Kemarau Panjang, 62 Desa di Demak Susah Cari Air Bersih
Wilayah Kabupaten Demak yang mengalami krisis air bersih semakin luas. Tidak kurang 62 desa telah mengalami kondisi itu.
Wilayah Kabupaten Demak yang mengalami krisis air bersih semakin luas. Tidak kurang 62 desa telah mengalami kondisi itu.
Kemarau Panjang, 62 Desa di Demak Susah Cari Air Bersih
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Demak mencatat ada tambahan empat kecamatan yang diperkirakan mengalami kekeringan.
"Sebelumnya hanya 58 desa yang diprediksi alami kesusahan air bersih, tercatat per Agustus ini meningkat hingga 62 desa. Empat yang bertambah di Kecamatan Mranggen, Kecamatan Dempet, Kecamatan Kebunagung, Kecamatan Wedung, dan Kecamatan Demak kota."
Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan Logistik dan Peralatan BPBD Demak Suprapto, Senin (28/8).
- Bali Siaga Kekeringan Selama 14 Hari, Waspada Krisis Air Bersih & Karhutla
- Krisis Air Bersih Meluas, 37 dari 40 Kecamatan di Kabupaten Bogor Terdampak
- Kekeringan akibat El Nino Picu Krisis Air Bersih di Serang, Pasokan Air Hanya Andalkan 1 Truk Tangki
- Waspada Krisis Air, Kapasitas Air Baku Turun 60 Persen Imbas Kemarau Panjang
Beberapa kecamatan saat ini masuk kategori rawan krisi air bersih. Kecamatan Wedung masuk kategori paling rawan kekeringan di tahun 2023.
"Karena Kecamatan Wedung sendiri pamsimasnya dari PDAM (perusahaan daerah air minum) sudah mengalami asin," ungkapnya.
Berdasarkan informasi dari Badan Meteologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), kemarau masih berlanjut hingga bulan September dan bahkan bisa sampai Oktober. Pihaknya pun berharap kemarau cepat berakhir agar jumlah desa yang terdampak tak semakin meluas.
"Mudah-mudahan tidak terjadi seperti itu (semakin panjang kemaraunya)," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, musim kemarau di Jawa Tengah (Jateng) yang tak kunjung usai membuat stok ketersediaan air bersih di Kabupaten Demak mulai menepis. Akibatnya, pemerintah setempat harus mengonfirmasi daerah yang benar-benar membutuhkan air.
Pihaknya pun berhadap adanya sumbangan air bersih agar bisa diperbantukan untuk pendistribusian kepada daerah yang membutuhkan.
"Untuk menyuplai, kami akan melihat dan memastikan kondisi dari keberadaan air kami. Karena sampai saat ini tinggal 197 tangki yang berada di BPBD, anggaran dari APBD," kata Suprapto.