Kemenkes Bentuk Covid Board, 1 Dokter Spesialis Bawahi 10 Dokter Umum
Memperbolehkan bagi perawat untuk langsung bertugas di Rumah Sakit (RS) tanpa harus menunggu surat tanda registrasi (STR) Perawat.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terus melakukan upaya-upaya penanggulangan Covid-19, salah satunya melakukan penambahan terhadap tenaga kesehatan (nakes) guna mencukupi kebutuhan perawatan bagi pasien Covid-19.
Jubir vaksinasi Covid-19 dr. Siti Nadia Tarmizi menyampaikan jika rencana penambahan jumlah nakes, salah satunya memperbolehkan bagi perawat untuk langsung bertugas di Rumah Sakit (RS) tanpa harus menunggu surat tanda registrasi (STR) Perawat. Hal itu dilakukan, karena beberapa RS yang masih mampu menambah ruang tetapi kekurangan perawat.
-
Kenapa Pemilu di Indonesia penting? Partisipasi warga negara dalam Pemilu sangat penting, karena hal ini menunjukkan dukungan dan kepercayaan terhadap sistem demokrasi yang berlaku.
-
Kenapa KEK Singhasari penting? KEK Singhasari berkonsentrasi pada platform ekonomi digital untuk bersinergi dengan perkembangan antara bisnis pariwisata dan ekonomi digital.
-
Siapa cawapres termuda di Indonesia? Gibran Rakabuming Raka dan Prabowo Subianto sementara ini menjadi pemenang Pilpres versi quick count. Gibran Rakabuming Raka dan Prabowo Subianto sementara ini menjadi pemenang Pilpres versi quick count. Hal ini membuat Gibran menjadi Wakil Presiden termuda sepanjang sejarah Indonesia.
-
Kapan Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Siapa yang menyatakan kekagumannya terhadap kemajuan peternakan di Indonesia? Sementara itu, Wael W. M Halawa salah satu peserta pelatihan menyampaikan kekagumannya dengan kemajuan dunia peternakan di Indonesia.
"Relaksasi regulasi untuk surat tanda registrasi bagi para perawat dan mencukupi kebutuhan para relawan," kata Siti saat diskusi virtual yang digelar Alenia.id, Jumat (19/2).
Selain itu, lanjut Siti, Kemenkes juga telah merancang strategi dalam rangka pemenuhan dokter bagi pasien Covid-19. Dengan menjalankan program Covid Board guna memenuhi kebutuhan dokter, terutama dokter spesialis.
"Membentuk covid board dimana 1 orang dokter spesialis akan menjadi supervisior 10 dokter umum supaya bisa menjadi dokter penanggung jawab pasien," jelasnya.
Siti menambahkan dengan dilibatkannya dokter umum yang turut diawasi oleh seorang dokter spesialis. Diharapkan hal itu bisa mencukupi rasio antara kebutuhan pasien dan dokter spesialis.
"Tentunya nanti akan memenuhi rasio kebutuhan pasien dengan dokter yang tentunya merawatnya," katanya.
Nantinya para dokter umum akan ditunjuk menjadi dokter penanggung jawab pasien (DPJP) dibawah bimbingan serta pengawasan dari satu dokter spesialis yang bakal mengawasi kinerja dari 10 dokter umum sebagai DPJP.
Selain itu, dalam pemaparannya Kemenkes juga telah menerjukan 15.560 relawan tenaga kesehatan, nusantara sehat, dan internship. Dengan perincian 8.022 dokter umum, 53 dokter spesialis, 2.037 perawat, dan 5.448 tenaga kesehatan lainnya.
Menkes Paparkan Rencana Covid Board Dengan DPR
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengakui kekurangan tenaga kesehatan untuk menghadapi Covid-19. Budi punya strategi untuk mengatur keperluan tenaga perawat dan dokter spesialis.
Untuk kekurangan perawat, Kemenkes akan memperbolehkan perawat yang baru lulus pendidikan untuk segera bertugas. Surat tanda registrasi perawat yang diperlukan untuk bertugas bisa ditunda lebih dahulu.
"Jadi yang sudah lulus sekolah tak perlu ambil sertifikat tanda registrasi dahulu bisa langsung bekerja," ujar Budi dalam rapat dengan Komisi IX DPR RI, Selasa (12/1).
Budi mengatakan, dokter spesialis juga kekurangan. Ia mengatakan, saat ini dibutuhkan dokter spesialis paru, dokter spesialis anestesi, serta spesialis penyakit dalam.
Untuk menanggulangi masalah ini, Budi membentuk Covid Board di masing-masing RS. Tujuannya untuk melatih dokter umum. Agar para dokter umum diberikan pelatihan dokter spesialis.
"Hasil diskusi kami di dalam kami akan bentuk Covid Board di masing-masing RS sehingga dokter umum bisa dilatih untuk memerankan peran tadi. Jadi tidak usah kita hentikan layanan karena tidak ada dokter spesialis," kata Budi.
Baca juga:
Update 19 Februari: Kasus Covid-19 Bertambah 10.614, Pasien Sembuh 10.783
19 Februari, Jawa Barat Sumbang Kasus Positif Covid-19 Tertinggi
Penelitian Israel: Suntikan Pertama Vaksin Pfizer-BioNTech 85 Persen Efektif
470 Santri di Tasikmalaya Negatif Covid-19 Dipulangkan ke Orang Tua
Pemulihan Pariwisata Imbas Pandemi Tak Bisa Cuma dengan Digitalisasi
Penelitian Jepang: Antibodi Virus Corona Bertahan 3-6 Bulan