Kementan Gerak Cepat Tangani Penyakit Antraks di Gunungkidul
Upaya yang dilakukan Kementan dengan mitigasi dan isolasi wilayah, serta menurunkan Tim kesehatan hewan ke lokasi untuk investigasi.
Kementan melakukan upaya mitigasi dan isolasi wilayah, serta menurunkan Tim kesehatan hewan ke lokasi
Kementan Gerak Cepat Tangani Penyakit Antraks di Gunungkidul
Kementerian Pertanian (Kementan) gerak cepat langsung melakukan penanganan penyakit zoonosis antraks yang ditemukan di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta.
This is feedMitigasi dan isolasi wilayah
Upaya yang dilakukan dengan mitigasi dan isolasi wilayah, serta menurunkan Tim kesehatan hewan ke lokasi untuk investigasi. Selain itu juga telah mendistribusikan logistik obat-obatan antibiotik, vitamin, serta cairan disinfektan sebagai perangkat utama dinas setempat dalam penanganan kasus.
- Hati-Hati, Ini 5 Penyakit yang Patut Diwaspadai Saat Musim Hujan
- Manfaat Daun Kersen untuk Kesehatan Tubuh, Ajaibnya Tanaman Seri
- Cara Polisi Menguak Tabir Kematian Ibu dan Anak di Cinere yang Jasadnya Ditemukan sudah Mengering
- Nakes Geruduk DPR Jelang Pengesahan RUU Kesehatan, Simak Pengalihan Arus Kawasan Senayan
Direktur Kesehatan Hewan Kementan, Nuryani Zaenudin mengatakan bahwa pihaknya juga langsung melakukan investigasi kasus dengan pengambilan dan pemeriksaan sempel untuk diagnosis serta komunikasi dan advice strategis. "Termasuk menghentikan lalu lintas keluar dan masuk di lokasi tertular. Sampai saat ini kasus pada ternak dan manusia terlokalisir di satu padukuhan yaitu Dukuh Jati, Desa Candirejo, Kecamatan Semanu," ujar Nuryani, Kamis (6/7/2023).
"Kami berharap kepedulian masyarakat terhadap antraks dapat terus meningkat dengan memperkuat surveilans pada area endemik dan terancam. Jadi jika ada kematian mendadak pada hewan masyarakat bisa melakukan pelaporan ke petugas terdekat untuk dilakukan penelusuran," kata Nuryani.
Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner pada Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Syamsul Ma'arif mengatakan bahwa penyakit antraks merupakan penyakit zoonosis yang mampu bertahan hingga puluhan tahun apabila hewan ternak yang terpapar tidak dilakukan penanganan yang tepat.
"Sifat bakteri antraks itu sangat berbahaya. Karena itu hewan yang terpapar tidak boleh dibuka. Kalau dibuka bakterinya bisa jadi spora dan bertahan bertahun tahun. Jadi direbus saja tidak aman karena spora bisa bertahan hingga bertahun tahun," kata Syamsul Ma'arif.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan, Imran Pambudi mengatakan bahwa dampak penyakit antraks apabila dikonsumsi manusia dapat menyebabkan kematian. Mulanya, penyakit tersebut menyerang paru-paru lalu setelahnya akan melepuh dan berujung pada kematian.
"Dampak ke manusia bila daging antraks dimakan maka akan merusak paru paru lalu melepuh. Saya mengimbau semua Puskesmas di Gunung Kidul untuk lebih waspada mengingat spora antraks bisa hinggap dimana-mana. Sejauh ini kita sudah melakukan penyidikan terpadu melalui satgas. Kemudian survei terhadap yang berisiko dan pengobatan kepada yang terpapar," jelasnya.