Kemen PPPA Minta Keluarga dan Tetangga Anak Korban Konten Porno Beri Perhatian Khusus
Unit Pelaksana Teknis di Daerah, mendampingi para korban selain dari sisi fisik dan psikisnya juga pendampingan hukum dan psikososial terhadap para korban.
Rini menerangkan saat ini para anak korban kekerasan tersebut, sudah mulai terbuka untuk berkomunikasi.
- Ternyata Ini Penyebab Perempuan dan Anak Rentan Jadi Korban Perdagangan Orang
- Produksi Konten Porno Anak Kecil, Pelaku Awalnya Beri Hadiah dan Kenalan dengan Keluarga Korban
- Polisi Ringkus Lima Pembuat Konten Porno Anak Jaringan Internasional
- Video Porno Pelajar SMA Tulungagung Tersebar, Polisi Menduga Penyebarnya Mantan Korban
Kemen PPPA Minta Keluarga dan Tetangga Anak Korban Konten Porno Beri Perhatian Khusus
Delapan anak korban konten pornografi jaringan internasional dipastikan telah mendapat pendampingan kesehatan fisik dan psikis dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA).
Plh Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian PPPA, Rini Handayani menerangkan, penanganan anak sebagai korban dari tindak pidana seksual tersebut dilakukan secara komprehensif.
"Penanganan anak saat ini, terkait penanganan psikososial yang dilakukan teman-teman UPTD daerah (Kota Tangerang) sebagai memastikan penangananya secara komprehensif," ujar Rini Handayani, Plh Deputi Bidang Perlindungan Khusus Anak Kementerian PPPA, di Tangerang.
Menurutnya, Unit Pelaksana Teknis di Daerah, mendampingi para korban selain dari sisi fisik dan psikisnya juga pendampingan hukum dan psikososial terhadap para korban. Dengan melibatkan Unit Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Tangerang, pekerja sosial, dan Lembaga Perlindungan Anak (LPA).
"Mudah-mudahan, nanti kita bisa melakukan pendekatan kepada anak itu yang memang perlu dilakukan rehabilitasi," kata Rini.
Rini, juga mengajak pihak keluarga dan orang terdekat serta lingkungan tempat tinggal korban juga menaruh perhatian khusus, pada para korban anak dalam kasus pornografi ini.
Rini menerangkan saat ini para anak korban kekerasan tersebut, sudah mulai terbuka untuk berkomunikasi.
"Kondisi anak saat ini kita lihat sudah berani berkomunikasi, terkait kronologis kasus itu. Tapi memang ada faktor-faktor kesehatan, kemudian aspek sosial. Dan ini perlu kita berikan perhatian khusus," jelas Rini.
Pihaknya juga menegaskan dengan munculnya kasus tersebut, pemerintah akan memberikan perhatian khusus dan menginstruksikan agar seluruh pihak terkait bersama-sama untuk menuntaskan permasalahan tersebut.
"Regulasi kita sudah perkuat, tapi hanya memang harus terdeliver dengan menaikan secara utuh. Mulai menangani dari sisi hulu sampai hilir atas kasus ini," jelasnya.
Sebelumnya, polisi meringkus lima pelaku kasus konten pornografi dan perdagangan anak jaringan internasional.
Aksinya terungkap setelah Kepolisian dihubungi oleh Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI).