan berat maka orangtua pelaku bisa dituntut penjara tiga tahun dan denda Rp 72 juta," ujarnya di Bengkulu, seperti dikutip dari Antara (5/5).
Diketahui, tujuh dari 12 orang tersangka yang sudah ditangkap polisi masih berstatus anak-anak dengan usia 17 tahun ke bawah. Dalam Undang-Undang Perlindungan Anak, para pelaku yang masih di bawah umur hanya dituntut penjara maksimal 10 tahun.
Polisi sudah menangkap 12 dari 14 orang tersangka pelaku pemerkosaan dan pembunuhan tersebut. Dalam sidang di Pengadilan Negeri Curup pada Selasa (3/5), jaksa menuntut 10 tahun penjara terhadap tujuh tersangka yang masih berstatus anak-anak.
Kepala Kejaksaan Negeri Curup, Eko Hening Wardhono usai persidangan mengatakan ketujuh tersangka ini dituntut atas pelanggaran pasal 80 ayat 3 dan pasal 81 ayat 1 junto pasal 76d UU nomor 35 tahun 2014, tentang Perlindungan Anak.
Tujuh orang tersangka yang masih berstatus anak-anak yaitu D alias J (17), A (17), FS (17), S (17), DI (17)EG (16) dan S (16). Sedangkan lima orang tersangka lainnya TW (19) alias Sk (19), Bb (20), Fs (19), Zl (23) belum di sidang. Sementara dua orang tersangka lainnya masih buron.
Baca juga:
4 Alasan kejahatan seksual anak harus dihukum kebiri
Tak boleh lagi ada perkosaan di negeri berideologi Pancasila
Panja perlindungan anak minta pemerintah keluarkan Perppu
Negara harus beri perlindungan terhadap perempuan dan anak
Wali kelas sebut Yuyun pelajar berprestasi dan suka membantu
-
Apa peran Yakob Sayuri di Timnas Indonesia? Pemain Kunci Ketidakhadiran Yakob Sayuri dan Yance Sayuri di Timnas Indonesia tentunya sangat disayangkan. Keduanya memiliki potensi untuk memberikan kontribusi besar bagi tim yang dilatih oleh Shin Tae-yong. Terutama, Yakob Sayuri memiliki peran yang sangat signifikan.
-
Apa tindakan yang diambil terhadap Yan Wisnu Prajoko terkait kasus Dokter Risma? Terbaru, Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Undip Yan Wisnu Prajoko diberhentikan sementara dari aktivitas klinis di Rumah Sakit Kariadi Semarang. Dirut RS Kariadi menerbitkan surat keputusan penghentian sementara Wisnu agar ia bisa berfokus dalam investigasi kasus kematian Dokter Risma.
-
Kapan Kurniawan Dwi Yulianto lahir? Kelahiran Kurniawan Dwi Yulianto 13 Juli 1976
-
Siapa saja yang terlibat dalam kasus perampasan lahan yang dimenangkan Darmawan Yusuf? Keduanya merupakan pemilik resmi lahan tersebut. Berkat Darmawan, Majelis Hakim PN Sibolga pun menolak gugatan Pemkot Sibolga.
-
Apa saja yang dilakukan SYL terkait dugaan kasus pemerasan? Dalam kasus dugaan korupsi di lingkungan Kementan, SYL didakwa melakukan pemerasan atau menerima gratifikasi dengan total Rp44,5 miliar. Pemerasan dilakukan SYL bersama Sekretaris Jenderal Kementan periode 2021-2023 Kasdi Subagyono serta Direktur Alat dan Mesin Pertanian Kementan (pada tahun 2023) Muhammad Hatta, yang juga menjadi terdakwa dalam kasus itu. Keduanya merupakan koordinator pengumpulan uang dari para pejabat eselon I dan jajarannya, antara lain, untuk membayarkan kebutuhan pribadi SYL maupun keluarganya.
-
Kapan Yulia Zubir mulai sibuk sejak suaminya menjabat? Selama ini Yulia Zubir bekerja sebagai dokter di kementerian kesehatan. Namun, belakangan ini sejak sang suami menjabat Plt Gubernur Kaltim, Yulis punya segudang kegiatan salah satunya sebagai ketua tim penggerak PKK.