Kemendes PDTT kerahkan Pendamping Desa bantu pengungsi Gunung Agung
Selain membantu pihak Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam pengumpulan data bencana, para pendamping juga turun langsung membantu mengumpulkan berbagai jenis bantuan yang dibutuhkan para pengungsi.
Pendamping Desa dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) di Provinsi Bali mengambil langkah aktif membantu para pengungsi akibat meningkatnya intensitas kegempaan Gunung Agung.
Selain membantu pihak Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam pengumpulan data bencana, para pendamping juga turun langsung membantu mengumpulkan berbagai jenis bantuan yang dibutuhkan para pengungsi.
-
Kapan Gunung Semeru erupsi? "Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Senin, 6 Mei 2024 pukul 05.43 WIB dengan tinggi kolom letusan teramati sekitar 700 meter di atas puncak atau sekitar 4.376 mdpl," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru Mukdas Sofian, Senin (6/5).
-
Kapan Gunung Tangkuban Perahu dikabarkan erupsi? Beredar sebuah video di media sosial Facebook yang mengandung narasi bahwa Gunung Tangkuban Perahu yang berada di Bandung, Jawa Barat, mengalami erupsi pada tanggal 11 Juni 2024 lalu.
-
Di mana letak Gunung Semeru yang mengalami erupsi? Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur mengalami erupsi dengan tinggi letusan teramati 600 meter di atas puncak atau 4.276 meter di atas permukaan laut (mdpl) pada Rabu.
-
Bagaimana bukti bahwa Gunung Tangkuban Perahu mengalami erupsi? PenelusuranCek Fakta merdeka.com melakukan penelusuran melalui Google Image dan menemukan bahwa video yang beredar merupakan video yang diunggah oleh akun Youtube Imam Budiman pada tanggal 27 Juli 2019.
-
Kenapa Gunung Agung di Bali dikeramatkan? Gunung Agung merupakan gunung yang dikeramatkan warga Bali, karena ada banyak pantangan yang harus dipatuhi ketika akan mendaki.
-
Bagaimana cara BPPTKG mengamati aktivitas Gunung Merapi? Kepala BPPTKG Yogyakarta, Agus Budi Santoso, mengatakan bahwa berdasarkan pengamatan selama enam jam, lava pijar mengalir ke arah barat daya atau ke arah Kali Bebeng.
"Kami menggerakkan para pendamping desa di wilayah Bali ini untuk bergerak membantu saudara-saudara yang sedang kesulitan. Kami kumpulkan makanan, obat-obatan, selimut, juga pakaian. Kami juga menghibur anak-anak di pengungsian agar mereka tidak trauma," ujar Koordinator Provinsi Program Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat (P3MD) Provinsi Bali, Kadek Suardika di Denpasar, Senin (25/9).
Suardika menambahkan, setidaknya sudah lebih dari 15.000 pengungsi yang tersebar di beberapa wilayah, yakni Buleleng, Klungkung, Gianyar, Kota Denpasar, Badung, Karangasem, dan Bangli.
Para pendamping turun langsung ke lapangan mengingat banyak desa dampingan mereka yang juga diimbau untuk segera mengungsi. Logistik untuk pengungsi mereka kumpulkan secara kolektif berdasarkan inisiatif pendamping desa maupun mengumpulkan donasi dari masyarakat.
"Upaya tanggap darurat bencana kami juga lakukan. Kami terus berkoordinasi dengan pemerintah desa yang terkena dampak dari intensitas kegempaan Gunung Agung yang semakin tinggi. Untuk sementara ini, ada sekitar 500 Kepala Keluarga (KK) yang kami fasilitasi," lanjutnya.
Fasilitasi tersebut, lanjut Suardika, yakni mencarikan tempat pengungsian sementara. Para pendamping desa mengupayakan dua opsi, yakni singgah sementara di rumah warga atau singgah di posko utama. Selain fasilitasi tersebut, para pendamping desa juga menyiapkan skema penguatan kesiapsiagaan bencana di masa yang akan datang.
Suardika mengungkapkan, kesulitan yang dihadapi pemerintah desa saat ini adalah aspek administratif dalam menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) untuk situasi tanggap darurat bencana. Salah satu contohnya adalah upaya mencukupi kebutuhan logistik para pengungsi.
"Para pendamping desa dan perbekel (kepala desa) sepakat untuk menyampaikan permintaan adanya surat keputusan bupati yang memberikan ruang kepada desa agar bisa menggunakan APBDesa untuk penanganan bencana. Ini adalah rencana jangka panjang sebagai bentuk antisipasi untuk kondisi seperti saat ini," ujarnya.
Aktivitas kegempaan Gunung Agung yang terus meningkat membuat masyarakat desa di sekitar kaki gunung harus mengungsi ke tempat yang lebih aman. Warga yang tinggal dalam radius 12 kilometer diminta meninggalkan rumah dan ternaknya. Dalam jangkauan tersebut, terdapat 31 desa yang harus dikosongkan. BNPB mencatat, per Minggu (24/09) pukul 12.00 WITA terdapat 34.931 jiwa yang mengungsi. Pos pengungsi tersebar di 238 titik.
(mdk/hrs)