Kementerian LHK Pastikan Hujan Ekstrem Faktor Utama Banjir di Kalimantan Selatan
Dia menuturkan seharusnya faktor banjir di Kalimantan Selatan tidak bisa disimpulkan dari satu hal saja. Menurutnya, kondisi kemampuan hutan saat ini sudah maksimal untuk menahan air.
Direktur Perencanaan dan Evaluasi Pengendalian Daerah Aliran Sungai Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Saparis Soedarjanto mengatakan, banjir di Kalimantan Selatan faktor utamanya adalah cuaca ekstrem. Dia menuturkan hujan dengan intensitas tertinggi tersebut baru terjadi 100 tahun sekali.
"Hujan lah faktor utama yang menyebabkan banjir karena tinggi sekali. Kemudian kalau kita pakai return periode, hujan sebesar itu di daerah Kalimantan Selatan itu ternyata terjadi hampir 100 tahun sekali, jadi biasanya return period dipakai untuk menghitung bendungan biasanya perhitungan bendungan menghitung yang nilai maksimum," katanya dalam konferensi pers, Selasa (19/1).
-
Dimana saja lokasi rawan banjir di Kabupaten Banyumas? Wilayah rawan longsor di Kabupaten Banyumas, antara lain Kecamatan Sumpiuh, Kemranjen, Gumelar, Pekuncen, Lumbir, Banyumas, Ajibarang, dan Kedungbanteng. Sementara wilayah rawan banjir di antaranya Tambak, Sumpiuh, Kemranjen, Lumbir, dan Wangon,"
-
Apa yang ditemukan di Kalimantan? Sisa-sisa kuno bagian bumi yang telah lama hilang ditemukan di Kalimantan. Penemuan lempeng Bumi yang diyakini berusia 120 juta tahun.
-
Di mana banjir di Cirebon timur terjadi? Banjir di wilayah Cirebon timur ini kemudian viral di media sosial pada Rabu (6/3). Dalam video yang beredar terlihat sejumlah karyawan kesulitan mengevakuasi kendaraan roda dua miliknya yang terparkir di area pabrik.
-
Apa yang dilakukan oleh Pemkab Banyuwangi untuk mengatasi banjir di kawasan Kampung Lebak? “Rumah pompa dibangun untuk mengantisipasi banjir. Harapannya, ketika hujan deras, warga di sini tidak kebanjiran,” ungkapnya.
-
Bagaimana banjir terjadi di Kota Padang? Hujan tidak berhenti dari Kamis (13/7) malam hingga Jumat (14/7) dini hari. Saat ini air di dalam rumah sudah setinggi 7 centimeter,” tuturnya.
-
Apa yang terjadi di tengah banjir di Kebon Pala? Seekor ular muncul di tengah banjir yang merendam permukiman warga di kawasan Kebon Pala, Kampung Melayu, Jakarta, Jumat, (1/12/2023).
Dia menjelaskan durasi lamanya hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan jenuh air tanah. Sehingga tidak meresapkan air ke dalam tanah.
"Kita bisa bayangkan hujan besar, tanah jenuh, daerah relative datar. Lanskap kita kurang mampu melakukan transformasi hujan secara baik. Jadi hutan selebat apa pun di hulunya, kalau lerengnya terjal dan hulunya datar, itu juga akan tergenang," jelas Saparis.
Dia menuturkan seharusnya faktor banjir di Kalimantan Selatan tidak bisa disimpulkan dari satu hal saja. Menurutnya, kondisi kemampuan hutan saat ini sudah maksimal untuk menahan air.
"Sebenarnya hutan kita relative bagus, dan ada upaya progresif untuk rehab hutan dan lahan. Sudah ada perda revolusi hijau. Jadi sebenarnya upayanya sudah cukup lengkap dari kebijakan pusat dan daerah. Upaya rehab oleh pemegang izin pinjam pakai kawasan hutan juga sudah dipercepat," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Karliansyah menerangkan, lokasi banjir berada pada daerah aliran sungai (DAS) Barito. Dia menuturkan sebanyak 10 kabupaten terendam banjir hingga kini.
"Banjir sepanjang DAS Barito, kondisi jasa lingkungan pengatur air sudah tidak memadai sehingga tidak mampu menampung aliran air. Info di lapangan, kami hanya tahu sungai Balangan, Martapura, nah itu bagian dari sungai Barito. Ada yang masuk sub DAS, misal Balangan, kemudian ada juga yang masuk DAS Martapura," ungkapnya.
Dia menjelaskan, hal tersebut terjadi di alur DAS Barito. Khususnya Kalimantan Selatan akibat cuaca ekstrem. Pada 2020, Januari curah hujan normal yaitu 394 mm. Sedangkan pada 9-13 Januari 2021, 461 mm atau 8-9 kali lipat.
"Artinya ada 2,08 miliar meter kubik, dibandingkan kapasitas sungai normal hanya 238 juta meter kubik," terangnya.
Kemudian, Kementeri LHK juga mendapatkan hasil evaluasi sistem drainase tidak mampu mengalirkan air dengan kapasitas tersebut. Karliansyah menjelaskan, titik banjir merupakan daerah yang datar, elevasi rendah dan bermuara di laut.
"Sehingga merupakan daerah akumulasi air dengan tingkat drainase yang rendah. Ada perbedaan sangat besar antara tinggi hulu dengan hilir, sehingga pasokan air di hulu," tutupnya.
Baca juga:
Cuaca Kalsel Cerah, Warga Diimbau Tetap Waspada Banjir
CEK FAKTA: Benarkah Klaim Jokowi Soal Kalsel Terakhir Banjir Besar 50 Tahun Lalu?
Pimpinan MPR Desak Jokowi Tindak Tegas Pemilik Tambang & Kebun Sawit Penyebab Banjir
Jatam Sebut Kunci Penanganan Bencana di Kalsel Ada di Tangan Jokowi
Polda Jatim Kirim 25 Ribu Paket Bantuan untuk Korban Banjir Kalsel dan Gempa Sulbar
Jatam: Ada 814 Lubang Tambang di Kalimantan Selatan