Kemen PPPA Harap Kematian Anak karena Pembelajaran Daring Tak Terulang
Kemen PPPA melalui Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Lebak mengawal proses penyelidikan dilakukan polisi terkait penyebab orang tua korban tega melakukan aksi tersebut.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) turut turun tangan menyelidiki kematian bocah perempuan setelah dianiaya ibunda karena sulit belajar online.
Kemen PPPA melalui Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Lebak mengawal proses penyelidikan dilakukan polisi terkait penyebab orang tua korban tega melakukan aksi tersebut.
-
Kapan Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Timur mengunjungi Kabupaten Trenggalek untuk belajar tentang praktik baik pencegahan pernikahan anak? Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Timur, memilih Trenggalek sebagai rumah rujukan belajar praktik baik yang di selenggarakan pada tanggal 1 Agustus 2023 di Kabupaten Trenggalek.
-
Bagaimana Kementan mendorong para Petani Muda? Program dari Kementan untuk regenerasi petani ini bukan hanya berjalan di level pendidikan dan pelatihan tetapi juga langsung kepada penerima manfaat program pertanian pemerintah di berbagai daerah.
-
Di mana program pemberdayaan UMKM perempuan ini akan diterapkan? ada acara ini juga diumumkan dua provinsi yang akan mendapatkan program pemberdayaan khusus untuk perempuan pengusaha yakni Lampung dan Jawa Barat.
-
Siapa yang akan mendapatkan perlindungan dari anak perempuan? Setiap orang tua yang dikaruniai anak perempuan patut berbahagia. Pasalnya, hadirnya anak perempuan bisa menjadi pelindung di akhirat dari api neraka. Hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam sebuah hadis, artinya:“Siapa yang diuji dengan kehadiran anak perempuan, maka anak itu akan menjadi pelindung baginya di neraka”. (HR Ahmad).
-
Siapa saja yang terlibat dalam program Kementan untuk para Petani Muda? Kuntoro menegaskan program-program yang ada di Kementerian Pertanian melalui kegiatan penyiapan regenerasi petani sudah banyak menyentuh anak muda Indonesia dan harus di masifkan terus.
-
Bagaimana Tari Legong Tri Sakti mengimplementasikan pola kehidupan kekinian perempuan? Dijelaskannya, Tari Legong Tri Sakti sendiri mengimplementasikan pola kehidupan kekinian perempuan sebagai pribadi tangguh, memiliki kemerdekaan ruang berkreasi untuk tampil mandiri, lembut dan tegas dalam perawatan kasih sayang, namun tetap berpegang pada tradisi adat dan agama.
"Untuk saat ini dalam proses penyidikan, jadi enggak bisa ikut campur. Di awal kami dari Kementerian akan cek dengan pemerintah daerah setempat (P2TP2A) juga sudah ikut terlibat dan membuat laporan dengan kami," kata Deputi Bidang Perlindungan Anak Kemen PPPA Nahar saat dihubungi merdeka.com, Rabu (16/9).
Nahar berharap kasus serupa tak terulang. Menurut dia, guna mengantisipasi kekerasan terhadap anak selama sistem pembelajaran jarak jauh atau daring Kemen PPPA telah berkoordiasi dengan Kemendikbud dan beberapa kementerian lain.
Nahar menjelaskan, koordinasi itu salah satunya dengan menyusun kebijakan regulasi terkait pola asuh anak. Selain itu juga ada diskusi mengenai protokol pengasuhan dan penanganan kekerasan.
"Sudah dikomunikasikan dengan Kemendikbud, beberapa hal yang kami waspadai. Ini kan kasus kejadiannya tidak terlaporkan, lapor polisi sebagai alibi dan dengan gerak cepat kepolisian akhirnya mengungkap ada persoalan di rumah. Bisa jadi ini posisi anak lagi belajar, kedua mungkin pada saat melakukan kekerasan ada faktor pemicu lain atau tidak, sehingga anak jadi bahan pelampiasan ini yang terus didalami sehingga tahu polanya," kata dia.
Kementerian PPPA menghimbau untuk orangtua, sekolah, dan guru untuk lebih sering melakukan pemantauan selama proses belajar di rumah. Dia mengatakan, ketika di sekolah tatap muka, orang tua yang mengawasi karena tidak menutup adanya kekerasan di sekolah.
Sebaliknya, imbuh dia, untuk kondisi saat ini, guru diingatkan untuk mengecek kondisi anak-anaknya selama di rumah, misalnya seminggu sekali melakukan semacam evaluasi bagaimana kesulitan dan persoalan dihadapi siswa ketika belajar di rumah.
Catatan KPAI
Sementara itu, Komisioner KPAI Bidang Pendidikan, Retno Listyarti mengungkapkan kesabaran orang tua memberikan bimbingan belajar di rumah selama pandemi Covid-19 menjadi modal utama agar anak tetap semangat dalam belajar. Dia mengatakan, jika selama proses belajar di rumah anak mengalami kekerasan fisik dan psikis malah mempersulit memahami pelajaran.
KPAI mengingatkan para orangtua dan guru agar selalu membangun komunikasi selama kegiatan belajar daring. KPAI juga meminta agar jangan memberikan tugas yang terlalu berat kepada anak khususnya anak SD kelas 1-3 yang mungkin saja baru belajar membaca dan belajar memahami bacaan.
"Kekerasan bukan hanya selama PJJ pastilah ada seperti ditunjukan juga oleh survey KPAI pada Juni lalu dengan responden anak sebanyak 2.500-an. Namun bukan melulu soal PJJ. Kalau dorongan untuk evaluasi perbaikan PJJ fase dua sudah disampaikan kepada Kemendikbud dan Kemenag untuk meringankan beban para guru, orangtua, dan siswa selama PJJ secara online,” ujar Retno.
Survei KPAI PADA 8-14 Juni 2020 dengan responden anak sebanyak 25.164 orang menunjukan bahwa terjadi kekerasan psikis dan fisik selama pandemi terhadap anak dengan pelaku dari keluarga terdekat seperti ayah, ibu, kakak/adik, saudara lainnya, kakek/nenek, asisten rumah tangga.
KPAI mencatat beberapa bentuk kekerasan fisik terhadap anak selama pandemi diantaranya dicubit (23%), dipukul (9%), dijewer (9%), dijambak (6%), ditampar (3%), bahkan diinjak (2%). Sedangkan kekerasan psikis dimarahi (56%), dibandingkan dengan anak lain (34%), dibentak (23%), diancam (4%).
Retno menambahkan permasalahan tidak hanya dilatarbelakangi oleh kondisi psikologi dan masalah ekonomi orang tua si anak, tetapi juga pada guru, sekolah, dan dinas pendidikan untuk tidak terlalu berat memberi tugas kepada siswanya, harus disesuaikan dengan kondisi anak dan psikolog anak didik.
"Penggratisan internet dan penyederhanaan kurikulum untuk meringankan beban guru, orang tua, siswa dalam PJJ online. Itu yang paling diperlukan meringankan beban itu, kalau beban berkurang stress akan menurun, sehingga diharapkan tidak ada lagi kekerasan," tandasnya.
Reporter Magang: Febby Curie Kurniawan