Kemenkes Ungkap Gejala Khas Covid-19 Arcturus: Pendarahan Bagian Putih Mata
Menurut Kemenkes, tak semua pasien terpapar Covid-19 Arcturus mengalami gejala khas ini.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkap gejala khas yang dialami pasien Covid-19 subvarian Omicron XBB.1.1 atau Arcturus. Gejala tersebut berupa pendarahan pada bagian putih mata.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril mengatakan, gejala khas ini baru dilaporkan di sejumlah negara di dunia.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Siapa yang memimpin aksi demo petani Kendeng saat pandemi COVID-19? Aksi demo petani Kendeng kembali dilakukan saat pandemi COVID-19. Kala itu mereka menolak aktivitas penambangan yang dianggap berpotensi merusak lingkungan.
-
Siapa yang dilibatkan dalam penanganan pandemi Covid-19 dalam disertasi Kombes Pol Dr. Yade Setiawan Ujung? Analisis ini menawarkan wawasan berharga tentang pentingnya kerjasama antar-sektor dan koordinasi yang efektif antara lembaga pemerintah dan non-pemerintah dalam menghadapi krisis kesehatan.
-
Apa yang membuat kelelawar rentan terhadap penyebaran virus? Salah satu faktor utama yang membuat kelelawar menjadi vektor utama penyakit adalah keanekaragaman spesiesnya. Saat ini, diperkirakan ada sekitar 1.000 spesies kelelawar yang tersebar di seluruh dunia, menjadikannya salah satu ordo mamalia yang paling beragam. Keanekaragaman ini menciptakan peluang yang lebih besar bagi virus untuk bermutasi dan menginfeksi berbagai spesies kelelawar, sehingga meningkatkan kemungkinan penyebaran ke manusia.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
"Memang sebagian ada yang dilaporkan di beberapa negara, khas di putih mata ada pendarahan. Dan juga ada kotoran-kotoran atau bahasa orang Jawa belekan," jelas Syahril, Senin (17/4).
Menurut Syahril, tak semua pasien terpapar Covid-19 Arcturus mengalami gejala ini.
"Tapi tidak semua kasus. Jangan dijadikan patokan," ujarnya.
Syahril menyebut, sebagian besar pasien Covid-19 Arcturus mengalami gejala yang sama seperti varian sebelumnya. Misalnya, batuk, demam, nyeri tenggorokan, badan terasa sakit, dan nafsu makan menurun.
"Gejalnya sama," singkat Syahril.
Kasus Covid-19 Arcturus Naik jadi 7
Kementerian Kesehatan mengungkapkan kasus Covid-19 subvarian Arcturus di Indonesia meningkat. Sebelumnya hanya ada dua, kini naik menjadi tujuh kasus.
"Kasus baru Arcturus ini menjadi tujuh orang," ungkap Syahril.
Menurut Syahril, gejala yang dialami pasien terkonfirmasi Covid-19 Arcturus tergolong ringan.
"Alhamdulillah semuanya bergejala ringan," ujarnya.
Identitas 7 Pasien
Kementerian Kesehatan membeberkan identitas tujuh pasien terjangkit Covid-19 Arcturus. Dua di antara tujuh pasien sudah dinyatakan sembuh. Keduanya berinisial TSH dan NFA.
Berikut identitas tujuh pasien:
1. TSH, laki-laki (56), terdeteksi 23 Maret 2023 dengan sampel asal di RSUD Kebayoran Baru.
2. NFA, perempuan (30), terdeteksi 27 Maret 2023 dengan sampel asal di RSPI Sulianti Saroso.
3. Nicolaus Christoper Anggono (25), terdeteksi 17 Maret 2023 dengan sampel asal di Nasional Hospital Surabaya.
4. Fariska Faustina Nirwan (26), terdeteksi 10 Maret 2023 dengan sampel asal di Nasional Hospital Surabaya.
5. Jong Soek Lan (74), terdeteksi 17 April 2023 dengan sampel asal di RS Graha Kedoya Jakarta.
6. Adelaide Patricia (37), terdeteksi 4 April 2023 dengan sampel asal di Lab Genomik Solidaritas Indonesia.
7. Olga Holmayeva (26), terdeteksi 7 April 2023 dengan sampel asal di RSUD Kebayoran Baru.