Kemenkes: Pusing, Mual dan Lapar Reaksi Wajar Pasca Vaksinasi Covid-19
Namun, Kementerian Kesehatan tetap mengingatkan jika gejala semakin serius, warga diimbau untuk segera mendatangi fasilitas kesehatan guna observasi lebih lanjut pasca vaksinasi.
Kementerian Kesehatan secara aktif mengonfirmasikan tentang efek samping dari vaksinasi Covid-19. Disebutkan bahwa reaksi efek samping akan berbeda-beda setiap orang.
Kendati demikian, banyak warga yang telah mendapat vaksin merasa beberapa gejala seperti pusing, mual, dan terus merasa lapar.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Siapa yang memimpin aksi demo petani Kendeng saat pandemi COVID-19? Aksi demo petani Kendeng kembali dilakukan saat pandemi COVID-19. Kala itu mereka menolak aktivitas penambangan yang dianggap berpotensi merusak lingkungan.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Apa gejala Covid Pirola? Mengenai gejala yang ditimbulkan akibat infeksi Pirola, diketahui belum ada gejala yang spesifik seperti disampaikan ahli virologi dari Johns Hopkins University, Andrew Pekosz, dilansir dari Liputan 6.Namun, tetap saja ada tanda-tanda yang patut untuk Anda waspadai terkait persebaran covid Pirola. Apabila terkena COVID-19 gejala umum yang terjadi biasanya demam, batuk, sakit tenggorokan, pilek, bersih, lelah, sakit kepala, nyeri otot serta kemampuan indera penciuman berubah, maka gejala covid Pirola adalah sakit tenggorokan, pilek atau hidung tersumbat, batuk dengan atau tanpa dahak, dan sakit kepala.
-
Kenapa bentuk kapsid virus berbeda-beda? Bentuk kapsid sangat bergantung pada jenis virusnya. Kapsid virus bisa berbentuk bulat, polihedral, heliks, atau bentuk lain yang lebih kompleks. Kapsid tersusun atas banyak kapsomer atau sub-unit protein.
-
Siapa yang dilibatkan dalam penanganan pandemi Covid-19 dalam disertasi Kombes Pol Dr. Yade Setiawan Ujung? Analisis ini menawarkan wawasan berharga tentang pentingnya kerjasama antar-sektor dan koordinasi yang efektif antara lembaga pemerintah dan non-pemerintah dalam menghadapi krisis kesehatan.
Mengutip penjelasan Kementerian Kesehatan melalui akun twitter resminya @KemenkesRI, tiga gejala tersebut merupakan hal wajar dirasakan usai mendapat suntikan vaksin.
"Ini termasuk kejadian wajar sebagai bentuk respons tubuh terhadap vaksin yang disuntikkan," demikian unggahan Kemenkes seperti dikutip merdeka.com, Rabu (7/4).
Namun, Kementerian Kesehatan tetap mengingatkan jika gejala semakin serius, warga diimbau untuk segera mendatangi fasilitas kesehatan guna observasi lebih lanjut pasca vaksinasi.
"Segera laporkan kejadiannya ke http://keamananvaksin.kemkes.go.id. atau fasilitas layanan kesehatan terdekat."
Kementerian Kesehatan pun menegaskan pemberian vaksin AstraZeneca hingga saat ini masih berlangsung dan belum ditemukan kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) yang berat usai penyuntikan vaksin AstraZeneca.
Demikian dikatakan Juru bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi.
Nadia dalam konferensi pers virtual di Jakarta pada Selasa, mengatakan bahwa AstraZeneca telah didistribusikan ke tujuh provinsi dengan yang pengiriman terbesar adalah untuk Jawa Timur dan Bali.
"Di mana sampai saat ini pemberian vaksinasi dengan menggunakan vaksin AstraZeneca masih tetap berlangsung dan tetap dijalankan dan tidak ditemukan adanya kejadian ikutan pascaimunsiasi yang berat pascapenyuntikan AstraZeneca," kata Nadia.
Dia menjelaskan dari laporan hasil uji klinis memang menyebutkan bahwa demam di atas 36 derajat Celcius, bengkak dan rasa sakit di tempat suntikan adalah beberapa gejala yang dialami sekitar satu sampai 10 persen penerima vaksin.
Namun, dia menegaskan hal itu tidak mengurangi manfaat dari vaksin AstraZeneca dan bahwa vaksin tersebut memiliki manfaat yang lebih besar dibandingkan risikonya.
Perempuan yang juga menjabat sebagai Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kemenkes itu menjelaskan bahwa saat ini banyak negara yang sedang memperebutkan kuota vaksin Covid-19.
Dia menyebut masih ada sekitar 130 negara yang masih belum bisa menyediakan vaksin Covid-19 untuk warganya.
"Sehingga kita harusnya tetap terus menyelenggarakan pelaksanaan vaksinasi ini karena kita tahu vaksin ini akan memberikan manfaat untuk kita bersama, untuk kita keluar dari pandemi Covid-19," kata Nadia.
Baca juga:
Malaysia Tetap Gunakan Vaksin Covid-19 AstraZeneca Walaupun Ada Laporan Efek Samping
PTM Bulan Juli, Baru 10 Ribu Guru di Kota Tangerang Divaksinasi Covid-19
Kadishub Jabar Tunggu Teknis Kebijakan Menhub Terkait Sosialisasi Larangan Mudik
Pemprov DKI Latih 5.500 Tenaga Kesehatan Menjadi Vaksinator
CEK FAKTA: Hoaks Situs corporate-realty.co buat Pendaftaran Vaksin Covid-19
Kendala Vaksinasi di DKI Karena Ketimpangan Jumlah Vaksinator dan Penerima Vaksin